Jatuh cinta pada saudara sendiri
Sebenarnya aku pengin ngasih bintang dua setengah tapi nggak ada pilihannya, jadinya aku pilih bintang dua saja, karena menurutku bintang tiga terlalu banyak. Sebelumnya perlu kusampaikan bahwa review ini adalah berdasarkan rasa dan seleraku saja, selaku penikmat novel. Jujur, aku tidak punya latar belakang ilmu sastra sama sekali, jadi review ini adalah subjektif dari aku sendiri.
Keinginan untuk menebak. Dari sebuah misteri. Yang menciptakan penasaran. Itu adalah benang merah yang aku tangkap dari novel kedua karya Ilana Tan ini. Novel pertamanya (juga masuk dalam genre metropop-nya Gramedia Pustaka Utama/GPU) bertitel Summer In Seoul, dikatakan ada sedikit kaitan antara novel ini dengan novel pertama itu. Hanya sedikit. Di awal cerita Ilana berusaha membuat kita menebak, mengapa ada seorang perempuan yang dipanggil-panggil oleh seorang laki-laki tetapi dia tidak menggubrisnya. Di sini, Ilana juga mencoba menyeret kita untuk bersabar mengetahui identitas lelaki tersebut. Dan menurutku ini sudah sangat umum di banyak novel sehingga kesan misterius tidak lagi didapatkan pada bagian awal novel setebal 265 halaman ini.
Bab-bab berikut terjalin dengan efek 'penasaran' yang dengan susah payah coba dibangun oleh penulis. Dari pertemuan tak terduga Tara (lakon utama perempuan) dengan Tatsuya (lakon utama laki-laki 1) yang kemudian berlanjut dengan perkenalan resmi mereka lewat perantaraan Sebastien (lakon utama laki-laki 2) dirangkai sedemikian rupa, berharap pembaca menebak apa yang berikutnya dapat terjadi.
Kelemahan 'efek penasaran' yang coba dibangun oleh penulis mulai terlihat ketika dengan mudah aku bisa menebak rahasia besar apa yang disimpan Tatsuya. Berikutnya juga gampang sekali ditebak mengapa Tatsuya sangat membenci Paris, mengapa akhirnya Tatsuya mencintai Paris, dan bagaimana kelanjutan hubungan Tara-Tatsuya. Dari sini aku dengan gamblang dapat menebak kemana alur akan dibawa oleh penulis. Satu kelemahan lain yang tampak adalah ending dengan mematikan salah satu karakter utama seakan tak lagi memberikan efek dramatis karena tema cerita yang kelewat sederhana menurutku. Yah, tema utamanya adalah kisah cinta dua saudara seayah yang tak saling mengenal yang akhirnya harus menghadapi kenyataan bahwa cinta mereka tidak mungkin dapat bersatu.
Aku sebenarnya mengharapkan bahwa salah satu karakter nekat, secara ekstrem melawan dunia dengan tetap memperjuangkan cinta terlarang tersebut. Tetapi sepertinya penulis tidak mau berkontroversi dengan membuat kedua karakter ikhlas menerima keadaan dan menyerahkan kepada takdir untuk menyelesaikan masalah mereka.
Secara keseluruhan, aku kurang 'merinding' membaca novel yang sebenarnya masuk kategori melankolis-romantis-dramatis ini. Merinding adalah salah satu ukuran bagiku untuk dapat menilai sebagus apa (tentu sesuai seleraku) novel yang baru saja kubaca. Tetapi harus kuakui Ilana mampu merangkai kata dengan cukup ciamik, dialog yang mengalir lancar, dan deskripsi adegan romantis yang bikin 'ngiri'. Oke, bagi siapa saja yang butuh novel tragis dan romantis, novel ini pantas untuk dikoleksi.
Catatan: review ini saya posting di http://bukabuku.multiply.com (03 Agustus 2007), saya repost kembali tanpa sunting-ulang (kecuali edit tulisan).
...tentang saya
...logo baru
...logo lama
#BacaBarengMinjul
...postingan terpopuler
...arsip postingan
Warta Buku di Media Massa
...temen-temen
...teman blogger Indonesia
...teman blogger mancanegara
Kebijakan Blog
Seluruh postingan dalam blog ini merupakan milik @fiksimetropop kecuali disebutkan lain. Pemuatan ulang sebuah artikel dari sumber lain akan disertakan keterangan atau tautan sumber aslinya. Dilarang memuat ulang sebagian atau seluruh artikel tanpa izin.
Resensi atas buku yang diulas di blog ini merupakan pendapat murni dan subjektif yang akan selalu disertakan alasan. Resensi tidak dapat dipengaruhi oleh faktor apa pun.
Resensi atas buku yang diulas di blog ini merupakan pendapat murni dan subjektif yang akan selalu disertakan alasan. Resensi tidak dapat dipengaruhi oleh faktor apa pun.
weheeeiii, saya juga belom baca yang summer in seoul. ini lagi ubek-ubek nyari ke toko buku :)
ReplyDeletehmm...selamat ngubek2 kalau begitu, hehehehe....
ReplyDeleteakhirnya sih saya sudah baca, setelah rampung Winter in Tokyo....sudah beli Spring in London?
Ochaa ingin menyampaikan....
ReplyDeletegila plusss KENAA cuy,, aku ngehabisin 4 novel Ilana Tan dalam 3 hari.. bner2 kena deh, pas, manteb.. ampe jungkir balir aku bacanya, ketawa, nangis, senyum2 sendiri.. pokoknya kayag orang gila deeh aku... hehe
sedih bgt ceritanya...
ReplyDeletesayang bgt pas ending Tatsuya nya mlah meninggal
ga di sangka....
oia...
nyari profil Ilana Tan nya susah bgt yaa
aku search di google ga dapet
misterius bgt org nya
ga ada profil penulis nya lagi di belakang novelnya
tapi aku baru baca summer in Seoul sama Autumn in Paris aja sii
hehe
aku udah baca summer in seoul, winter in tokyo, spring in london, tapi kok yang autumn in paris kelewat ya? ntar tak cari lagi deh... keranjingan ilana tan nih... tapi gak begitu tau tentang penulis yang misterius itu. yang aku tau novel2nya romantis banget!!! huhuhuhu aku jadi seperti tokoh utama
ReplyDeleteHm... aku rada sedikit nggak setuju sama pernyataan diatas... daripada membuat penasaran awal dari cerita di autumn in paris, lebih mengarah pada 'pengenalan tokoh' memang sih cara pengenalannya memang banyak ditemui di novel lain... dan hmm... 'kesedikitan' hubungan antara novel pertama dgn novel kedua itu menunjukkan bahwa novel 1 dan novel seterusnya akan memiliki hubungan juga. yah, begitulah dan buku ini nggak ngebuat kita menebak2 kok tapi mengharuskan untuk mengikuti alur ceritanya... yah... itu menurutku sihhh
ReplyDeletebaru mau membaca novel ini dan memutuskan sebaiknya saya ngga ngebaca reviewnya dulu sebelum menyelesaikan bukunya. kalo ada spoilernya kan ga gahol /lho?
ReplyDelete=)
Everything is very open with a clear clarification of the issues.
ReplyDeleteIt was definitely informative. Your website is useful.
Many thanks for sharing!
Stop by my web-site; bankruptcy Laws in florida