Tuesday, June 30, 2015

[GIVEAWAY] Pengumuman Pemenang Giveaway Novel The Chronicles of Audy 4/4 by Orizuka

Sebelumnya saya sampaikan banyak terima kasih kepada seluruh tweemans yang sudah berkenan ikut berbagi rasa dan kesan-kesannya tentang novel serial remaja kronik Audy karya Orizuka terbitan Penerbit Haru. Semoga kesan-kesannya bisa tersampaikan baik ke Orizuka maupun Penerbit Haru, ya, sehingga paling tidak bisa jadi pemicu semangat untuk terus menerbitkan karya-karya lokal yang seru. Apalagi buku keempat kronik Audy sudah dijadwalkan rilis tahun depan. Semangaaattt!!!


Baik, tanpa berpanjang kata, kita langsung ke pemilihan pemenang giveaway satu eksemplar novel Audy episode 4/4-nya, ya. Karena kemarin menggunakan pertanyaan terbuka, tidak ada benar dan salah menyoal pendapat kalian tentang novel serial Audy ini, maka beberapa jawaban paling "beda" saya pilih secara subjektif, lalu saya pilih kembali secara random dengan diundi. Dan, yang terpilih sebagai pemenang giveaway kali ini adalah...

[Top Ten Tuesday] Sepuluh buku terbaik yang sudah saya baca di tahun 2015

The Broke and the Bookish original title: Top Ten Books I've Read So Far In 2015


Sebenarnya, saya agak-agak malu mau ikutan meme ini hari ini karena sampai dengan bulan Juni belum banyak buku yang saya baca. Bahkan, di dalam daftar sepuluh buku yang paling saya suka yang sudah saya baca sejauh ini ada hubungannya dengan kerjaan saya sebagai penyunting atau pemeriksa aksara. Kabar baiknya sih, buat saya pribadi, berarti order kerjaan awal tahun ini menyenangkan karena mengerjakan novel-novel yang saya suka, hehehe.

Baiklah, inilah sepuluh buku terbaik --atau yang paling saya suka-- yang sudah saya baca, sejauh ini, di tahun 2015:





Nah, kamu... buku apa yang paling kamu suka yang sudah kamu baca di tahun 2015 sampai sejauh ini? Sharing, donk, siapa tahu bisa jadi pertimbangan bahan bacaan saya berikutnya.

Selamat membaca, tweemans.

Thursday, June 25, 2015

[Resensi Novel Metropop] Riana: I'm the Other Woman by Fifi Mardhi

Coba berdiri di depan kaca dan bertanyalah, "Who am I?"
NIEN:
Nien tidak membalas pagutan bibir Sam, pun tidak menolaknya. Nien hanya diam. Membayangkan Lena. Membayangkan pipinya yang merona setiap membicarakan Sam. Membayangkan matanya mencuri-curi pandang ke arah Sam.

NA:
“Brain is the sexiest part of a man’s body. And you have a brain, Sir, one of the best among all.” Na menyebutkan itu sambil mengerling manja pada Lukman. Hanya jam terbang Lukman yang tinggi dalam menghadapi perempuan yang membantunya tidak tersedak mendengar pernyataan seintimidatif itu.

RIE:
Jujur, sebenarnya aku lebih menikmati pembicaraan kami via Yahoo! Messenger. Di dunia maya aku bebas mendeskripsikan mimik dan wajah Adit sesukanya. Dan kalau suatu saat aku mati gaya, pembicaraan bisa ditunda dengan alasan ketiduran, ada telepon masuk, atau sinyal yang sedang tidak bersahabat.

RIA:
Yang terbayang dalam pelupuk mata Ria hanyalah Bagas. Bagas yang tidak ganteng. Bagas yang tidak gaul. Bagas yang gendut. Bagas yang aneh. Bagas yang nerd. Bagas yang menorehkan nyaman dan tidak mau pergi dari pikiran Ria.

AYA:
Aku menatap laki-laki di hadapanku dengan saksama. Mencari-cari keindahan di wajahnya, menganalisis seberapa tinggi tingkat keenakannya untuk dilihat, dan berharap ada hal yang cukup bagus untuk menjelaskan kegemaranku pada lelaki ini. Tidak Ada.

Namaku Riana. Aku mengenal mereka semua.

Judul: Riana: I'm the Other Woman
Pengarang: Fifi Mardhi
Pewajah sampul: Orkha Creative
Tebal: 176 hlm
Harga: Rp45.000 (hadiah event Gramedia Central Park shopping race)
Rilis: Februari 2015
ISBN: 978-602-031313-9

https://www.goodreads.com/book/show/24717927-riana?ac=1

Kalau saja saya tak tahan membacanya dan berhenti di tengah-tengah, saya akan menyimpulkan bahwa buku ini sebenarnya kumpulan cerita pendek (kumcer/antologi) bukan novel seperti yang tertulis di kovernya karena meskipun ada beberapa petunjuk sebagai pengikat antarcerita, saya sulit merasai relasi satu cerita dengan yang lainnya. Termasuk soal linimasa yang digunakan. Saya baru tahu bahwa cerita berlatar waktu berurutan dari cerita pertama sampai dengan cerita kelima, setelah sampai di cerita penyimpulnya.


Wednesday, June 24, 2015

[Waiting on Wednesday] ...Critical Eleven

"Waiting On" Wednesday is a weekly event, hosted by Breaking the Spine, that spotlights upcoming releases that we're eagerly anticipating.

Untuk pertama kalinya saya ikut meme yang satu ini. Berhubung info buku siap rilis di Indonesia tidak seterbuka di luar, agak sulit memang bisa mengikuti meme ini. Para blogger luar bahkan terkadang bisa memuat artikel tentang sebuah judul buku lengkap dengan kovernya yang baru akan terbit enam bulan mendatang. Yap, ENAM bulan lagi. Di Indonesia? Hmm, kayaknya mustahil, ya. Kecuali kita penulisnya atau penerbit atau distributor atau edior in house-nya. Entahlah, apa yang membuat dunia perbukuan Indonesia tidak semenggairahkan seperti di luar, ya?

Hmm, nggak jadi soal, saya ikutan meme ini, yah untuk buku yang akan segera rilis yang benar-benar sangat menarik minat dan bikin enggak sabar baca. Dan, untuk edisi Rabu, 24 Juni 2015 ini yang masuk dalam daftar tunggu---my Waiting on Wednesday, adalah...
Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger.

In a way, it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.

Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.

Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.

Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.

Berdasar informasi yang dikabarkan pengarangnya, Critical Eleven akan siap dipesan awal mulai tanggal 1 Juli 2015, pukul 11.00 WIB, di beberapa toko buku online. Dan, unuk edisi pesan awal ini hanya akan tersedia 1.111 eksemplar dengan bonus tanda tangan dan luggage tag spesial dari Ika Natassa dan Gramedia. Sedangkan, untuk edar secara luas baru akan dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2015. Jadi, buat para penggemar tulisan Ika Natassa, persiapkan dirimu untuk ikut serta dalam perayaan penyambutan terbitnya novel terbaru Ika Natassa yang merupakan pengembangan dari cerita pendek berjudul sama yang termuat dalam buku antologi metropop, Autumn Once More, yang terbit tahun 2013 silam.


Jadi, apakah kamu juga ikut menunggu kehadiran buku ini? Ataukah ada buku lain yang sedang sangat kamu nantikan kehadirannya? Tell me!

Tuesday, June 23, 2015

[Resensi Novel Teenlit] Minoel by Ken Terate

Jangan jadi IDIOT karena cinta...


Kata orang, cinta butuh pengorbanan. Kata orang, cinta berarti memberi. Itulah yang dipercaya Minoel saat Akang menawarkan cinta dan mimpi indah. Minoel melayang ke awang-awang. Akhirnya ada juga cowok yang mencintai dirinya yang cacat.

Minoel menerima cinta Akang. Meskipun itu berarti dia tidak bisa ikut kegiatan hadrah dan pramuka lagi. Meski itu berarti dia tidak bisa sering-sering main dan gosip bareng Lilis dan Yola lagi.

Namun, Akang berubah. Lelaki itu mulai bertingkah kasar dan tak masuk akal. Inilah ujian cinta Minoel. Akang mau menerimanya yang serba kekurangan, miskin, bodoh, dan cacat. Sudah seharusnya dia menerima kelakuan Akang yang buruk, kan? Toh buruknya hanya kadang-kadang.

Yola dan Lilis terus membela dan mengingatkan Minoel bahwa Akang tidak baik untuknya, dan Minoel terus mengabaikan teman-temannya. Tapi, ketika Akang mulai menuntut Minoel menyerahkan diri sepenuhnya, Minoel mulai bertanya apakah cinta memang butuh pengorbanan SEBESAR itu? Lebih jauh lagi, apakah itu benar-benar cinta?

Judul: Minoel
Pengarang: Ken Terate
Pewajah sampul: Erick Pramono
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 272 hlm
Harga: Rp55.000 (beli di Gramedia Gandaria City)
Rilis: Mei 2015
ISBN: 9786020316802

https://www.goodreads.com/book/show/25579184-minoel?ac=1

Disadari atau tidak, salah satu tugas seorang pengarang adalah menyediakan sepasang sepatu untuk bisa dicoba dikenakan oleh pembacanya. Mau tak mau, pembaca mesti rela melepaskan sepatunya sendiri terlebih dahulu dan mencoba sepatu yang disediakan si pengarang tersebut. Harus ada kerelaan, kalau tidak maka sedari awal pembaca sejatinya sudah menolak menerima gagasan apa pun yang akan disampaikan pengarang dalam bukunya.

Kali ini, lewat Minoel, Ken Terate menawarkan sepasang sepatu milik Minoel untuk saya coba kenakan agar saya bisa menyelami suasana batin Minoel, seorang gadis SMA yang dikisahkan difabel (pincang), melarat, orangtua pemarah, dan lingkungan yang serbaberat. Beragam konflik mesti ikut saya rasai dan dari situlah saya ikut terlibat secara emosional dalam kisah ini. Mencoba memahami dan meresapi setiap adegan kehidupan remaja penuh liku ini.


Monday, June 22, 2015

[Buku diFILMkan] The DUFF by Kody Keplinger the movie review


Saya sudah sering melihat bukunya, termasuk bahasannya di goodreads atau di blog-blog buku luar, tapi sayangnya saya masih belum tergerak juga untuk membaca buku ini. The DUFF adalah akronim dari The Designated Ugly Fat Friend merupakan buku karangan Kody Keplinger. Judulnya saja sudah menarik banget, ya. Bikin penasaran buat nyari tahu gimana ceritanya, Judul yang catchy dan appealing banget.
Seventeen-year-old Bianca Piper is cynical and loyal, and she doesn’t think she’s the prettiest of her friends by a long shot. She’s also way too smart to fall for the charms of man-slut and slimy school hottie Wesley Rush. In fact, Bianca hates him. And when he nicknames her “the Duff,” she throws her Coke in his face.

But things aren’t so great at home right now, and Bianca is desperate for a distraction. She ends up kissing Wesley. Worse, she likes it. Eager for escape, Bianca throws herself into a closeted enemies-with-benefits relationship with him.

Until it all goes horribly awry. It turns out Wesley isn’t such a bad listener, and his life is pretty screwed up, too. Suddenly Bianca realizes with absolute horror that she’s falling for the guy she thought she hated more than anyone.

Meskipun saya belum juga kesampaian membaca buku ini, hal tersebut tak menyurutkan minat dan niat saya untuk menonton film adaptasinya. Apalagi trailer-nya juga lumayan menjanjikan. Khas remaja dengan bumbu komedi yang cukup kental. Saya suka, pakai bingit!




Saturday, June 20, 2015

[Curhat & Giveaway] Pengalaman Menyunting The Chronicles of Audy: 4/4 by Orizuka


Nama Orizuka sudah bolak-balik terdengar di kuping saya sejak awal saya menyukai membaca novel-novel bertema romance dan remaja. Namun, saat itu, saya keburu tertuju hanya pada lini Teenlit dan Metropop pada sebuah penerbit dan Orizuka (setahu saya) belum pernah menerbitkan novel untuk kedua lini tersebut. Namun, secara perlahan saya membeli dan mengumpulkan novel-novel karyanya, meskipun belum dibaca juga.

Pengalaman pertama saya membaca tulisan Orizuka adalah novella berjudul Sunrise bersama novella yang ditulis Christian Simamora berjudul Cinderella Rockefella yang termasuk dalam seri GagasDuet, dalam buku With You. Secara saya menyukai jenis tulisan yang lincah nan menggemaskan, maka waktu itu pesona tulisan Orizuka saya rasakan tertutupi pesona tulisan Christian yang lincah dan witty. Jadilah saya kurang bersemangat (lagi) untuk memulai membaca karya-karya Orizuka. Hingga, mau tak mau, saya membaca salah satu karyanya.

Wednesday, June 3, 2015

[Buku diFILMkan] Menonton Industri Penerbitan dalam Younger (TV Series)

Di US sana, serial TV yang dibintangi oleh Sutton Foster dan Hilary Duff ini, sekarang baru memasuki season 1 yang direncanakan terdiri atas 12 episode. Berdasar data wikipedia, penonton yang menyaksikan serial romantic comedy ini berada di kisaran satu jutaan, jumlah yang agak sedikit mengkhawatirkan karena bisa saja tiba-tiba serial ini di-cancel dan tak dilanjutkan lagi karena rendahnya jumlah penonton yang berimbas pada rating. Sejauh ini, sih, kabarnya serial ini sudah dipastikan diperpanjang ke season 2. Buat saya pribadi, serial ini cukup menarik dan asyik untuk diikuti. Kalau ada kampanye untuk membuat petisi agar serial ini tetap diproduksi, saya akan ikut mendukungnya.


Trailer:



Younger diangkat dari buku berjudul sama karya Pamela Redmond Satran yang terbit tahun 2005 silam, meski sepertinya mengalami banyak perubahan (Pamela merupakan pengarang novel chick lit The Man I Should Have Married--Pria yang Seharusnya Kunikahi, yang versi terjemahan Indonesia-nya sudah diterbitkan oleh GPU). Dalam versi serial TV-nya (saya belum baca bukunya), Younger berlatar belakang sebuah penerbitan besar di US (Empirical Press yang dalam salah satu episode disebutkan bahwa penerbit itu menaungi Jennifer Weiner --pengarang novel chick lit laris antara lain In Her Shoes, The Certain Girls, dan lain sebagainya). Dua tokoh utamanya, Liza Miller (Sutton Foster) dan Kelsey Peters (Hilary Duff), dikisahkan bekerja di perusahaan itu. Liza menjadi asisten editor senior, Diana Trout (Miriam Shor), sedangkan Kelsey baru saja diangkat menjadi editor junior.