Thursday, May 31, 2012

Pengarang Bulan Ini: Rina Suryakusuma

Ahhh, entah saya yang pembosan, labil, atau justru kreatif! Hmm... sepertinya lebih dekat ke kategori labil sih yaa.... hehehe.

Yapp, kali ini saya membuat rubrik baru di blog ini. Author of The Month. Pengarang Bulan Ini. Harapan saya sih, saya bisa menambah dan terus menambah koleksi bacaan dari beraneka ragam penulis. Rubrik ini juga saya harapkan dapat lebih mendekatkan seorang penulis dengan para pembaca karya-karyanya. Tentu saja, bukan perkara mudah. Kalau lah sekadar mencomot profil dan kabar sang penulis dari sana-sini mungkin gampang, ya? Tapi, lagi-lagi, saya berharap dapat memberikan sesuatu yang lebih. Misalnya, dengan mewawancarai sang penulis, membaca seluruh karyanya dalam satu bulan penuh dan membuat resensinya. Wow. Saya saja langsung bersemangat dengan ide ini. Semoga saja, teman-teman yang mampir ke sini juga dapat menikmatinya.

Nah, untuk mengawali rubrik ini, bulan Juni 2012 saya memilih Rina Suryakusuma sebagai Author of The Month edisi perdana.


Mengapa Rina? No specific reason, kecuali bahwa secara tak terduga saya menyukai karya-karyanya, meskipun mungkin tidak sampai membuat saya melayang-layang, tapi saya menikmati reka-imajinasi yang diracik oleh Rina Suryakusuma. Di samping itu, saya juga sangat bersyukur bahwa ketika saya mengontak Rina dan meminta waktu untuk wawancara online via e-mail, penulis novel Lullaby dan Lukisan Keempat ini bersedia menjawab beberapa pertanyaan yang saya ajukan. Waaahhhhh, saya sangat berbahagia sekali. Terima kasih, Rina Suryakusuma.


Baik, teman, selama bulan Juni 2012 ini, latar belakang blog juga akan menyajikan gambar yang berhubungan dengan Rina Suryakusuma sebagai Author of June 2012.


Tetap membaca, Kawan!

Resensi Novel Metropop: Stiletto Merah, Senyawa Cinta, Alasan Sentimentil by Lusiwulan

[Uncensored] Membaca karya Lusiwulan itu seumpama berhubungan intim tapi tak pernah mencapai klimaks

Rating: 2 out of 5 stars


Judul: Stiletto Merah, Senyawa Cinta, Alasan Sentimentil
Pengarang: Lusiwulan
Editor: Raya Fitrah
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Pewajah sampul: Marcel A.W
Tebal: 192 hlm
Harga: Rp38.000
Rilis: Maret 2012
ISBN: 978-979-22-8212-2

Karuna Mae menapak jalan hidup yang terjal. Berlatar belakang keluarga broken-home dan masalah finansial yang membelit, memaksanya harus berjuang menjalani hidupnya yang sulit sejak belia. Berharap dapat meraih masa depan yang lebih gemilang, Runa tetap memilih untuk kuliah sambil bekerja. Namun, permasalahan timbul soal di mana ia harus tinggal demi menghemat uang. Adalah nasib yang mempertemukannya pada Dandre dan Javin, dua bersaudara bukan kandung-bukan tiri, yang dengan sukarela mengizinkan Runa tinggal di apartemen mereka dengan biaya sewa murah.

Lagi-lagi, sang takdir memainkan peranan, ternyata Dandre jatuh cinta pada Runa, maka tak lama kemudian mereka menikah, dan kisah liku-liku rumah tangga yang penuh warna menjadi hari-hari Runa-Dandre. Tentang Javin dan persoalan asmaranya bersama Molly. Tentang Giya, adik Runa, yang meemutuskan menikahi laki-laki bule yang sepatutnya menjadi ayah mereka. Tentang Selina yang tak henti-hentinya menggoda Dandre. Juga, tentang, Malda, gadis kecil yang perlahan-lahan merebut kasih sayang Runa. Ya, Runa, selama ini tidak begitu menyukai anak kecil sehingga bahtera rumah tangganya bersama Dandre hampir roboh karena persoalan anak ini.

Sebaiknya, kamu simak sendiri bagaimana Runa menghadapi seluruh dilema kehidupannya dalam novel metropop karya terbaru Lusiwulan bertajuk Stiletto Merah, Senyawa Cinta, Alasan Sentimentil.
source: bestof.longislandpress.com

Entah mengapa, pengalaman saya membaca karya-karya Lusiwulan (seri Zizi), termasuk Stiletto Merah ini seolah seperti merasakan (maaf) berhubungan intim yang tidak pernah mencapai puncak kenikmatan. Lemas iya, tapi tak puas. Padahal segala atribut menuju puncak kenikmatan itu sudah tersedia. Hanya saja, eksekusinya yang (mungkin) kurang berhasil, sehingga saya tak pernah diantarkan menuju ke sana.

Stiletto Merah, Senyawa Cinta, Alasan Sentimentil, sebenarnya memberikan pemahaman baru tentang teori cinta. Dan, bab 1 sukses membuat saya manggut-manggut dan menerbitkan senyum ‘oh-gitu-ya?’ ketika membacanya.
Cinta berdasar filosofi pohon: cinta tunggal; cinta bercabang.
Cinta berdasar filosofi jalan 2: cinta mulus; cinta berlubang.
Cinta berdasar kejernihan: cinta murni; cinta oplosan.
(hlm. 8-9)
Bagi saya, bab awal ini seolah menjanjikan jalan cerita sebuah komedi romantis yang penuh nuansa cinta yang menggemaskan. Namun, ternyata, bagi saya, cerita dalam novel ini masih kurang begitu menggoda.

source: aminrukaini.com

Oh, jangan salah paham. Dalam soal urusan, ahem, s-e-x, novel ini menyuguhkan beragam gaya. Pokoknya, sedikit-sedikit, teori-teori yang dikemukakan ujung-ujungnya ya ke tiga huruf tersebut. Si perempuan jealous karena merasa si laki-laki ‘terpikat’ seorang janda muda nan seksihhh, lalu membuat perangkap ‘ranjang’ untuk membuktikan bahwa si laki-laki masih menjadi milik si perempuan itu seorang. Yah, semacam itulah. Meskipun, tentu saja, novel ini tidak sampai sejauh itu menjelaskan bagaimana pergulatan badan di atas ranjang. Oh! Oh!
Seluruh pakaian telah kutanggalkan. Sashimi dan sushi yang kubeli tadi kutata di atas tubuhku, mulai dari tubuh bawah, menjejerkannya dengan rapi di paha, lalu di atas perut dan dada.
(hlm. 56)
Soal jalan ceritanya sendiri sebenarnya cukup berwarna, yang kesemuanya diikat dalam benang merah ‘ketidaksiapan’ Runa untuk mendapat anugerah anak dan ‘ketakutan’ akan kehilangan suami tercinta jika anak tak segera masuk dalam rumah tangga mereka. Kegamangan menentukan pilihan inilah yang menjadi jalan panjang nan berliku yang diangkat Lusiwulan dalam novelnya ini.

Jika ditanya, apa sih yang sebenarnya kurang dari novel ini? Lagi-lagi akan saya katakan soal eksekusinya. Serupa menggoreng tahu isi. Luarnya masih mentah, nyatanya taoge dan bihun di dalamnya sudah gosong. Maksudnya, novel ini sudah menyuguhkan begitu banyak menu camilan untuk mendukung menu utama, mulai dari kisah si adik ipar dengan pasangannya, kisah keluarga mertua angkatnya, kisah adiknya yang menikah dengan laki-laki bule, kisah panti asuhan dan segala perniknya, serta kisah-kisah sahabat-sahabatnya, namun kisah-kisah tersebut seolah kurang menghidupkan cerita utama. Jujur, saya sendiri bingung mencari kekuatan dari novel ini, selain hanya pamer teori-teori cinta yang ‘oh-ternyata-gitu-toh!’ dan juga teori feminisme, salah satunya tentang penis envy yang dicetuskan Sigmund Freud (hlm. 84).

Ngomong-ngomong, apakah Lusiwulan ini sebelumnya berkecimpung di dunia penulisan cerpen? Oh, tidak, saya tentu tak akan men-judge apa-apa. Hanya saja, saya pernah mendengar seorang pakar ‘sastra’ yang menjelaskan tentang fenomena cerpenis yang terjun menjadi novelis. Bahwa cerpen yang pendek memiliki ‘napas’ yang pendek dan bisa mengakhiri cerita dengan segera, sedangkan seorang novelis membutuhkan ‘napas’ yang panjang mengingat novel memang harus bercerita lebih panjang ketimbang cerpen. Nah, saya merasa begitu juga ketika membaca novel ini. Bab demi bab-nya terkadang terlalu pendek seperti kehabisan ‘napas’ maka harus dihentikan di saat itu, lalu dimulai bab baru dengan napas baru.

Baiklah, dari segi cetakan. Hmm-hmm. Masih terlampau banyak typo-nya. Saya pengen berkomentar soal judul, tapi sebaiknya saya tahan saja. Bisa saja judul dibuat sedemikian rupa untuk mendapatkan nilai estetika yang diharapkan. Langsung saja ke catatan typo dalamnya saja:
(hlm. 39) Diakhir = Di akhir
(hlm. 42) perusaahaan = perusahaan
(hlm. 44) pecinta = pencinta
(hlm. 46) kanan, kiri dan belakang = kanan, kiri, dan belakang
(hlm. 51) Satu, dua atau tiga = Satu, dua, atau tiga (dan masih banyak yang sejenis)
(hlm. 66) “peristiwa langka’ = “peristiwa langka”
(hlm. 74) dengan si asisten dosen itu pacarku berhasil = ambigu
(hlm. 99) perlombaan lebih efisiensi = efisien
((hlm. 100) menayakan = menanyakan
(hlm. 105) kumpu-kumpul = kumpul-kumpul
(hlm. 112) pria tampan berusia yang kutebak berusia sekitar
(hlm. 114) mengendalikannya seseorang
(hlm. 114) ses-eorang = penggalan yang kurang enak
(hlm. 129) Tasya = Tasy
(hlm. 130) bersamangat = bersemangat
(hlm. 143) menggangu = mengganggu
(hlm. 144) kerjasama = kerja sama
(hlm. 145) mak comblang = makcomblang
(hlm. 149) diperbaharui = diperbarui
(hlm. 150) tentram = tenteram
(hlm. 153) mengangetkan = mengagetkan
(hlm. 154) alat pada mungil yang = ambigu
(hlm. 154) kulangi = kuulangi
(hlm. 154) tanggungjawab = tanggung jawab
(hlm. 156) mencelos = mencelus
(hlm. 156) semata-mana = semata-mata
(hlm. 157) si dia menolehkan dan memelototiku = ambigu
(hlm. 168) mengganggap = menganggap
Quote of the book: “Ada orang yang seumur hidupnya tidak tahu apakah dia bahagia atau tidak, yang penting hanya menjalani hidup (hlm. 161)

Secara keseluruhan, saya kurang terhanyut oleh teori Stiletto Merah, Senyawa Cinta, atau pelbagai Alasan Sentimentil yang diracik oleh Lusiwulan. Bagi saya, dua bintang saja yang saya sematkan pada novel metropop ini.


Selamat membaca, Kawan!

PS: resensi ini merupakan materi posting bareng Blogger Buku Indonesia (si Bebi) yang kali ini dengan tema, “Buku Terbitan Gramedia Pustaka Utama.”

Monday, May 28, 2012

Perangkat Membaca Saya: Penanda Typo

Ayo, berantas typo!!!

Beberapa teman dekat sudah mafhum bahwasanya ketika membaca saya memang menyukai mendaftar temuan-temuan salah ketik/salah tulis/salah tanda baca/janggal dalam suatu buku. Tentu saja, kejanggalan menurut saya, yang perlu dikonfirmasi ulang juga.

Tidak serta merta saya menikmati aktivitas ini. Ketika saya mulai gemar membaca, saya masih abai dengan adanya pelbagai kejanggalan teknis cetakan tersebut. Bahkan, saya baru tahu bahwa kejanggalan semacam itu dinamakan typo adalah beberapa waktu lalu, ketika saya sudah gabung-aktif menjadi anggota komunitas Goodreads Indonesia dan bertemu dengan banyak pembaca yang meskipun tidak begitu terganggu tetap saja merasa risih dengan adanya typo.

Niatan awal saya sih hanya sekadar sebagai pengingat bagi siapa pun yang terlibat dalam penerbitan suatu buku agar lebih baik pada penerbitan selanjutnya. Juga, dikarenakan sebuah buku dapat menjadi sarana pembelajaran dalam hal berbahasa, buku yang bersih-typo diharapkan dapat menghindarkan terjadinya salah kutip dan atau salah penggunaan bagi siapa pun. Kalau dalam fantasi saya, malah terlintas di benak bahwa ada/tiada typo bisa menjadi salah satu pertimbangan sebuah buku dimenangkan dalam suatu kompetisi penulisan/awarding. Asyik kan, jikalau suatu buku yang begitu memesona ceritanya juga didukung teknis cetakan yang sempurna?


Nah, saya sering memberikan daftar (hampir) lengkap temuan typo dalam suatu buku, berikut halamannya. Tentu saja, saya tidak dapat menghafal luar kepala tentang letak typo-typo tersebut. Sebagai alat bantu penanda typo saya menggunakan post-it. Sebelum menggunakan post-it, saya tak segan melipat halaman yang ada typo-nya, lalu tersadarlah saya, saya telah merusak buku koleksi saya sendiri. Kemudian saya beralih dengan metode mencatatnya dalam suatu kertas/buku tulis. Namun, hal tersebut menjadi tidak praktis karena saya harus membawa pula kertas/buku tulis/bolpoin terus ke mana-mana, mengingat saya juga suka membawa buku yang sedang saya baca ke mana pun.

Dan, sudah beberapa waktu belakangan ini, saya menggunakan post-it yang dari bahan mika/plastik. Awalnya pakai yang berbahan kertas, nyatanya malah gampang lepas dan mudah tertekuk. Untunglah, ketika beberapa kali mampir ke toko buku, dan mencari alternatif lain jenis post-it, saya pun menemukan post-it berbahan mika, saya memilihnya. Dan, memang lebih baik. Masalahnya, beberapa waktu ini, dari 4 toko buku yang saya biasa datangi, saya tidak lagi dengan mudah menemukan post-it transparan yang saya inginkan. Eh, kemarin ketika ikut hadir dalam bincang buku "Perkara Mengirim Senja: a tribute to Seno Gumira Ajidarma" yang diselenggarakan oleh Goodreads Indonesia di toko buku TMBookstore Depok Town Square, saya menemukan post-it favorit saya. Tak tanggung-tanggung, saya langsung memborong 6 buah! Yayyyyyyyyyy......






Sedang Dibaca: One Last Chance
Oiya, saat ini saya sedang membaca novel metropop keluaran terbaru berjudul One Last Chance karya Stephanie Zen. Sejauh ini sih, novelnya kocak nan menggemaskan, meskipun pada beberapa hal, sepertinya agak 'nanggung', tapi saya baru sampai halaman 100-an lebih dari total 287 halaman, jadi saya tak akan menilai lebih jauh sebelum menuntaskannya.


Baik, mari membaca, Kawan!

Monday, May 21, 2012

#KuisSelingan - Metropop Giveaway

#KuisSelingan :::metropop-giveaway:::


Diwarnai dengan naik-turunnya semangat, 22 hari kerja sudah terlewati untuk Kuis Siapa Cepat Dia Dapat yang saya host di akun twitter @fiksimetropop. Segala upaya saya arahkan agar #KuisSCDD dapat berlangsung dengan baik, meskipun tak jarang ada juga halangan yang musti saya hadapi. Namun, secara umum, sampai dengan saat ini saya berbahagia telah menyelenggarakannya.

Niatan awal saya menyelenggarakan #KuisSCDD adalah untuk berbagi buku-buku yang telah saya miliki tapi tidak ingin saya koleksi. Buku-buku itu ada yang masih baru dan tersegel, tetapi ada juga yang sudah terbuka, agak menguning, bersampul, atau agak terlipat karena sudah saya baca. Selama #KuisSCDD berlangsung, saya sering mendapatkan feedback soal penyelenggaraannya. Saya pun beberapa kali merasa nggak enak dengan teman-teman yang rajin ikut tapi selalu “hampir” berhasil dan nyatanya memang kalah cepat...:)

Nah, untuk memberikan selingan dari #KuisSCDD yang mungkin menimbulkan kekesalan atau kesebalan karena selalu kalah cepat, kali ini saya ingin mengadakan another giveaway yang tidak perlu beradu cepat. Lalu, bagaimana caranya?

Caranya mudah saja kok. berikut adalah beberapa rule dalam #KuisSelingan ini:
 
1. Kuis diselenggarakan melalui media twitter, facebook, dan blog. Dengan demikian, kamu sudah harus follow @fiksimetropop di twitter, nge-like page Novel Metropop di facebook, atau follow blog metropop-lover ini. Bisa pilih salah satu saja atau ketiganya, karena nama kamu akan diikutkan dalam seleksi berdasarkan media yang kamu pakai. Misalnya, kamu melakukan ketiganya, maka namamu akan ada dalam daftar sebanyak tiga kali;

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan;

3. Khusus yang mengikuti #KuisSelingan langsung di blog ini, harus menyertakan alamat email yang paling sering kamu gunakan untuk konfirmasi pemenang;

4. Apabila kamu terpilih dan tidak membalas email/DM/message konfirmasi selama 2x24jam maka hadiah akan dialihkan ke peserta yang lain;

5. Mengikuti #KuisSelingan pada periode 23 – 30 Mei 2012, #KuisSelingan ditutup pada tanggal 30 Mei 2012 pukul 24.00.

6. Sebutkan juga novel pilihanmu ya, pada tiap jawabanmu, dan kamu boleh saja memilih keduanya, tapi dengan media berbeda, misal di twitter kamu pilih buku 1, di facebook buku 2, di blog buku 1. It's up to you. Tapi, satu orang yang sama hanya akan dipilih satu kali, jadi dua novel ini benar-benar untuk 2 orang yang berbeda.

Nggak ribet, kan? Nah, untuk pertanyaannya adalah:
“Menurut kamu typo itu ganggu nggak sih? Menurut kamu berapa jumlah typo dalam suatu novel yang masih bisa kamu toleransi?”

Nah, kamu bisa menjawab pertanyaannya dengan format sebagai berikut:
 
Twitter: #KuisSelingan{spasi}Nama{spasi}Jawaban{spasi}@fiksimetropop. Kamu bisa menjawab dengan panjang maksimal 5x tweets. Satu akun twitter hanya akan dihitung satu peserta.

Facebook: langsung tulis jawaban kamu di wall fanpage Novel Metropop, dan tambahkan #KuisSelingan pada jawabanmu. Satu akun facebook hanya akan dihitung satu peserta, meskipun menulis jawaban berkali-kali.

http://metropop-lover.blogspot.com: langsung saja tulis jawabanmu di kotak komentar di postingan ini. Satu identitas komentar hanya akan dihitung satu peserta. Ingat untuk mencantumkan alamat email kamu.

Hadiahnya? Disediakan masing-masing satu buah novel berikut untuk 2 orang yang beruntung.

1. I For You by Orizuka
http://orizuka.com/books/i-for-you/

2. One Last Chance by Stephanie Zen

www.gramediapustakautama.com



Yang berminat, silakan mencoba, dan semoga beruntung.

Metropop Terbaru: Tuan Besar (sekuel Nyonya Besar) by Threes Emir

Yang ini saya hanya ingin membagi informasinya saja, mengingat saya tidak akan membeli buku ini. Mungkin suatu saat saya akan membacanya (pinjaman/hibahan) dan membuat resensinya di sini. Namun, untuk saat ini, saya membulatkan tekad untuk tidak menambahkannya dalam lemari buku saya, karena saya tidak begitu menyukai buku semi-non-fiksi begini.

Baiklah, berikut adalah sampul dan sinopsis metropop terbaru karya Threes Emir berjudul Tuan Besar yang merupakan seri kedua dari bukunya sebelumnya yaitu Nyonya Besar.

courtesy: www.gramediapustakautama.com
Harga: Rp40.000

... dari pengarang "Nyonya Besar"

Siapakah yang layak disebut atau menyebut dirinya Tuan Besar? Rasanya siapa pun boleh karena banyak sekali tipe Tuan Besar.

Ada Tuan Besar yang masya Allah beratnya 95 kg gara-gara tidak bisa mengontrol makanan. Ada juga Tuan Besar yang tidak senang bergaul dengan yang seumurnya tetapi memilih yang berumur dua puluhan. Bahkan ada pula yang sudah merasa menjadi Tuan Besar, walaupun pada kenyataannya belum.

Jangan heran, ada pula Tuan Besar yang cepat terbuai rayuan dan baru menyadarinya setelah segalanya terlambat. Namun, ada juga Tuan Besar yang cintanya pada pasangannya sungguh mengharukan dan patut ditiru.

Ah, jangan-jangan Anda salah satu dari Tuan Besar yang ada di buku ini!




Selamat membaca, Kawan!