Nonton televisi versus membaca
Orang yang lebih bahagia akan cenderung untuk bersosialisasi dan membaca koran, menurut penelitian yang dilakukan terhadap 3.000 orang dewasa dalam kurun 34 tahun, di University of Maryland. Analisa dari penelitian tersebut menyatakan bahwa menonton televisi menjadi senang atau bahagia untuk sementara saja. Sedangkan bersosialisasi dan membaca memberikan benefit yang lebih tahan lama. Disimpulkan juga dalam penelitian tersebut, menonton televisi bisa disamakan sebagai suatu adiksi.
Membaca yang berkualitas
Siapkah Anda untuk menyerap segala informasi yang Anda baca dengan sempurna? Kenali persyaratannya:
STANDAR KENYAMANAN. Pilih pencahayaan, posisi tubuh, dan suasana yang membuat Anda merasa nyaman. Anda membutuhkan penerangan yang sesuai sebab lampu yang terlalu terang akan menyebabkan mata cepat lelah. Sebaliknya, lampu yang terlalu redup malah menyulitkan membaca buku –khususnya buku yang huruf-hurufnya kecil. Posisi membaca yang paling ideal adalah duduk bersandar dengan alas yang nyaman pada punggung dan bokong. Untuk Anda yang hobi membaca sambil tertelungkup, umumnya akan merasa pegal pada leher, punggung bagian atas, pinggang, dan tangan yang menjadi penopang tubuh saat membaca. Efeknya, Anda akan jadi cepat lelah. Tapi semua tergantung kebiasaan masing-masing…
TENTUKAN TUJUAN ANDA MEMBACA. Apa yang ingin Anda dapatkan dari membaca sebuah buku? Langkah berikutnya, jadikanlah membaca sebagai kebutuhan utama. Biasakan membaca di mana dan kapan pun Anda berada. Efeknya, Anda akan terbiasa untuk mengisi waktu luang dengan membaca.
PILIH JENIS BUKU SESUAI MINAT. Cari buku yang membuat Anda tertarik untuk segera membacanya. Jangan paksakan mood Anda. Kecuali Anda memang diharuskan membaca deretan huruf dan angka yang ribet –oleh bos Anda! (Tapi itu kan pekerjaan, bung!)
JARAK PANDANG. Atur jarak antara mata dan buku sejauh 25-30 cm. Jarak yang terlalu dekat akan membuat mata cepat lelah, sedangkan jarak yang terlalu jauh akan membuat kornea mata bekerja ekstra keras. Akhirnya, Anda sulit berkonsentrasi.
TINGGALKAN JEJAK. Berilah tanda, highlighter, garis bawah, atau catatan kecil, untuk menandakan kata demi kata dalam bagian isi buku yang Anda anggap penting. Hal ini bisa membantu menguatkan daya ingat akan isi bacaan, dan tentu saja memudahkan ketika suatu saat Anda ingin kembali pada bagian tersebut.
MOMEN TERBAIK. Untuk membaca berkualitas, lakukan saat kondisi tubuh dan otak Anda sedang dalam keadaan terbaik –tanpa beban dan tekanan pikiran. Ketika otak dan fisik dalam situasi terbaik, maka yang Anda baca akan lebih mudah terserap.
Kembali ke bagian pertama
Kembali ke bagian kedua
Catatan: seluruh artikel adalah diambil secara langsung (menyalin/menyadur) dari sumbernya, tanpa ditambah atau dikurangi. Salut dan apresiasi adalah kredit kepada penulis aslinya. Dikarenakan bersumber dari majalah pria, maka subjek pembicaraan mengarah kepada jenis kelamin pria. Namun demikian, menurut pendapat saya, artikel ini bisa dimaknai secara universal.
Orang yang lebih bahagia akan cenderung untuk bersosialisasi dan membaca koran, menurut penelitian yang dilakukan terhadap 3.000 orang dewasa dalam kurun 34 tahun, di University of Maryland. Analisa dari penelitian tersebut menyatakan bahwa menonton televisi menjadi senang atau bahagia untuk sementara saja. Sedangkan bersosialisasi dan membaca memberikan benefit yang lebih tahan lama. Disimpulkan juga dalam penelitian tersebut, menonton televisi bisa disamakan sebagai suatu adiksi.
Membaca yang berkualitas
Siapkah Anda untuk menyerap segala informasi yang Anda baca dengan sempurna? Kenali persyaratannya:
STANDAR KENYAMANAN. Pilih pencahayaan, posisi tubuh, dan suasana yang membuat Anda merasa nyaman. Anda membutuhkan penerangan yang sesuai sebab lampu yang terlalu terang akan menyebabkan mata cepat lelah. Sebaliknya, lampu yang terlalu redup malah menyulitkan membaca buku –khususnya buku yang huruf-hurufnya kecil. Posisi membaca yang paling ideal adalah duduk bersandar dengan alas yang nyaman pada punggung dan bokong. Untuk Anda yang hobi membaca sambil tertelungkup, umumnya akan merasa pegal pada leher, punggung bagian atas, pinggang, dan tangan yang menjadi penopang tubuh saat membaca. Efeknya, Anda akan jadi cepat lelah. Tapi semua tergantung kebiasaan masing-masing…
TENTUKAN TUJUAN ANDA MEMBACA. Apa yang ingin Anda dapatkan dari membaca sebuah buku? Langkah berikutnya, jadikanlah membaca sebagai kebutuhan utama. Biasakan membaca di mana dan kapan pun Anda berada. Efeknya, Anda akan terbiasa untuk mengisi waktu luang dengan membaca.
PILIH JENIS BUKU SESUAI MINAT. Cari buku yang membuat Anda tertarik untuk segera membacanya. Jangan paksakan mood Anda. Kecuali Anda memang diharuskan membaca deretan huruf dan angka yang ribet –oleh bos Anda! (Tapi itu kan pekerjaan, bung!)
JARAK PANDANG. Atur jarak antara mata dan buku sejauh 25-30 cm. Jarak yang terlalu dekat akan membuat mata cepat lelah, sedangkan jarak yang terlalu jauh akan membuat kornea mata bekerja ekstra keras. Akhirnya, Anda sulit berkonsentrasi.
TINGGALKAN JEJAK. Berilah tanda, highlighter, garis bawah, atau catatan kecil, untuk menandakan kata demi kata dalam bagian isi buku yang Anda anggap penting. Hal ini bisa membantu menguatkan daya ingat akan isi bacaan, dan tentu saja memudahkan ketika suatu saat Anda ingin kembali pada bagian tersebut.
MOMEN TERBAIK. Untuk membaca berkualitas, lakukan saat kondisi tubuh dan otak Anda sedang dalam keadaan terbaik –tanpa beban dan tekanan pikiran. Ketika otak dan fisik dalam situasi terbaik, maka yang Anda baca akan lebih mudah terserap.
Kembali ke bagian pertama
Kembali ke bagian kedua
Catatan: seluruh artikel adalah diambil secara langsung (menyalin/menyadur) dari sumbernya, tanpa ditambah atau dikurangi. Salut dan apresiasi adalah kredit kepada penulis aslinya. Dikarenakan bersumber dari majalah pria, maka subjek pembicaraan mengarah kepada jenis kelamin pria. Namun demikian, menurut pendapat saya, artikel ini bisa dimaknai secara universal.
0 komentar:
Post a Comment