Wednesday, May 27, 2015

[Resensi Novel Metropop] In A Blue Moon by Ilana Tan

Kau mungkin tak sempurna, tapi kau sempurna untukku...

“Apakah kau masih membenciku?”
“Aku heran kau merasa perlu bertanya.”


Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu—oh, bukan!—melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu kini ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh kakeknya yang suka ikut campur.

Lucas mendekati Sophie bukan karena perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Juga karena ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu. Dan, kadang-kadang—ini sangat jarang terjadi, tentu saja—kakeknya bisa mengambil keputusan yang sangat tepat.

Judul: In A Blue Moon
Pengarang: Ilana Tan
Penyunting: Hetih Rusli
Pewajah sampul: Kitty Felicia Ramadhani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 320 hlm
Rilis: April 2015 (cetakan ke2)
Harga: Rp70.000
ISBN: 978-602-03-1462-4

https://www.goodreads.com/book/show/25053346-in-a-blue-moon?ac=1

Surprisingly, saya suka. Hahaha. Well, sebagai seseorang yang dikenal penyuka novel-novel berlabel Metropop, saya sendiri agak terasing karena tidak selalu menyukai novel-novel karya Ilana Tan, secara Ilana Tan ini bisa dibilang Ratu Metropop. Novel-novelnya selalu laris manis dan digemari banyak pembaca Indonesia. Dari karyanya terdahulu saya baru menyatakan suka pada Winter in Tokyo dan Sunshine Becomes You, selebihnya biasa saja.

Kembali ke novel terbaru Ilana Tan bertajuk In a Blue Moon ini, saya merasa tulisan Ilana Tan berkembang cukup signifikan dan menjadi semakin enak dibaca. Gaya tulisannya yang khas dengan menempatkan sorot ke masing-masing tokoh, meskipun menggunakan sudut pandang orang ketiga, sudah cukup rapi dan smooth ketika terjadi pergantian adegan dan peran. Tak seperti di Winter in Tokyo yang saya protes karena ada tokoh tak signifikan yang mendadak tampil, di In a Blue Moon, hal tersebut tidak terjadi. Saya tetap difokuskan pada Sophie Wilson dan Lucas Ford. Tokoh-tokoh lainnya berhasil tampil sebagai pemeran pendukung dan cameo yang pas. Tidak ada yang tiba-tiba menyerobot mengambil lampu sorot.



Friday, May 22, 2015

[Buku Baru] Istana di Atas Pasir by Bey Tobing

Baru kelar in A Blue Moon-nya Ilana Tan, sepertinya novel berkover nuansa jam pasir ini menggoda sekali untuk dibeli dan dibaca. Belum pernah dengar nama Bey Tobing sebelumnya, tapi enggak mau berspekulasi juga bahwa ini novel debutnya. Siapa tahu, kan, sebelum 'menclok' di GPU, pernah nulis di mana gitu. *hanya asumsi*
Mahar seratus juta telah meruntuhkan fondasi cinta Ivan dan Amara yang telah mereka coba bangun selama tiga tahun terakhir. Mereka berpisah, meninggalkan semua kenangan manis dan menutupnya menjadi lembaran masa lalu.

Amara mengikuti keinginan sang ibu untuk menikahi Adrik, lelaki sempurna berjabatan tinggi yang bergelimang harta. Semua berjalan sesuai yang diimpikan sang ibu, pada awalnya. Hingga Amara mulai menyadari betapa rapuh rumah tangganya.

Bertahun-tahun lewat, Amara tak sengaja bertemu kembali dengan Ivan. Semua telah berubah, kecuali rasa yang masih mewarnai hati keduanya.

Namun, apakah rasa itu cukup untuk membuat cinta menemukan jalannya?

Atau mereka harus mempertahankan istana mereka masing-masing, yang dibangun di atas pasir?

https://www.goodreads.com/book/show/25574301-istana-di-atas-pasir?ac=1



Tuesday, May 19, 2015

[Tips] Periksa Naskahmu Sendiri

Hai, tweemans. Ada yang suka menulis? Sudah pernah mengirim tulisan ke penerbit? Gimana, gimana? Cerita dong, sudah sampai tahap mana naskahmu? Sudah masuk tahapan editing? Lagi revisi? Atau malah baru tahap penilaian awal? Tenang, setiap tahapan butuh waktu, kan? Jadi, sabar saja, ya.

Berapa kali kamu menyempatkan diri untuk memeriksa kembali tulisanmu sebelum dengan mantap mengirim naskahmu ke penerbit? Pernah, kan? Jangan bilang enggak pernah. APAHHH??? Enggak pernah periksa lagi naskahmu? Oh, TIDAK! Tolong, jangan bilang begitu. Kamu mesti-wajib-harus-bin-kudu ngecek lagi naskahmu. Biar apa? Biar secara teknis tulisan naskahmu sudah bagus. Dengan begitu, Tim Penerbit dijamin tidak "sakit mata" ketika membaca naskahmu pada kesempatan pertama. Perkara cerita, plot, karakter para tokoh, dan lain sebagainya akan diperhitungkan ketika naskah sudah resmi masuk tahapan penyuntingan, yang artinya kamu sudah mendapat kepastian naskahmu diterima dan dianggap layak untuk diterbitkan.

Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi tips bagaimana cara memeriksa aksara (proofread) naskahmu sekali lagi. Sebelumnya, silakan cek dulu chirpstory terkait #proofreading ini yang pernah di-tweet Mbak Windy Ariestanty di akun Twitter pribadinya, @windyariestanty.

Chirpstory: How to Proofread Your Story by Windy Ariestanty



Sunday, May 10, 2015

[Baca Bareng Minjul] Not A Perfect Wedding by Asri Tahir

Hai, tweemans!

#BacaBarengMinjul di akun Twitter @fiksimetropop kembali hadir. Kali ini, novel debutan Asri Tahir @as_sharliz, berjudul Not A Perfect Wedding yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo yang akan dibaca-bareng mulai Senin (11/5) sampai dengan Sabtu (16/5). Setelah digelar #KuisCariTeman beberapa waktu lalu, terpilih dua orang tweemans yang akan menemani saya membaca novel ini, yakni Nurina Sumarmanto @KendengPanali dan April @aprlboanarges.


Buat kalian yang kebetulan punya atau ngebet pengin baca Not A Perfect Wedding, yuk ikutan baca novel ini. Silakan menge-tweet progress atau kesan-kesan selama membacanya dengan menyertakan tagar #NAPW. Akan ada hadiah kece buat di-giveaway. Bisa jadi contoh suvenir pernikahan nih:


Nanti, di salah satu hari dari periode baca bareng akan ada #livetweet bareng Asri Tahir untuk membahas tuntas novel ini termasuk kebiasaan menulisnya. Tungguin, ya!
Raina Winatama: Di hari pernikahanku, aku kehilangan mempelaiku. Bukan karena dia melarikan diri. Tapi dia pergi untuk selamanya.

Prakarsa Dwi Rahardi : Di hari pernikahanku, aku kehilangan mempelaiku. Bukan karena dia melarikan diri. Tapi aku harus pergi untuk selamanya.

Pramudya Eka Rahardi : Di hari pernikahan adikku, aku harus menjadi mempelai laki-laki. Menjalankan sebuah pernikahan yang harusnya dilakukan oleh adikku, Prakarsa Dwi Rahardi.

Editor’s Note
Pernikahan yang indah adalah impian setiap orang di dunia ini. Tapi bagaimana jadinya kalau akhirnya Anda harus menikah dengan orang yang sebelumnya bahkan tidak pernah Anda temui?

Not A Perfect Wedding menghadirkan fakta bahwa belajar mencintai adalah satu-satunya cara. Tidak ada yang tidak mungkin. Ketulusan seseorang akan mengalahkan kekerasan hati, ketulusan dan cinta akan membalut luka dan menyembuhkannya. Not A Perfect Wedding akan menunjukkan caranya bagi pembaca.

Ikutan #BacaBarengMinjul edisi #NAPW by Asri Tahir, 11 s.d. 16 Mei 2015, yukkk...

Saturday, May 9, 2015

Selamat 11 Tahun Teenlit GPU!!!

Wow, sudah sebelas tahun, ya, sejak kali pertama Teenlit diterbitkan? Tentu bukan rentang waktu yang singkat, ya. Dan, pengalaman juga membuktikan, novel-novel berlatar dunia remaja khas Teenlit masih terus ada dan dierbitkan oleh GPU. Dan, terutama, masih terus digemari pembaca remaja (ataupun non remaja) Indonesia.

Ini testimoni saya untuk 11 tahun keberadaan Teenlit di tengah dunia perbukuan tanah air, yang disertakan dalam kumpulan cerpen 11 Jejak Cinta yang baru saja diterbitkan untuk merayakan hari lahirnya Teenlit:


Kita semua pasti pernah melewati masa-masa remaja. Semua keceriaan khas darah muda. Semua kegalauan masa kanak-kanak yang harus segera ditinggalkan. Keluarga. Sahabat. Dan, cinta. Bahkan, tujuh warna pelangi tak akan sanggup mengalahkan perpaduan jutaan warna pada masa-masa remaja.

Semua hal baru kadang membingungkan. Butuh ada yang memandu untuk mencari jalan atau mungkin sekadar teman jalan untuk tersasar-tapi-menyenangkan. Teman baru mungkin belum bisa diandalkan. Pacar baru, apalagi. Sama-sama dalam perjalanan yang tak terduga nan mendebarkan. Bisa jadi, di ujung lorong kelas ada kakak senior yang siap menggencet. Sedang, di tikungan dekat UKS ada saingan yang masih berusaha merebut pacar barumu. Lalu, di belokan tepat dekat kantin, ada sahabat yang ternyata menikammu dari belakang, menyebarkan gosip yang tak benar tentangmu.

Apa pun bisa terjadi di dunia remaja. Dan, pengetahuan tentang kehidupan yang masih terbatas bisa jadi mengacaukan pikiran. But, hey… beruntunglah, kini ada Teenlit. Sedih, pengin nangis, senang, pengin ketawa, ada Teenlit yang menemanimu. Kisah-kisah yang tersaji dalam novel Teenlit sangat mungkin membantumu melalui beragam kebingungan menghadapi masa remajamu.

Saya pun merasa beruntung. Well, memang sudah lewat masa remaja saya ketika Teenlit “lahir”, tapi berkatnya saya berkesempatan mengenang masa-masa remaja saya dulu… banget. Bernostalgia melewati lorong-lorong waktu yang merekam semua kejadian. Bikin iri, sudah pasti. Bikin keki, iya juga. Kalaulah saya punya mesin waktu atau mukjizat kembali ke masa lampau, saya ingin merasai pengalaman menjadi remaja seperti yang dikisahkan dan digambarkan dalam novel-novel teenlit. Saya kepingin sekuat dan seceria Fairish. Saya kepingin punya sahabat-sahabat sejati semacam Wening, Marshella, dan Joy. Dan, tentu, saya tak akan menolak merasai kisah seromantis Dealova. Ahh… indahnya.

Jadi, selamat hari lahir, Teenlit. Terima kasih telah memberi warna pada dunia literasi Indonesia. Dan, teruslah bersemangat untuk menghadirkan kisah-kisah remaja yang menginspirasi.

Dari yang mengaku-aku sebagai kakakmu,
XOXO - @fiksimetropop