Judul: Hush Hush
Penulis: Becca Fitzpatrick
Penerjemah: Leinovar Bahfein
Penerbit: PT Ufuk Publishing House
Tema: Fantasi, Malaikat, Remaja, Cinta, Persahabatan, Keluarga
Tebal: 488 halaman
Harga: Rp69.900 (Toko)
Rilis: Desember 2009 (cet. 1)
Salahkan JK Rowling dengan Harry Potter-nya jika kemudian saya tidak bisa tidak untuk membanding-bandingkan novel-novel fantasi yang saya baca pasca Potter-era. Salahkan pula Stephenie Meyer dengan Twilight Saga-nya ketika saya tidak bisa tidak untuk mengait-ngaitkan novel Hush Hush karya Becca Fitzpatrick ini dengan kisah cinta remaja terlarang antara vampir dan manusia itu. Memang tidak sama plek sih, bahkan selain hanya sama-sama ber-genre fantasi, tidak ada persamaan lain diantara keduanya. Hanya saja, saya melihat plot besar kedua cerita yang hampir mirip. Yaitu, tentang seorang cewek yang terpikat dengan seorang cowok misterius di sekolahnya yang pada akhirnya terbongkarlah rahasia bahwa si cowok bukan manuasia. Jika di Twilight si cewek, Bella Swan, akhirnya jatuh hati pada sosok vampir Edward Cullen, maka di Hush Hush, ada Nora Grey yang terpikat pada Patch yang adalah seorang malaikat (terbuang). Alurnya pun hampir mirip, baru bertemu di sekolah yang sama, si cewek penasaran pada si cowok, dan meskipun berbahaya, toh si cewek tetap saja terpesona dan perlahan terikat dalam simpul asmara.
Membaca bagian awal Hush Hush, ingatan saya terlontar ke waktu satu setengah tahun silam ketika saya tergila-gila dengan Twilight, yah karena plot yang hampir sama itu tadi. Untunglah bumbu ceritanya berbeda. Dan, yang terpenting, Hush Hush berupaya untuk menjadi sebuah novel fantasi remaja bernuansa gelap dan agak thriller, tidak seringan Twilight. Nampak sekali bagaimana Becca merangkai peristiwa demi peristiwa secara misterius dan memaksa pembaca untuk penasaran sehingga tak kuasa menebak-nebak bagaimana kejadian berikutnya. Berhasilkah usaha Becca ini? Buat saya pribadi, iya. Becca berhasil membuat saya penasaran. Mungkin ini karena saya bukanlah penikmat novel ber-setting misterius begini, saya lebih suka novel metropop yang cuman berkutat pada konflik cemburu-cemburuan, jegal-jegalan, atau cinta-cintaan yang ecek-ecek. Nah, begitu mendapati novel semacam Hush Hush ini, saya jadi gampang sekali ketipu. Sebenarnya, kalau saja saya jeli sedikit, di pertengahan novel, saya mungkin sudah bisa menebak (awas, spoiler) siapa peneror Nora dan siapa yang membuat celaka Vee ketika mereka mengadakan acara shopping bareng. Berhubung saya agak tulalit, maka saya baru menepuk kening dan berseru, "...oh, gitu toh?", begitu mencapai klimaks dan Becca membeberkan satu demi satu kejadian yang dirangkainya. Poor me! Payah banget deh gue.
Hal lain yang membuat saya gemas adalah sifat bodoh dan ceroboh-nya Nora, meskipun sebenarnya dia digambarkan sebagai seorang siswi yang tidak ada masalah dengan nilai akademisnya (dalam artian cerdas, hanya agak kurang bagus di mata pelajaran Biologi). Saya dibuat jengkel, geregetan, putus asa, dengan penokohan Nora ini. Tentu saja, situasi itu menunjukkan bahwa Becca berhasil "menjebak" saya untuk larut dalam novelnya ini. Namun, olahan Becca juga menjadi agak kurang bisa "masuK" bagi saya karena kecanggungan hubungan Nora dengan sang ibu. Saya tak pernah bisa merasakan kekerabatan di antara keduanya. Entahlah, apakah mungkin karena saya menggunakan standar ketimuran untuk menilai hubungan ibu-anak khas Amerika ini?
Summary tokoh: Nora Grey (aku, keturunan malaikat, love interest-nya Patch), Patch (cowok misterius yang adalah malaikat terbuang yang bingung menentukan pilihan, love interest-nya Nora), Vee Sky (sahabat Nora), Elliot Saunders (cowok pindahan yang pedekate ke Nora), Jules (teman misterius Elliot), Dabria a.k.a Miss Greene (malaikat yang adalah mantan pacar Patch), Blythe Grey (ibu Nora). Beberapa tokoh lain: Marcie Millar, Rixon, Pelatih McConaughy (guru Nora), Detektif/polisi, dan beberapa tokoh minor lain.
Membaca novel fantasi memang harus sudah siap menemui dunia khayal macam apapun. Sihir, ilmu hitam, makhluk dongeng, mitos, urban legend, sampai yang agak menyinggung nilai spiritual. Hush Hush termasuk jenis yang terakhir. Dengan beberapa tokohnya adalah malaikat, mau tidak mau agak menyentil sisi spiritual saya, karena sesuai dengan keyakinan agama saya seharusnya malaikat adalah ciptaan Tuhan yang sepenuhnya tunduk kepada perintah Tuhan dan diciptakan tanpa anugerah berupa nafsu (sebagaimana dimiliki manusia, ingat nafsu adalah yang membedakan kita dengan malaikat dan kita wajib mensyukurinya, karena tanpa nafsu, kita nggak mungkin bisa menikmati dunia ini, namun nafsu pula yang dapat mencelakakan kita, maka kendalikan nafsu). Nah, dalam Hush Hush, para malaikat itu diceritakan juga memiliki nafsu, dan bagi yang tidak bisa menahan nafsu maka mereka dibuang ke bumi (malaikat terbuang, ditandai dengan dicabutnya sayap mereka), dan bagi malaikat yang berhubungan dengan manusia yang kemudian melahirkan keturunan maka keturunannya disebut dengan Nephil. Hmm, kalau sihir memang diyakini ada dan dikenal dalam agama saya (dengan label HARAM hukumnya), maka kisah nyeleneh Becca ini sungguh tak bisa saya terima secara keyakinan. Untuk menguatkan pondasi spiritual pribadi, saya kemudian meng-Googling masalah ini, dan saya menyimpulkan setidaknya mungkin kisah ini mirip dengan kepercayaan adanya Lucifer. Sorry, gua nggak tau apa itu dan jujur gua nggak mau tau. Dengan adanya crash soal spiritual ini, maka saya kemudian menguatkan diri dan menyatakan bahwa ini HANYA-lah sekadar novel fiksi, tidak perlu serius dalam menyikapinya.
Meskipun sarat dengan adegan kekerasan seperti percobaan pembunuhan dan penyiksaan fisik serta beberapa adegan brutal lainnya, Hush Hush tak lantas merekayasa cerita bombastis seperti dalam serial fantasi Percy Jackson dan Dewa-dewi Olympia karya Rick Riordian. Kejadian demi kejadian nampak biasa saja. Kekuatan penting malaikat pun hanya digambarkan sebatas beberapa hal ghoib saja, semisal menggerakkan benda dan memanipulasi pikiran manusia. Dalam benak saya, malaikat itu powerful, saya juga tidak tahu pasti apa jenis kekuatan malaikat, yang jelas terlintas dalam imajinasi saya adalah makhluk dengan kekuatan yang dahsyat. Novel ini juga tidak menjelaskan tempat "mangkal" para malaikat, sehingga sama sekali tidak ada dongeng tentang dunia permalaikatan dan segala ke-WOW-annya. Cerita cenderung lebih terfokus pada hubungan antara Patch dengan Nora serta segala kemungkinan mengapa Patch memilih Nora untuk didekati dan dipikat.
Tak banyak bacaan fantasi yang pernah saya baca berkisah seputar "keberadaan" malaikat, maka tak berlebihan jika saya menyebut Hush Hush sebagai novel dengan latar belakang/tema yang "cukup" baru di tengah makin banyaknya novel fantasi berlatar petualangan. Kelemahan cerita Hush Hush ada pada plot, yang selain hampir mirip dengan Twilight, juga seolah mengikuti pakem film-film Hollywood. Bahkan, ending-nya seperti mostly film aksi Amerika tersebut, dimana menjelang berakhirnya cerita si tokoh antagonis merinci kejahatan apa saja yang telah dilakukannya. So chlice!!!. Tapi, untuk para penggemar cerita fantasi, novel ini lumayanlah, sebagai bahan bacaan sembari menunggu terbitnya Twilight Saga baru karya Stephenie Meyer yang ditulis berdasarkan sudut pandang Edward Cullen (yang belum ketahuan kapan dirilis).
Okey, selamat membaca, kawan!
Sinopsis (cover belakang)
Bagi Nora Grey, jatuh cinta tak ada dalam kamusnya. Dia bukan cewek yang gampang tertarik dengan cowok di sekolah. Betapa pun sahabatnya, Vee, tak jarang menyodorkan cowok-cowok kepadanya. Patch pun datang, semua berubah. Nora jatuh cinta kepadanya meskipun akal sehatnya melarang.
Tetapi setelah serangkaian kejadian menyeramkan, Nora menjadi tak yakin, siapa yang harus dipercayai. Sepertinya Patch hadir di mana pun ia berada. Cowok ini tahu banyak tentang dirinya, melebihi sahabat Nora sendiri. Ia tak bisa memutuskan, apakah ia ingin jatuh ke dalam pelukan Patch, ataukah harus melenyapkan diri. Dan ketika berusaha memperoleh jawaban, Nora menemukan sekelumit fakta yang justru membuatnya resah, lebih dari yang ditimbulkan Patch selama ini terhadap dirinya.
Betapa tidak, Nora berada di tengah pertempuran yang telah berjalan berabad-abad antara malaikat yang dilempar ke bumi dengan Nephil—makhluk separuh manusia, separuh malaikat. Waktu memilih pun tiba, keputusan harus diambil, nyawa milik siapa yang harus diserahkan?
HUSH, HUSH menyuguhkan suasana yang kaya, dan membuatku penasaran tentang akhir ceritanya. Kalau ada cowok seberbahaya dan seseksi ini saat aku di sekolah menengah, aku tak mau lulus sekolah! Sepertinya akan ada cerita-cerita lain tentang malaikat yang dibuang dari penulis berbakat ini.
--Sandra Brown, penulis buku laris White Host dan Smoke Screen.
salam kenal ^_^
ReplyDeletesaya juga udah baca Hush Hush
agak serem juga sih klo dibaca sendirian malem2, hehehe, dan Nora memang terlalu rapuh :( makanya dia gampang diperdaya
oya, ada lomba resensinya lho
http://el-ovio.blogspot.com/2010/01/lomba-resensi-buku-hush-hush-karya.html
Thanks for coming....
ReplyDeleteHmm, gelap, tapi kalo sampai nyeremin...hihihi...kayaknya nggak berlaku bagi saya, kurang thriller, hehehe....
Sudah nyoba ngirim sih, tapi tidak ada notifikasi jawaban dari ufuk, jadi kurang tahu apakah sampai atau tidak email saya.
Melody, tidak ikut lombanya? Kan, sudah baca, pasti punya persepsi tersendiri terhadap bukunya.
Okay, keep reading, frenz!
woooow... parah banget saya ini... baru tahu ada novel fantasi sekeren ini.. huhu.. telat informasi banget aku ini...
ReplyDeletengomong-ngomong, buku "hush hush" masih ada yang jual gak?
aku sebagai penggemar novel fantasi kok jadi telat tentang novel sekeren ini sih.... huaaarrg!!
ah!! makasih atas informasinya lho! kalo nggak, aku gak bakal tau tentang novel ini!! ohoho! thank's again!
humm,.,Konnichiwa,.selamat sore,.,good evening,., saya lagi nyari novel fantasi nih,.,Novel "Hush Hush" ini ada brapa seri? lalu apa semua udah beredar di pasaran?
ReplyDelete