Tuesday, July 28, 2015

[Top Ten Tuesday] Sepuluh tokoh dalam buku yang juga pencinta buku...

The Broke and the Bookish original title: Ten Characters Who Are Fellow Book Nerds (love reading, are writers, work at a bookstore, etc.) (inspired by my Top Ten Characters Who Love Words)



Saya mulai menggali-gali ingatan pada buku-buku yang sudah saya baca untuk mencari sepuluh tokoh yang dalam kisahnya juga mencintai buku, baik sebagai pembaca, penulis, pustakawan, pekerja di dunia penerbitan, agen literasi, maupun profesi apa pun yang menunjukkan ia seorang pencinta buku. Dalam istilah The Broke and the Bookish adalah Book Nerds. Ehmm, siapa saja, ya?

1. Senja (Heart Block by Okke Sepatumerah)
Yang saya ingat: Senja itu penulis pemenang anugerah kepenulisan yang lalu mengalami writer's block, punya kebiasaan merokok untuk memecah kebuntuan ide, dan bergaya hipster.


Monday, July 27, 2015

[Review Novel Metropop] Critical Eleven by Ika Natassa

Travel is meeting you...
Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger.

In a way, it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.

Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.

Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.

Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.

Judul: Critical Eleven
Pengarang: Ika Natassa
Penyunting: Rosi L. Simamora
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 344 hlm
Harga: Rp79.000
Rilis: 10 Agustus 2015 (PO: 1 Juli 2015)
ISBN: 9786020318929

https://www.goodreads.com/book/show/25737077-critical-eleven?ac=1

Thursday, July 9, 2015

[Review Novel Terjemahan] Cherry Crush by Cathy Cassidy

Berbohong untuk hidup...
Hidup Cherry Costello berubah selamanya. Dia dan ayahnya pindah ke Somerset, di mana seorang ibu baru dan sekelompok saudara baru menunggu. Pada hari pertama Cherry di sana, dia bertemu Shay Fletcher; dengan kulit cokelat dan mata berwarna hijau laut, jenis cowok yang pasti akan membuatmu jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi, Shay sudah memiliki pacar, saudara tiri baru Cherry, Honey. Cherry tahu persahabatannya dengan Shay berbahaya—itu bisa menghancurkan segalanya. Tapi, itu tidak berarti dia akan menjauh darinya...

Judul: Cherry Crush (The Chocolate Box Girls #1)
Pengarang: Cathy Cassidy
Penerjemah: Melody Violine
Penyunting: Nur Sofiyani
Penerbit: PT Ufuk Publishing House
Tebal: 327 hlm
Harga: Rp44.900 (Rp15.000 - obral buku murah)
Rilis: Februari 2011
ISBN: 978-602-8801-81-2

https://www.goodreads.com/book/show/8772077-cherry-crush

Cherry Costello berharap hidupnya berubah menjadi lebih baik ketika ia dan ayahnya pindah tempat tinggal. Kenangan masa kanak-kanak yang tak menyenangkan akibat kematian ibunya membuat Cherry tumbuh menjadi seorang gadis yang gemar mengarang cerita untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sayangnya, lambat laun orang lain menganggapnya sebagai kebohongan dan mencap dirinya sebagai gadis pengkhayal. Tapi, sepertinya garis nasib belum juga membawa perubahan untuk Cherry. Dan, Cherry Crush adalah awal dari perjuangan hidup baru Cherry bersama ayah dan keluarga tirinya.

Cherry Crush merupakan buku pertama dari serial The Chocolate Box girls karya Cathy Cassidy. Buku ini ditulis menggunakan sudut pandang Cherry sehingga fokus utama kisah ini memang tentang Cherry dan drama hidup barunya bersama keluarga tirinya. Setelah lama menduda, sang ayah mulai berkencan dengan Charlotte, janda dengan empat anak perempuan yang tinggal di Inggris. Setelah beberapa lama, Paddy --ayah Cherry-- memutuskan untuk meninggalkan semua yang mereka miliki di Glasgow, Skotlandia, dan pindah ke Somerset, Inggris. 


Tuesday, July 7, 2015

[Top Ten Tuesday] Sepuluh buku POPULER yang belum saya baca...

The Broke and the Bookish original title: Top Ten Hyped Books I've Never Read


Wah, saya suka topik kali ini. Bisa jadi alibi kenapa sampai sekarang saya belum juga membaca buku-buku yang superduper terkenal ini. Banyak faktor, sih. Misalnya, si buku memang bukan dari genre favorit saya (iya, saya memang belum terlalu berhasil memperluas jenis bacaan), si buku belum diterjemahkan (novel luar), atau bahkan hanya sekadar saya enggak suka saja (iya, saya tahu kadang saya memang merasa dangkal), atau alasan lain yang sangat subjektif sekali.

Apa pun itu, inilah daftar sepuluh buku yang booming-nya nggak keruan tapi saya belum juga berkesempatan membacanya sampai sekarang (dan kelewatan hype-nya).





Aslinya, sih, masih banyak buku-buku yang happening banget tapi belum saya baca. Namun, karena cuman diminta majang sepuluh buku saja, ya, sepuluh buku di atas yang kepikiran, hehehe.

Beberapa buku di atas sudah saya punya, sih, sementara yang lain memang sengaja enggak beli. Beberapa di antaranya (yang merupakan bagian dari serial) seperti Akar, Sang Pemimpi, dan Catching Fire, masing-masing buku pertamanya sudah saya baca tapi lalu mandek dan belum lanjut baca serial lainnya. Semoga di waktu-waktu mendatang masih bisa berkesempatan membaca buku-buku itu (khususnya yang sudah dibeli dan numpuk di timbunan) supaya bisa mengejar ketinggalan hype-nya.

Kalau kamu, apa sepuluh buku yang booming banget yang sampai sekarang masih belum kamu baca? Share donk!

Monday, July 6, 2015

[BOOKtainment] Twivortiare diFILMkan, Harry Potter and The Cursed Child, City of Bones jadi serial TV, kontroversi Frankfurt Book Fair, dan banyak cerita lainnya


Hari Senin adalah saatnya mewartakan kabar-kabar lain dari dunia literasi, baik dari dalam maupun luar negeri, biar bikin kita enggak lagi bilang, "I hate Monday". Warta perbukuan ini saya rangkum dari pelbagai sumber.

1. Menyusul Antologi Rasa, Twivortiare pun akan segera difilmkan

Ini kabar gembira lain buat para penggemar Ika Natassa. Selain hype penantian rilisan novel terbarunya berjudul Critical Eleven dan kelanjutan proses pembuatan film Antologi Rasa, Ika Natassa kembali mengumumkan bahwa Twivortiare juga akan segera diadaptasi ke layar perak. Melalui akun Twitter-nya, @ikanatassa, ia mengunggah potongan gambar kontrak perjanjian kerja sama dirinya dengan pihak production house yang akan memproduksi film tersebut.


2.   Teaser-poster film adaptasi London: Angel dari novel berjudul sama karya Windry Ramadhina


Wednesday, July 1, 2015

[Waiting on Wednesday] ...Sunset Holiday

"Waiting On" Wednesday is a weekly event, hosted by Breaking the Spine, that spotlights upcoming releases that we're eagerly anticipating.

Sejak terkena demam Restart tahun 2013 silam, saya ketagihan pada karya-karya tulis Nina Ardianti, baik yang ditulis sebelum maupun sesudah Restart dirilis. Bahkan, saya juga ikut menjadi groupies yang selalu menyimak penggalan kisah tokoh-tokoh Nina Arianti dalam serial pendek yang diunggah di web resminya, www.ninaardianti.com, berjudul Meet Cute dan Stuck. Sedangkan, nama Mahir Pradana juga sangat familiar di kuping saya mengingat banyak rekan di komunitas Goodreads Indonesia yang kepincut pada kepiawaian menulisnya. Here After dan Rhapsody adalah dua novel Mahir yang diterbitkan Gagas Media dan berhasil mencuri perhatian penikmat fiksi tanah air. Saya? Jujur saja, saya baru sebatas pengoleksi dua novel itu... enggg, belum dibaca juga sampai sekarang. #pletakkk

Kali ini dua pengarang yang sering terlihat bersama baik di dunia maya maupun di dunia nyata itu *tebar-gosip* berduet menulis sebuah novel bertajuk Sunset Holiday yang agak-agaknya beraroma traveling tapi dibumbui rempah-rempah romantisme yang begitu terasa dari kover yang sudah dirilis secara resmi oleh Gagas Media. Merujuk pada web resminya, pihak penerbit tidak memberikan tanggal pasti kapan novel ini akan dirilis. Namun, dari pantauan linimasa Nina Ardianti ataupun Mahir Pradana di ranah Twitter minggu lalu setelah mengisi acara talkshow sekaligus berbagi ilmu menulis duet, dummy novel ini sudah dipamerkan keduanya, dan diharapkan tak lama lagi novel ini bisa beredar di toko-toko buku terdekat. 


Ini dia sinopsis dan kovernya (bahkan di www.goodreads.com belum didata, ya?):
“We are all strangers until we meet.”

Jatuh cinta dan bertemu denganmu tidak ada dalam rencana perjalananku. Namun, di perjalanan sejauh ini, kamulah hal terbaik yang terjadi kepadaku.


Aku menebak-nebak di mana akhir senyum manismu yang menghangatkan. Hal paling menyakitkan dari jatuh cinta adalah kehilangan setelah memilikinya. Karena itulah, aku tidak berani berharap banyak. Kita hanyalah dua orang asing di tempat asing. Akan lebih banyak risikonya jika aku memutuskan untuk jatuh cinta.

Jika aku tidak akan menjadi bagian dalam sisa perjalanan hidupmu, bisakah kamu mengingatku sebagai bagian terbaiknya? Aku tidak berani menanyakannya karena diam-diam kutahu tujuan terakhir kita ternyata tak sama.

Kita kemudian bukan lagi dua orang asing di negeri asing. Namun, mengapa sakit ketika mengingat ternyata rasa ini terasa lebih asing daripada sebelumnya?

Audy dan Ibi bertemu di Paris, kota yang menyimpan banyak pesona cinta. Karena impulsif, Ibi mengikuti Audy melakukan perjalanan keliling Eropa. Entah di Praha, Roma, atau Venezia, mungkin di sanalah cinta menyapa. Namun, apakah kebersamaan singkat itu berarti banyak jika sejak awal tujuan akhir mereka ternyata tak sama?

Penulis: Nina Ardianti & Mahir Pradana
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: 480 hlm
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-818-1
Harga: Rp69.500,-

Jika ingin mengintip sedikit tentang Sunset Holiday ini, silakan berkunjung ke web resminya Nina Ardianti di www.ninaardianti.com, ya. Memang, sih, di sana diberikan keterangan bahwa cuplikannya itu masih yang versi belum disunting. Tapi, lumayanlah, ya, bisa sedikit memberi gambaran awal.

Jadi, Rabu ini kamu nungguin terbitnya buku apa?