Tuesday, December 30, 2014

...selamat "melepas masa lalu" bersama Walking After You by Windry Ramadhina

Seseorang bilang,


Apa pun yang terjadi, hidupmu harus terus dilanjutkan... the show must go on. Karena kita tidak diberikan keajaiban untuk bisa memutar waktu kembali dan memperbaiki seseuatu yang dirasa tidak pas di masa lalu, maka mengambil hikmah atas apa yang terjadi dan melanjutkan hidup adalah pilihan terbaik yang bisa kita lakukan.

Namun, tanpa keajaiban apa pun kita bisa sedikit meringankan beban masa lalu dengan mengakui kesalahan --jika memang kita yang salah-- dan meminta maaf pada seseorang yang kepadanya kita memiliki kesalahan. Melepas masa lalu bukan dengan melupakannya tapi dengan menerimanya. Seperti Anise yang bertahun-tahun tenggelam dalam rasa bersalah atas kepergian saudari kembarnya, Arlet. Dia menyangka karena dialah, Arlet harus lebih dulu terbang ke surga. Celakanya lagi, dia tak pernah berterus terang kepada siapa pun bahwa dialah yang menanggung kesalahan itu. Padahal, tak seorang pun menyalahkannya atas kejadian itu.

Walking After You karya Windry Ramadhina terbitan gagasmedia begitu berhasil menyibak tirai kelam masa lalu An dan memotret setiap usaha yang dilakukannya yang diyakininya bisa menghapus rasa bersalah itu. Tulisan Windry begitu manis apalagi dengan latar dunia kuliner --kue-kue menakjubkan dan masakan italia yang tampak lezat-- dan karakter yang begitu hidup serta kaya, saya yakin bisa menenggelamkanmu dalam proses pembacaan yang menyenangkan sekaligus mengharukan.

Terima kasih untuk gagasmedia dan Windry Ramadhina serta GagasAddict yang telah memercayai saya untuk ikut serta dalam Virtual Blog Tour #3CeritaCinta edisi Walking After You ini. Sangat menyenangkan.


Monday, December 29, 2014

Masih sempatkah aku meminta maaf padamu sekarang, B?


Aku benci ketika kami bertengkar. Gulungan emosi akan membakar semua logika, lalu hanyalah kata-kata yang saling menyakiti yang akan terlontar dari bibir kami. Tak ada lagi ucapan saling menguatkan. Apalagi saling menenangkan. Ego menjadi satu-satunya yang didahulukan. Kalau sudah begitu, aku mensyukuri kami menjalani hubungan jarak jauh. Tak perlu saling menghindari kami sudah otomatis terpisahkan.

Dan, setiap kali sehabis bertengkar dengan kekasihku –aku memanggilnya B—di seberang sana, aku mesti mencari cara untuk mendinginkan pikiran. Sepotong tiramisu yang baru dikeluarkan dari kulkas, atau segelas es kelapa muda dan pipilan jagung bakar berbalur margarin, atau seseduh kopi hitam yang hanya kuminum di waktu super-menyebalkan macam ini. Lebih mudah lagi jika langit mencurahkan airnya ke bumi. Hujan selalu bisa mengalihkan segala masalahku. Rintiknya bisa mengaburkan semua gundah.

pic: http://joodude.deviantart.com

Tapi, tidak kali ini. Tidak di saat B mengetikkan satu pesan teks. Pendek saja. Tapi mampu menciptakan badai yang menggemuruhkan otakku.
Mas, aku minta waktu dimajukan. Lamar aku satu bulan lagi. Bisa?

Friday, December 26, 2014

Menantang diri sendiri untuk membaca lebih banyak buku di tahun 2015

Tahun 2013-2014 menjadi tahun terburuk saya dalam catatan perjalanan seorang pembaca buku. Saya gagal mencatat kemajuan demi kemajuan yang saya alami dalam proses membaca buku. Selain gagal memenuhi target baca yang saya pasang di goodreads.com, saya pun gagal memenuhi ambisi untuk menulis resensi atas buku yang sudah saya baca minimal 5 (lima) resensi per bulan. Amburadul benar.

Nah, di tahun 2015 nanti saya ingin memperbaiki catatan perjalanan proses membaca saya itu. Enggak mesti langsung bagus juga, sih. Paling tidak meningkat di jumlah buku yang dibaca saja cukup, kok. Syukur-syukur meningkat pula semangat unuk menulis resensi buku yang selesai saya baca. Tahun 2015 juga sepertinya saya pengin tekun membaca-membaca-dan-membaca saja. Beberapa hal yang sudah saya lakukan di dua tahun terakhir kemarin mungkin tidak akan saya lakukan lagi. Misal aktif di komunitas tertentu (cukup jadi pemeran figuran yang numpang lewat), tak lagi menerima (atau mencari) order mengedit, atau kegiatan lainnya. Saya benar-benar ingin kembali menikmati saat-saat "hanya" membaca buku.

Sejalan dengan itu saya ingin mencatat detail proses membaca, salah satunya dengan bantuan atau dorongan mengikuti beberapa tantangan membaca (reading challenge) dari rekan-rekan blogger buku di mana pun. Enggak hanya blogger dalam negeri, tapi juga blogger dari luar negeri. Ini beberapa reading challenge yang sedianya akan saya ikuti di tahun 2015 mendatang.


Thursday, December 25, 2014

[Buku diFILMkan] Merry Riana the movie - s.h.m.i.l.y. CHELSEA ISLAN!

s.h.m.i.l.y. refers to...


Sejujurnya saya belum baca buku Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar meski nama Alberthiene Endah di sampul depan buku itu menjadi faktor utama yang bisa menggerakkan saya untuk mencomot, membuka, dan membaca buku ini. Tapi, tidak. Keengganan saya membaca buku nonfiksi lebih menguasai diri hingga sampai saat ini saya belum berniat membaca salah satu buku fenomenal dari salah satu sosok muda nan fenomenal Indonesia itu. Sampai film yang diadaptasi dari buku ini dirilis dan bisa disaksikan di bioskop tanah air mulai tanggal 24 Desember 2014 kemarin, saya tetap belum membaca buku ini.

Tak jadi soal, toh saya tak ragu ketika memutuskan untuk pergi ke bioskop dan menonton film ini. Okeeee, kali ini ada sosok Chelsea Islan sebagai alasan utama menonton film ini sih, hehehe.



Saturday, December 20, 2014

[Buku diFILMkan] Resensi Film: Supernova - Ksatria, Putri & Bintang Jatuh

Intinya, sih, saya mesti baca ulang novel pertama dari serial laris Supernova karya Dewi "Dee" Lestari ini, karena pada akhirnya saya bingung, inti dari kisah Supernova itu sendiri, apa? #jeglerrr *oon banget*


Yang saya ingat, kali pertama beli novel ini (edisi ekonomi, yang tulisannya kecil, rapet, dan marginnya mepet banget itu) pada kisaran tahun 2002 atau 2003 di Balikpapan. Dan, setelah selesai membacanya, saya menahbiskan novel ini menjadi salah satu dari sepuluh buku favorit saya sepanjang masa. Selama proses pembacaan, saya tak henti-hentinya dibuat melongo dan terkagum-kagum. Untuk kali pertama sepanjang pengalaman membaca, termasuk buku diktat sekolah atau kuliah, saya menyukai membaca footnote alias catatan kaki. Saya sampai kecewa jika ada halaman yang enggak ada catatan kakinya. Aneh, ya? Saya, sih, enggak merasa aneh, hehehe.




Thursday, December 18, 2014

[Fun Games] Lomba Menulis Resensi Novel FRIENDS DON'T KISS by Syafrina Siregar

Sudah tahu, kan, bahwa Mbak Nana --Syafrina Siregar-- baru saja meluncurkan novel terbarunya? Judulnya Friends Don't Kiss dengan kover simpel plus cap bibir nan sexy. Novel ini baru saja dirilis awal Desember ini dan sedang hot nangkring di toko buku-toko buku kesayangan.
Bagi Mia Ramsy, menyusui adalah salah satu ekspresi cinta terbesar seorang ibu bagi anaknya. Tapi bagi Ryan Subagyo, setiap mendengar kata “menyusui”, yang muncul di benaknya hanyalah bayangan payudara wanita.

Namun, kegigihan Mia memperjuangkan hak setiap bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif lewat Indonesian Breastfeeding Mothers—organisasi nirlaba tempat gadis itu mengabdi—justru semakin membuat Ryan jatuh cinta padanya.

Ryan semakin yakin Mia berbeda dari gadis-gadis yang selama ini ia temui. Kekayaan, kesuksesan, dan ketampanannya memang membuat Ryan dikejar banyak gadis, tetapi belum ada yang mampu menggetarkan hatinya. Hanya Mia yang mampu membuat Ryan untuk pertama kalinya memikirkan pernikahan.

Namun, apakah lamaran Ryan akan diterima jika gadis itu mengetahui siapa Ryan Subagyo sebenarnya?
 
Menarik banget, kan? Jarang-jarang novel metropop atau novel romance lokal yang mengangkat isu-isu tertentu sebagai latar belakang kisah cinta yang dikemasnya. Jempol dua untuk Mbak Nana yang menyelipkan isu pentingnya ASI dan proses menyusui dalam novel terbarunya ini.

Nah, kabar gembira lainnya adalah... Gramedia Pustaka Utama dan Mbak Nana bekerja sama dengan @fiksimetropop menggelar Lomba Menulis Resensi Novel Friends Don't Kiss karya Syafrina Siregar ini. Yukkk... ikutan!

Cara ikutannya gampang banget, kok. Ini dia:
1.       Tinggal dan menetap di Indonesia.
2.       Sudah membaca novel Friends Don’t Kiss (FDK).
3.       Mempunyai blog, akun goodreads, facebook (notes), tumblr, atau media sosial lain yang dapat digunakan untuk mem-posting resensi atas novel FDK.
4.       Dianjurkan mem-follow @SyafrinaSiregar, @Gramedia, dan @fiksimetropop di Twitter.
5.       Tambahkan banner lomba di bawah pada artikel resensi.
6.       Tulisan merupakan karya sendiri (tidak menyadur/menyalin) dan tidak sedang diikutkan lomba lain.
7.       Resensi di-posting pada periode 22 Desember 2014 s.d. 17 Januari 2015.
8.       Silakan publikasikan resensi kamu itu di Twitter dan mention @fiksimetropop dan @SyafrinaSiregar atau jika di Facebook tag Pembaca Novel Metropop dan Syafrina Siregar.
9.       Jika tidak memungkinkan mention di Twitter atau tag di Facebook, silakan tinggalkan pesan di bawah postingan ini dengan disertai tautan (link) resensi kamu. 
10.   Pemenang akan diumumkan paling lama 5 hari setelah tanggal 17 januari 2015.
11.   Unsur penilaian resensi: gaya bahasa, kerapian, serta menginformasikan kelebihan dan kekurangan novel FDK.
12.   Akan dipilih 3 (tiga) orang yang beruntung untuk mendapatkan paket buku senilai masing-masing Rp300.000, persembahan Gramedia Pustaka Utama dan Syafrina Siregar.

Buat yang belum punya bukunya, gih... ke toko buku dulu, comot novel ini, baca, terus bikin resensi, dan ikutin di lomba menulis resensi ini. Ditunggu, ya.

Banner lomba menulis resensi ini wajib kamu pasang di resensi yang kamu posting:

 
Selamat membaca Friends Don't Kiss dan menuliskan resensinya, yaaa...

Tuesday, November 25, 2014

[Fun Games] Seberapa Tahukah Kamu Tentang TROLL? + GIVEAWAY Novel Stolen Songbird

Baca kisah romance mulu kadang bikin bosen juga, sih. Karena itu saya pun nyempetin baca buku dari genre lain, fiksi fantasi misalnya, buat selingan. Kenapa fantasi? Kenapa tidak! Buat saya, dunia fiksi fantasi selalu bisa merilekskan otak dan terkadang logika awam sebagai manusia, halah. Maksudnya, kalau fiksi fantasi, kan, biasanya tentang hal-hal di luar nalar (saya, maksudnya) atau bahkan lebih jauh dari itu, fantasi bisa memberi ruang pengarangnya bikin dunia yang benar-benar baru. Terkadang saya mendapati pengarang sebagai tuhan (dengan huruf T kecil) yang seenak-enaknya bikin alam dan tetek bengeknya yang berbeda dari pakem (yang saya ketahui). Well, meskipun buat pencinta fiksi fantasi sejati, seliar-liarnya fantasi pengarangnya, kisah dalam fiksi fantasi pun tetap harus bisa membumi dan dimengerti makhluk bumi a.k.a. manusia, hahaha. Ya iyalah, si penulis dan pembaca bukunya, kan, manusia juga.

Salah satu makhluk fantastis dari dunia fiksi fantasi adalah TROLL. Pernah denger? Pastinya sudah donk. Kebangetan kalau belum pernah denger. Eapi kalaupun belum, coba deh puter lagi film Harry Potter #1: The Sorcerer's Stone, ada tuh adegan Troll di toilet cewek yang bikin Emma Watson a.k.a. Hermione Granger jejeritan. Nggak punya filmnya? Yaudah, tonton potongan adegannya di sini, deh:



Saturday, November 22, 2014

[Resensi Film dari Buku] The Hunger Games #3: Mockingjay Part 1

Sejatinya, saya bukanlah penggemar dari trilogi YA dystopia The Hunger Games karya Suzanne Collins. Saya hanyalah salah satu penikmat ceritanya karena ikut-ikutan tren. Saya enggak mau jadi orang kudet alias kurang update kalau sekeliling saya sedang membahas sesuatu. Termasuk fiksi fantasi bersegmen young adult yang lagi rame ini dan film bagian pertama dari buku ketiganya sedang tayang di bioskop. Saya pun tak sabar menontonnya. Dan, siang ini, saya menontonnya di Planet Hollywood XXI.


Untuk bukunya sendiri saya baru baca bagian pertamanya saja, hehehe. Catching Fire dan Mockingjay masih anteng di rak buku. Namun, untuk filmnya sudah saya tonton hingga yang bagian pertama dari film ketiganya.



Thursday, November 20, 2014

[Fun Games] Pengumuman Pemenang Giveaway #HeartandSoul by Windhy Puspitadewi

Setelah dibuka hampir bersamaan dengan kelahiran novel keempat Windhy Puspitadewi di Penerbit Gagas Media, Heart and Soul pada 30 Oktober lalu, giveaway penulisan fan fiction dan pembuatan fan art untuk novel-novel Windhy terbitan Gagas Media, kini telah sampai pada tahap pengumuman pemenangnya. Sebelumnya, saya mohon maaf karena pengumuman ini tertunda satu hari dari rencana semula dikarenakan sebab dari saya sendiri karena sebenarnya nama-nama pemenang sudah diberikan oleh Windhy kepada saya beberapa hari yang lalu. Enggak papa, ya?


Baiklah, seperti yang sudah diinformasikan di rilisan resminya, hadiah dari giveaway ini berupa novel Heart and Soul bertanda tangan Windhy Puspitadewi yang merupakan persembahan khusus dari penulisnya. Ada tiga pemenang yang terdiri dari dua pengirim fan fiction dan satu pengirim fan art yang terpilih. Siapa saja, sih, yang ikutan ngirim fan fiction dan fan art? Yuk, coba dibaca dan dilihat-lihat karya mereka di sini:

Tuesday, November 11, 2014

[Top Ten Tuesday] Sepuluh tokoh pendamping novel yang penginnya dibikinin buku sendiri

The Broke and the Bookish original title: Top Ten Characters You Wish Would Get Their OWN Book (minor or just maybe a semi main character you wish a book was from their POV)


Kamu sering nggak, sih, baca buku lalu jatuh cinta sama karakter yang justru bukan tokoh utama di buku itu? Saya lumayan sering. Entah kenapa, peran-peran sidekick atau bahkan cameo/figuran kecil yang punya kontribusi unik bagi perkembangan karakter atau plot buku itu selalu bisa mencuri perhatian. Yah, meskipun ketika pengin ditulis begini sudah lupa siapa saja, ya, hehehe. Ini dia 10 karakter pendamping dalam novel yang pernah saya baca (yang masih saya ingat) yang penginnya dibikinin buku sendiri:

1. Aulia from Restart by Nina Ardianti
Aulia adalah tokoh pendamping cowok yang merupakan kolega Syiana di tempat kerjanya. Pokoknya kalau ada yang nanya tokoh pendamping dari buku apa saja yang mestinya punya buku sendiri, Aulia selalu jadi jawaban pertama. Titik.


Thursday, October 30, 2014

[Fun Games] Giveaway Novel "Heart and Soul" by Windhy Puspitadewi


Yuhuu… akhirnya Heart and Soul brojol juga, ya. Sekarang kisah Erika mencari jalan menuju cinta sejatinya sudah bisa kamu nikmati. Silakan berkunjung ke toko-toko buku terdekat di kotamu, dan pastikan novel ini masuk ke keranjang belanjaanmu. Apalagi buat kamu yang sudah menggemari tulisan Windy Puspitadewi.

Simak juga wawancara singkat dengan Windhy Puspitadewi di sini serta perayaan tanggal 30 Oktober 2014 sebagai hari lahirnya Heart and Soul di sini

Well, untuk yang di luar Jabodetabek mungkin harus agak lebih bersabar, ya, proses edar novelnya pasti butuh waktu. Mobil ekspedisinya mungkin baru otewe ke kota kamu, jadi enggak usah khawatir, dalam waktu dekat Heart and Soul sudah bisa kamu peluk erat-erat, kok.

Heart and Soul di Gramedia Bintaro Plaza

[Book Bornday] Selamat Hari Lahir "Heart and Soul" by Windhy Puspitadewi

Kita sebar-sebarin confetti dulu yukk...


...lalu tiup lilinnya,


...dan, standing applause...


...meskipun beberapa dari kalian sudah bisa mendapatkan novel ini sejak satu atau dua hari yang lalu, namun secara resmi hari ini, Kamis tanggal 30 Oktober 2014 yang juga bertepatan dengan Hari Oeang Republik Indonesia (apa hubungannya, cobak?!), ditetapkan sebagai hari kelahiran novel terbaru Windhy Puspitadewi, novel keempat di Penerbit Gagas Media, yang setelah dimasakin bubur merah putih akhirnya diberi nama judul Heart and Soul.

Tuesday, October 28, 2014

[Book Haul] October Book Haul - Wrap Up!

Sepertinya lucu juga bikin postingan soal Book Haul, ya. Enggak cuma buat pamer belanjaan, tapi juga bisa buat ngingetin buku apa saja yang sudah saya beli. Kalau dulu saya selalu nyombong bahwa saya jarang banget beli buku double, sekarang saya sudah enggak secanggih dulu. Daya ingat saya makin menurun hingga tak jarang saya membeli buku-buku yang sudah saya beli, duh! Semoga saja dengan #BookHaul begini saya jadi bisa ngecek stok timbunan yang saya punya guna menghindarkan pembelian ganda.

Oiya, selain hasil pembelian, di #BookHaul ini juga bakal saya daftar buku-buku hadiah atau buntelan dari penulis atau penerbit atau menang kuis/giveaway di mana pun. Dan, untuk kesempatan pertama ini, buku-buku yang masuk di postingan ini sekaligus yang saya beli/pesan dari Agustus 2014. Oke, ini dia...


Monday, October 27, 2014

[IRF 2014] Ayo daftar kelas Workshop di Festival Pembaca Indonesia 2014

Enggak kerasa tinggal satu bulan lebih sedikit, gelaran akbar Festival Pembaca Indonesia (Indonesia Readers Festival) tahun 2014 yang digagas oleh komunitas pembaca aktif terbesar di Indonesia, Goodreads Indonesia, akan segera dilaksanakan. Salah satu kegiatan seru di #IRF2014 adalah workshop. Tahun ini bakal ada 8 kelas yang bisa kita ikuti, lho.... daftar yuuukkk...


Kamu suka banget baca buku dan kepingin menulis resensinya tetapi enggak tahu bagaimana cara menulis resensi buku yang baik. Kadang kamu juga merasa bisa menulis seperti buku yang barusan kamu baca, tetapi lagi-lagi kamu enggak mengerti bagaimana cara menuangkan ide yang sudah memenuhi kepala itu ke dalam tulisan. Belum lagi kamu kepingin menceritakan kembali apa yang sudah kamu baca ke anak tercinta, adik tersayang, atau keponakan terkasih, tetapi enggak tahu juga bagaimana caranya. Rasanya gemas sekali kan, ya?

Makanya, ikut kelas Workshop di Indonesia Readers Festival 2014 , tanggal 6 – 7 Desember 2014 di Museum Nasional (Museum Gajah), Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12,  Jakarta.

Kamu akan bertemu dengan para praktisi yang benar-benar mengawali kesuksesan mereka dari nol. Tidak sekadar berbagi teori, lewat sebuah pelatihan kecil, mereka akan membantu kalian untuk mewujudkan ide-ide segar yang selama ini masih terkunci di laci imajinasi.

Catat jadwalnya, daftar, dan datang!

JADWAL WORKSHOP INDONESIA READERS FESTIVAL 2014

[Book Bornday] Interview with Windhy Puspitadewi

Hai, tweemans. Buat kamu penggemar tulisan Windhy Puspitadewi (Let Go, Morning Light, Seandainya) dan pengguna medsos aktif tentunya sudah tahu, kan, bahwa sebentar lagi penulis yang satu ini akan segera lahiran untuk buku keempatnya di Penerbit Gagas Media. Menurut informasi, saat ini bukunya sudah naik cetak dan siap didistribusikan dalam waktu dekat. Bahkan, di beberapa online shop, novel ini sudah bisa dipesan.


Novelnya berjudul Heart and Soul dengan tagline: "Jika aku mencintaimu, bisakah kau pastikan aku tak kan terluka?" Dan, untuk menyambut secara resmi kelahiran novel ini, fiksimetropop akan menghadirkan beberapa artikel khusus, salah satu di antaranya adalah wawancara eksklusif dengan Windhy Puspitadewi berikut ini.

Friday, October 24, 2014

[Resensi Novel Romance] Priceless Moment by Prisca Primasari

Best Book of The Year of 2014 ---so far---
Kisah kita serupa dongeng. Dipertemukan tanpa sengaja, jatuh cinta, lalu bersama, dan akan bahagia selamanya. Tanpa banyak kata, kau tahu aku mencintaimu selamanya. Begitulah yang seharusnya.

Namun, ketika setiap pagi kutemukan diriku tanpa kau di sisiku, aku sadar bahwa dongeng hanyalah cerita bohong belaka. Kau pergi, meninggalkanku dalam sepi, dalam sesal yang semakin menikam.

Hidup tak akan sama lagi tanpamu. Apa yang harus kukatakan ketika mata polos gadis itu memelas, memintaku menceritakan dongeng-dongeng yang berakhir bahagia? Kau belum memberi tahu jawabnya untukku.

Kau tahu, kali ini, akan kulakukan apa pun untuk mempertahankanmu berada di sisiku. Pun sejenak. Namun, lagi-lagi, kau hanya ada dalam memori….

Judul: Priceless Moment
Pengarang: Prisca Primasari
Penyunting: Yulliya Febria
Proofreader: Mita M. Supardi
Pewajah sampul:Amantha Nathania
Penerbit: Gagas Media
Tebal:298 hlm
Rilis: Juli 2014
Harga: Rp48.000
ISBN: 9789797807382

*tarik napas dalam-dalam*
*lepaskan*
*bernapas dengan wajar*
*cuci muka*
*minum teh anget dulu*
.............................................................................................

What a book! Hm, sebaiknya mulai dari mana ya buat ngomongin buku ini. Saya masih speechless untuk membuat resensi buku kesekian karya Prisca ini. Well, saya masih hangover, sih. Yah, meskipun tak seberat ketika selesai membacanya. Saya sudah bisa membaca buku-buku yang lain lagi, hehehe. Good for me.

Oke, yang bisa saya bilang, Priceless Moment, sejauh ini adalah buku terbaik di tahun 2014 yang saya baca. *angkat topi buat Prisca* Saya tak sanggup menggambarkan betapa saya sangat bahagia karena telah dengan segera membeli dan membaca buku ini. Segala apa yang saya harapkan ada di sebuah buku fiksi tersaji dengan demikian apik di Priceless Moment. Mengutip judul buku ini, waktu yang saya habiskan untuk membaca buku ini sungguh-sungguh demikian tak ternilai harganya. Istimewa!


Tuesday, October 21, 2014

[Top Ten Tuesday] Sepuluh novel serial yang kepingin saya baca

The Broke and the Bookish original title: Top New Series I Want To Start (New..let's say within the last year or two)


Oh, well, semakin hari sepertinya tren novel berseri semakin banyak, ya. Jika sebelumnya saya tak begitu menggemari novel-novel dengan cerita bersambung begitu, namun gara-gara Harry Potter the series saya jadi enggak bermasalah membaca novel seri. Yah, meskipun sampai dengan saat ini belum banyak sih novel seri yang sudah saya baca. Nah, ini beberapa novel seri yang kepingin banget saya baca.

1. Jingga dan Senja by Esti Kinasih


Tuesday, October 14, 2014

[Top Ten Tuesday] Sepuluh tempat yang pengin saya kunjungi (terinspirasi setting tempat dalam buku)

The Broke and the Bookish original title: Ten Places Books Have Made Me Want To Visit (whether fictional or real).


Hmm, my favorite TTT's topic so far. Setting tempat dalam buku yang pernah saya baca mengambil peran yang cukup besar (terkadang) untuk membantu saya larut dalam cerita. Kembara imajinasi akan mudah tercipta jika setting tempat dideskripsikan dengan menawan. Dan, tak ayal, kadang membuat saya sangat-sangat ingin pergi ke sana. Ini dia, 10 tempat yang menjadi setting dalam buku yang kepingin sekali saya kunjungi.

1. London - especially King Cross's station (Harry Potter the series by JK Rowling)


 ..and, I have to find this spot and take a picture of me right on Platform 9 3/4.



Monday, October 13, 2014

[Resensi Novel Romance] Finally You by Dian Mariani

Guest Post: Resensi ditulis oleh Agustin Sudjono, salah satu penikmat novel romance yang tergabung dalam group "Metropop Bangets"
 
Menemukan yang Tertepat
Luisa dan Raka, dipersatukan oleh luka.
Luisa yang patah hati setelah ditinggal Hans, memilih menghabiskan waktunya di kantor sampai malam. Bekerja tak kenal lelah. Siapa sangka, ternyata bos di kantornya juga baru putus cinta. Mereka sama-sama mencari pelarian. Mengisi waktu-waktu lengang selepas jam lembur dengan menyusuri jalan-jalan padat ibu kota. Berdua. Membagi luka dan kecewa.

Antara bertahan pada kenangan, atau membiarkan waktu yang menyembuhkan. Baik Luisa ataupun Raka membiarkan hubungan mereka berjalan apa adanya. Hubungan yang dewasa tanpa ungkapan cinta. Mungkin rasa aman dan nyaman bersama kenangan, membuat Luisa dan Raka malas menyesap rasa baru dalam hubungan mereka.

Namun, bagaimana jika seiring berjalannya waktu, Raka mulai benar-benar jatuh cinta ketika Luisa justru sedang berpikir untuk kembali kepada Hans? Ternyata bukan tentang waktu. Bukan juga tentang masa lalu. Ini tentang menemukan orang yang paling tepat untuk hidupmu.

Judul: Finally You
Pengarang: Dian Mariani
Penerbit: Stiletto Book
Tebal: 277 hlm
Rilis: Juni 2014 (cetakan ke-1)
Harga: Rp49.000 (buku persembahan Penerbit, tidak memengaruhi resensi)
ISBN:  9786027572287



Sederhana dan apa adanya.
Yup, dua hal itu yang paling tepat mewakili Finally You.
Sederhana dari segi cerita. Hampir tidak ada yang membuat takjub. Klise. Pertama, novel ini mempertemukan orang yang memiliki luka tentang masa lalu (perihal asmara) kemudian saling menyembuhkan. Lantas, dibumbui sedikit dramatisasi kehadiran orang-orang dari masa lalu masing-masing, yang justru masih menggelayuti keduanya. Sempat kesal saat bagian awal sampai pertengahan, Raka dan Luisa (tokoh utama di novel ini) mau ngapain sih, kalian? Mau maju tapi kalian justru stuck di satu titik. Kedua, novel ini mengisahkan asmara antara bos (Raka) dan bawahan (Luisa). Seperti dunia hanya itu-itu saja. Di FTV banyak banget yang beginian.


Friday, October 10, 2014

[Curhat] Hari gini pake uang receh? Meh!

Ehmm, enggak terasa sudah hampir... 8 tahun saya tinggal di Jakarta (plus dua tahun di Bintaro, anggep aja masuk Jakarta, ya, soale mainnya juga ke Blok M, kalau lagi suntuk). Meski tak mengenal Jakarta sedemikian dekat, saya tetap merasa sudah lumayan betah tinggal di sini. Well, dengan ratusan mal, ratusan toko buku yang tersebar di seantero kota, dan bejibun acara obralan buku yang sering diadakan, saya pasti enggak bosan, hehehe. Namun, tetap saja, saya pun tetap menyiapkan diri untuk berpisah dengan kota ini. Naga-naganya, enggak lama lagi mungkin saya akan dimutasikan kerjanya. #ngarep. Aamiin.

Balik lagi, ngomongin soal Jakarta, yang tentu ada hubungannya sama buku, saya ingin ngebahas soal kartu ajaib. Bukan credit card, kayak si Becky Bloomwood ini:


Wednesday, October 8, 2014

[Resensi Novel Romance] Dear Friend With Love by Nurilla Iryani

Mencintai sahabatmu...
Katanya, a guy and a girl can't be just friend.
Benarkah?
How about Karin and Rama?

Karin:
Delapan tahun! Itu bukan waktu yang sebentar untuk menunggu. Tapi yang aku dapat selama ini justru semua cerita saat kamu jatuh cinta dengan beribu-ribu wanita lain di luar sana. Beribu-ribu wanita lain yang selalu berakhir membuatmu kecewa. Rama, sadarkah kamu, wanita yang gak akan pernah mengecewakanmu justru berada di dekatmu selama ini? Aku, sahabatmu tolol!

Rama:
Satu di antara seribu alasan kenapa gue nyaman bersahabat dengan Karin adalah ketidakwarasannya membuat gue tetap waras di tengah gilanya kehidupan Jakarta. Ya, dia adalah teman adu tolol favorit gue. Oh iya, gue punya satu lagi alasan: dia cantik banget, gak malu-maluin buat diajak ke pesta kawinan kalau gue sedang kebetulan single. Paket komplit!

Judul: Dear Friend With Love
Pengarang: Nurilla Iryani
Penyunting: Herlina P. Dewi
Penerbit: Stiletto Book
Tebal: 146 hlm
Rilis: Januari 2013 (cetakan kedua)
Harga: RP33.000 (buku buntelan dari Penerbit, namun tidak memengaruhi resensi)
ISBN: 9786027572072

Sahabat jadi cinta. Friendzone. Just friends. Selain tema perjodohan, sepertinya tema sahabat jadi cinta atau rasa cinta yang terperangkap hubungan persahabatan menjadi tema yang sangat sering dipakai. Mungkin karena sedang hits saja kali, ya. Persis kayak buah musiman atau tren sesaat yang kerap menjangkiti selera orang sini. Seperti halnya tema "menggalau" dan "move on" yang pernah populer beberapa waktu lalu. Dan, beberapa orang kadang memang tak terlalu menyukai hal-hal yang mainstream. Hmm, barangkali termasuk saya.


[Booktuber] Tiernan Bertrand-Essington on @TheBookTuber

Oke, kayaknya seru kalau sekali waktu kita berkenalan dengan banyak pencinta buku dari mana pun, ya. Tak melulu yang hanya membagikan kisah kecintaan mereka pada buku melalui media blog-tulis, tapi bisa juga melalui media blog-video. Salah satu contohnya pernah saya unggah artikel tentang Epic Reads yang membuat beberapa video keren di channel youtube mereka. Nah, kali ini ada Tiernan Bertrand-Essington yang membuat blog-video dengan akun @TheBookTuber di youtube. Berikut adalah beberapa video yang sudah diunggahnya:



Lihat deh rak bukunya. Bikin ngiler enggak, sih? Itu koleksi bukunya hardcover semua, ya? Huwaaaa....*lap iler*



Saya sudah menonton filmnya juga, saya suka, tapi... hmm... hmm... kurang ada konfliknya, ya? Jadi agak-agak datar, gitu. Secara keseluruhan, filmnya dalem tapi ya, itu, kurang ada unsur hiburan untuk film yang mendekati fantasy-action-dystopia.

Monday, October 6, 2014

Pengalaman menyunting novel Sweet Home karya Adeliany Azfar + GIVEAWAY

Dihitung secara total, Sweet Home merupakan naskah kelima yang saya sunting setelah A Miracle of Touch (Riawani Elyta), kumpulan cerpen Pagi Ini, di Seberang Jalan Ini (Lusiwulan), Diktator Galau (Syahmedi Dean) dan Sun Will Shine (Carina Tsu). 

Yeah, saya merasa masih sangat hijau dalam bidang penyuntingan. Saya mengandalkan rasa dan imajinasi yang selama ini saya gunakan ketika meresensi buku untuk menemukan kejanggalan atau lubang pada plot naskah yang saya sunting dan memolesnya sedemikian rupa hingga sesuai standar, yang menurut kami (saya dan tim penerbit) dapat diterima oleh pembaca. Tentu saja, yang subjektif tak akan pernah mampu memuaskan semua pihak. Saya sadar bahwa bisa saja pada banyak kesempatan akan ada pembaca yang tak bisa relate ke naskah hasil suntingan saya. Yang terang, saya berusaha dengan segenap upaya menyunting naskah ini dengan baik.
Bagi Emily Cox, naik ke grade 11 sama dengan gejolak emosi yang tiada habisnya.

Matthew Cooper, pacar sekaligus temannya sejak kecil, memutuskan hubungan mereka. Sementara Marion-Mary-Scott, sahabat dan tetangga sebelah rumahnya, terpaksa pindah dari Sweet Home ke kota lain setelah ibunya menikah lagi.

Saat Emily menyangka kehidupannya tidak bisa lebih buruk dari itu, puluhan pesawat kertas berisi curahan hati rahasia yang ia terbangkan ke teras rumah sebelah, yang semestinya ditujukan kepada Mary, hilang tiba-tiba!

Lalu muncullah Tyler Adams, tetangga baru yang dengan seenaknya selalu merecokinya dan membuat hari-harinya semakin menyebalkan.

Apa sih sebenarnya tujuan cowok itu?

Judul: Sweet Home
Genre: romance
Kategori: fiksi, novel remaja, novel lokal
Tebal: 360 halaman
Harga: Rp54.000

Sedikit cerita tentang novel Sweet Home karya Adeliany Azfar yang akan segera dirilis oleh Penerbit Haru, yang merupakan salah satu naskah pilihan dalam lomba menulis 100 Days of Romance. Kali pertama membaca sekilas naskahnya sebelum dibedah secara mendalam saya sudah tertarik dengan ide curhat-via-pesawat-kertas yang melandasi kisah romance di novel ini. Sampai di bagian eksplisit itu saya langsung teringat masa-masa sekolah dulu, ketika alat komunikasi portabel semacam handphone belum sedemikian populer, kertas sobekan buku tulis menjadi media komunikasi antarteman paling lazim. Bahkan, ehem, antarkekasih. Tak terhitung berapa banyak gumpalan kertas terbang ke segala sudut kelas jika sedang iseng ingin ngobrol di tengah kelas yang membosankan. Hahaha, dasar bengal! Dari sini, saya sudah merasai aura romantisme yang berpotensi menjadi pondasi manis untuk rajutan satu kisah cinta yang menggetarkan.


Sunday, October 5, 2014

[Resensi Novel Metropop] I Owe You Love by Sarah Dezaky

Hidup yang serbamudah...
Pernikahan Sassy dan Luthfi terancam bubar.

Semua orang memuji Luthfi Syahbana pria yang cerdas, hebat, dan jago komputer. Semua orang juga selalu bilang Sassy sangat beruntung bisa mendapatkannya. Tapi bagi Sassy, menikah dengan Luthfi adalah kerja keras untuk beradaptasi menerima segala hal menyebalkan dalam diri pria itu. Meski genius, Luthfi sangat cuek, berantakan, dan tidak romantis. Pria itu lebih senang bermain game hingga lupa waktu, lupa menjemput Sassy, bahkan lupa hari ulang tahunnya.

Bagi Luthfi, sejak awal, pernikahan mereka adalah kesalahan besar. Meski berhasil mempersunting Sassy yang dipujanya sejak lama, ia tahu hati perempuan itu tidak pernah utuh untuknya.

Benarkah pernikahan mampu menyatukan dua insan yang sangat bertolak belakang? Jika tidak, haruskah Sassy menerima Adit, pria yang pernah membatalkan pernikahan mereka, atau tetap bertahan untuk membayar lunas utang cintanya pada Luthfi?

Judul: I Owe You Love
Pengarang: Sarah Dezaky
Desain sampul: Marcel A.W.
Penerbit: Gramedia
Tebal: 238 hlm
Rilis: Juli 2014
Harga: Rp47.000
ISBN: 9786020306032

Dua pribadi berbeda memutuskan menikah dan membangun rumah tangga berlandaskan (perasaan) cinta. Sassy sang bankir cantik dan Luthfi sang game developer bahu-membahu memberi warna pada kehidupan pernikahan mereka. Namun, pada akhirnya perbedaan itu kian meruncing hingga melukai hati keduanya. Apalagi ditambah dengan kehadiran Adit, lelaki dari masa lalu Sassy.

Terdengar sangat mainstream? Yeah, benar. Dan, begitu seterusnya, sampai pengujung cerita. Tak ada yang baru yang ditawarkan oleh pengarangnya. Konflik, adegan per adegan, bumbu cerita, tak ada yang istimewa. Yang menyegarkan adalah gaya menulis Sarah Dezaky yang lincah dengan diksi sederhana dan lugas yang berhasil mengikat saya untuk terus membaca novel ini. Yah... paling tidak sampai dua per tiga jumlah total halamannya.

Saturday, October 4, 2014

[Fun Games] Taylor Swift Book Tag

Saya selalu ragu untuk langsung spontan mengikuti meme-meme perbukuan yang banyak di blog-blog buku seru yang biasa saya kunjungi. Saya pikir mesti dapat undangan terlebih dulu (semacam di-tag gitu) sebelum ikutan. Dan... saya pun tersenyum-senyum kecil ketika nemu meme Taylor Swift book tag. Wow, saya selalu bersemangat ngomongin buku terus dicampur sama karya seni yang lain. Di sini berarti dicampur sama musik-musik seru yang secara spesifik diciptakan atau dinyanyikan oleh the one and only Taylor Swift, diva musik country yang masih sangat belia namun sudah bertabur prestasi itu.


Taylor Swift book tag digagas oleh The Book Life dengan mengunggah videonya di youtube: Taylor Swift Booktube. Seru book tag-nya. Dan, setelah Sulis si Peri Hutan mem-posting meme ini di blog-nya, saya pun dengan tak tahu malunya minta di-tag. Hehehe. Dan, inilah apa yang melintas di benak ketika ngomongin soal Taylor Swift dan buku. Nah, kalau kamu mau ikutan juga nulis soal ini, silakan ya. Nggak mesti nunggu di-tag juga ternyata.



Friday, October 3, 2014

[Resensi Novel Metropop] Fantasy by Novellina A.

A Classic Triangle Love Story...
Butuh tujuh tahun bagi Davina untuk memberanikan diri menginjak kota Tokyo, mengejar kembali apa yang telah hancur saat ia membiarkan Awang pergi mengejar impian. Perjalanan itu bukan semata untuk memenangkan kembali cintanya, namun ia membawa benih mimpi sahabatnya, Armitha: mimpi untuk berada di satu panggung kompetisi piano bersama Awang untuk membuktikan siapa yang terhebat di antara keduanya.

Fantasy berarti mimpi, imajinasi. Hingga sejauh apa Davina, Armitha, dan Awang melalui jalan mimpi yang tak pernah mudah? Inilah saatnya cinta, persahabatan, kesetiaan, dan kepercayaan teruji. Dari Surabaya, Tokyo, Singapura, Paris, Berlin, hingga Wina, mereka berlari menyambut mimpi, mencoba membuktikan bahwa mimpi tidak terlalu jauh untuk digapai selama mereka selalu melangkah untuk meraihnya.

Judul: Fantasy
Pengarang: Novellina A.
Editor: Ruth Priscilia Angelina
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia
Tebal: 312 hlm
Harga: Rp62.000
Rilis: April 2014
ISBN: 9786020303550

WOW. Legit! This is such a pleasant read. Mungkin beginilah rasanya ketika membaca sebuah buku tanpa mematok harapan pada ketinggian tertentu. Kejutan-kejutan menyenangkan muncul di sana-sini, memberikan suntikan motivasi yang berlebih untuk terus dan terus membaca hingga halaman terakhirnya. Saya bisa bilang novel ini page-turner banget. Sekali larut, maka akan terhanyut.

Buat saya, secara umum rasa dari novel ini memang tidak mencitrakan metropop yang glamor atau kompleks selayaknya urusan kaum urban pada kebanyakan novel metropop yang sudah saya baca. Bukan menyuguhkan drama perkantoran penuh intrik atau konflik asmara dan karier para eksekutif muda, Fantasy justru menghadirkan kisah cinta segitiga yang tak berujung dalam balutan alunan musik klasik yang mendebarkan. Dengan beberapa bagian beralur maju-mundur, perjalanan asmara tiga tokoh utamanya yakni Davina-Awang-Armitha diceritakan sudah terjalin sejak SMA sampai fase-fase dewasa dalam proses pencapaian impian masa kecil.


Thursday, October 2, 2014

[Suka Nggak Suka] Tema Perjodohan

Semakin kita banyak membaca semakin kita banyak tahu apa yang kita suka

Saya bukan psikolog atau punya kemampuan di bidang analisis sifat, namun saya beranikan diri bilang bahwa sebagai makhluk hidup yang punya rasa pada akhirnya kita selalu bisa memutuskan mana yang kita suka mana yang enggak kita suka. Banyak alasan, tentu saja, untuk bisa bilang begitu, bahkan alasan tak empiris sekalipun, karena memang enggak suka. Kayak orang jatuh cinta, ada yang bilang, "Untuk mencintaimu, tak perlu ada alasan." #tsah

Kali ini, di edisi perdana Suka Nggak Suka, saya ingin membahas tentang tema cerita yang enggak saya suka yaitu tentang PERJODOHAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi daring (dalam jaringan - online) yang dimaksud dengan perjodohan adalah:

Wednesday, October 1, 2014

[Resensi Novel Remaja] Beautiful Liar by Dyah Rinni

Cantik-cantik, kok, suka nipu...
Sebagian besar manusia mengambil keputusan berdasarkan emosi, begitu ayahku berkata. Jika semua orang mengambil keputusan berdasarkan logika, tidak akan ada orang yang tertipu.

Jadi, aku mempermainkan pikiran teman-temanku dan mengambil uang, bahkan apa pun, yang mereka miliki.
Kau tak akan menyangka betapa mudah membuat mereka memercayaiku.
Mereka benar-benar polos. Aku bisa mendapatkan apa yang kuinginkan tanpa kesulitan dan keberhasilan ini patut dirayakan.

Namun, kali ini, mengapa seperti ada yang mengganggu nuraniku, menyuruhku berhenti, lalu berbalik arah?

Seorang penipu sepertiku tak akan bisa terbawa emosi. Tidak akan, meski ada "badai" memorak-porandakan hatiku sekalipun.

Judul: Beautiful Liar
Pengarang: Dyah Rinni
Editor: Jia Effendie
Proofreader: Mita M. Supardi
Penata letak: Gita Ramayudha
Pewajah sampul: Levina Lesmana
Penerbit: Gagas Media
Tebal: 294 hlm
Harga: Rp55.000
Rilis: Agustus 2014
ISBN: 9789797807399

7 Deadly Sins merupakan salah satu serial kreatif dari banyaknya ide kreatif yang dicetuskan oleh Gagas Media. Penjaringan naskah dilakukan melalui lomba penulisan novel dengan tema tujuh dosa mematikan itu. Dari yang saya tangkap, peserta lomba diwajibkan untuk membangun cerita novel dengan menghadirkan tokoh yang menunjukkan satu (yang menonjol) atau lebih sifat-sifat dari Tujuh Dosa Mematikan. Seperti halnya ditulis di kover belakang novel-novelnya:


Tuesday, September 30, 2014

[Top Ten Tuesday] Sepuluh buku BERAT yang sulit saya baca...

The Broke and the Bookish original title: Reader suggested --> Top Ten Books That Were Hard For Me To Read (because difficult of book, subject matter, because it was cringeworthy-- however you want to interpret).


Tema buku yang tidak seperti biasa atau kelewat berat buat otak saya yang kecil dan maunya hepi-hepi mulu ini terkadang membuat saya macet ketika mulai membaca sebuah buku. Berikut adalah sepuluh buku yang tak tuntas saya baca sangking kelewat berat tema yang diangkatnya atau karena hal lain. Well, mungkin suatu saat nanti saya akan mencoba meneruskan membacanya lagi.

1. Fight Club by Chuck Palahniuk. Hadoooh, saya sampai jambak-jambak rambut waktu baca. Yang saya baca versi terjemahannya, sih. Ada teman yang bilang, mungkin karena terjemahannya yang enggak banget yang ikut andil hingga saya tak nyaman bacanya.


Monday, September 29, 2014

[Resensi Novel Islami] Bulan Terbelah di Langit Amerika by Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

Tak Sememukau 99 Cahaya di Langit Eropa...
Amerika dan Islam. Sejak 11 September 2001, hubungan keduanya berubah.

Semua orang berbondong-bondong membenturkan mereka. Mengakibatkan banyak korban berjatuhan; saling curiga, saling tuding, dan menyudutkan banyak pihak.

Ini adalah kisah perjalanan spiritual di balik malapetaka yang mengguncang kemanusiaan. Kisah yang diminta rembulan kepada Tuhan. Kisah yang disaksikan bulan dan dia menginginkan Tuhan membelah dirinya sekali lagi sebagai keajaiban.

Namun, bulan punya pendirian. Ini untuk terakhir kalinya. Selanjutnya, jika dia bersujud kepada Tuhan agar dibelah lagi, itu bukan untuk keajaiban, melainkan agar dirinya berhenti menyaksikan pertikaian antarmanusia di dunia.

“Apa? Wajah Nabi Muhammad junjunganku terpahat di atas gedung ini? Apa-apaan ini! Penghinaan besar!” seruku pada Julia. Mataku hampir berair menatap patung di dinding Supreme Court atau Mahkamah Agung Amerika Serikat, tempat para pengadil dan terhukum di titik puncak negeri ini.

“Jangan emosi. Tak bisakah kau berpikir lebih jauh, Hanum? Bahwa negeri ini telah dengan sadar mengakui Muhammad sebagai patron keadilannya. Bahwa Islam dan Amerika memiliki tautan sejarah panjang tentang arti perjuangan hidup dan keadilan bagi sesama.
“Akulah buktinya, Hanum.”


Kisah petualangan Hanum dan Rangga dalam 99 Cahaya di Langit Eropa berlanjut hingga Amerika. Kini mereka diberi dua misi berbeda. Namun, Tuhan menggariskan mereka untuk menceritakan kisah yang dimohonkan rembulan. Lebih daripada sekadar misi. Tugas mereka kali ini akan menyatukan belahan bulan yang terpisah. Tugas yang menyerukan bahwa tanpa Islam, dunia akan haus kedamaian.

Judul: Bulan Terbelah di Langit Amerika
Pengarang: Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Desain sampul: Hendy Irawan
Desain isi: Suprianto dan Ayu lEstari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 344 hlm
Rilis: Mei 2014
Harga: Rp75.000 (diskon 50%, beli di tokobuku.getscoop.com)
ISBN: 9786020305455

Saya termasuk yang paling bersemangat ketika mendengar kabar duet suami istri ini kembali menuliskan kisah perjalanan spiritual mereka di luar negeri. Melalui pengalaman kunjungan demi kunjungan ke beberapa kota yang kemudian mereka ceritakan, saya baru mengetahui bahwa jejak Islam banyak terdapat di kota itu. Well, itu yang saya dapat ketika membaca 99 Cahaya di Langit Eropa. Dan, saya benar-benar dibuat terpukau dengan "fakta-fakta" yang mereka paparkan di buku itu.


Bulan Terbelah di Langit Amerika. Dari judulnya saja saya sudah "merinding". Saya sangat berharap mendapatkan pencerahan sekali lagi tentang penelusuran jejak Islam di negara adidaya yang sempat merana akibat Black Tuesday, 11 September 2001, itu. Dan, memang benar, peristiwa Selasa Hitam itulah yang dijadikan dasar oleh Hanum dan Rangga dalam menulis kisah ini. Yang... ternyata tak sepenuhnya benar. Atau dengan kata lain, sebagaimana disampaikan sendiri oleh Hanum di bagian belakang buku ini, bahwa fakta-fakta yang ada di dalam buku ini bersifat debatable. Heh? Maksudnya? Detik itulah minat saya untuk membaca buku ini luntur dan digantikan upaya untuk sekadar menuntaskan-baca.