Marissa kesal sekali ketika harus ikut ayahnya ke Gedung Albratoss. Itu artinya dia akan bertemu Michel, mantan pacarnya. Dan itu berarti, dia juga akan bertemu Selina, musuh bebuyutannya, yang telah merebut Michel dari sisinya.
Merasa frustrasi oleh situasi, tak sadar Marissa menangis di depan sebuah lukisan, dan bergumam seandainya saja ia bisa menghilang.
Dan ia betul-betul menghilang... terlempar ke masa 20 tahun yang lalu, saat ia belum lahir, saat orangtuanya pun masih belum berpacaran...
Bersama Wiliam, anak kecil yang ditemuinya di masa lalu, ia mengalami hal-hal yang lucu dan menyenangkan di masa lalu, hal-hal yang akan mengubah kehidupan Marissa dan Wiliam di masa depan...
Merasa frustrasi oleh situasi, tak sadar Marissa menangis di depan sebuah lukisan, dan bergumam seandainya saja ia bisa menghilang.
Dan ia betul-betul menghilang... terlempar ke masa 20 tahun yang lalu, saat ia belum lahir, saat orangtuanya pun masih belum berpacaran...
Bersama Wiliam, anak kecil yang ditemuinya di masa lalu, ia mengalami hal-hal yang lucu dan menyenangkan di masa lalu, hal-hal yang akan mengubah kehidupan Marissa dan Wiliam di masa depan...
Judul: 7 Hari Menembus Waktu
Pengarang: Charon
Penyunting: .... (Ike)
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Genre: Teenlit
Tebal: 176 hlm
Harga: Rp25.000 (Toko)
Rilis: Maret 2010
ISBN: 978-979-22-5518-8
My rating: 1 out of 5 star
Marissa secara tak sengaja terlempar ke masa dua puluh tahun ke belakang saat mengumpat di depan sebuah lukisan ‘ajaib’ yang terpajang di gedung tempat penyelenggaraan pesta yang tak dikehendakinya untuk dihadiri. Dari tahun 2008 Marissa terperangkap di tahun 1988 ketika kedua orangtuanya belum bersepakat menjalin hubungan. Di tahun itu, ia bertemu dengan Wiliam, seorang anak yatim-piatu kaya yang bersifat dingin dan tertutup.
Berdasarkan simpulannya, ia baru bisa kembali ke masanya 7 hari dari hari itu, ketika lukisan ajaib itu untuk kali pertama dipajang. Sembari menunggu waktu tersebut, Marissa berpetualang bersama Wiliam. Dan, rekaman 7 hari petualangan Marissa bersama Wiliam itulah yang menjadi inti keseluruhan teenlit ini.
Permakluman adalah satu bentuk pengingkaran terhadap sesuatu dengan mengesampingkan pemenuhan kriteria demi pengakuan terhadapnya. Dan, mungkin saja, saya juga diingatkan untuk mempersembahkan “harap maklum” ketika membaca (dan meresensi) novel teenlit terbaru karya Charon ini. Ya maklum donk, ini kan teenlit, dan kau bukanlah target yang disasar novel ini jadi jangan menilai seenak jidatmu, teriak ‘suara-di-salah-satu-sisi-kuping’ saya yang mempermaklumkan keberadaan novel ini. Tapi, lagi-lagi saya bersembunyi di balik kata “hak saya” untuk tak mengindahkan imbauan permakluman tersebut.
Ide ceritanya memang cemerlang, harus saya akui itu. Segar dan menghibur. Namun sayang, gaya penyampaiannya agak kurang oke, menurut selera saya. Lagi-lagi saya dibuat muak dengan tokoh yang tidak semestinya. Imagining, umur 18 tahun, masih suka lelet-leletin lidah, ya ampun. TK banget sih. Tak cukup begitu, sebagai produk Jakarta di tahun 2008, saya tidak menemukan sentuhan modern dari seorang cewek masa kini pada diri Marissa. Bahkan, ketika ia terlempar ke situasi jadul, ia bisa nge-blend (beradaptasi) dengan begitu mudahnya. Ia hanya kagok pada jenis makanan dan permainan yang berbeda antara masa itu dan masanya di 2008. Harusnya dibuat agak sedikit gegar budaya untuk merasionalkan cerita.
Oke, berikut list kejanggalan yang saya temukan di teenlit ini:
(hlm: 23) tanpa sebab, kenapa Wiliam memanggil Marissa kakak padahal di awal jumpa Wiliam cukup memanggil namanya saja, hal tersebut membuat karakter Wiliam yang dingin menjadi agak meleleh tidak pada waktu yang tepat.
(hlm: 35) harusnya halaman ini berkaitan dengan halaman 10, soal pencantuman tanggal 6 Juli 1988, nyatanya tidak ada keterangan tanggal itu di halaman 10, justru di halaman 13 tanggal itu baru tercantum.
(hlm: 37) dua tahun yang lalu, ketika Marissa sembunyi-sembunyi memakai kosmetik, Mami marah besar. Sekarang, ternyata Mami…kata dua tahun lalu dan sekarang agak kurang pas digunakan, karena rujukan waktunya di masa lalu. Lebih baik jika diganti, “padahal waktu mudanya/masa kuliahnya Mami…(hanya usulan).
Bandingkan ini, apakah ada yang janggal (hlm: 34) dengan seribu rupiah, kau bisa membayar bensin motor selama seminggu. (hlm: 41) dua mangkuk mie bakso hanya 500 rupiah. 1000=4 mangkuk bakso=seminggu bensin? Benarkah? Akuratkah data ini?
(hlm: 47) harusnya Jimmy tertulis Jummy.
(hlm: 48) harusnya Wiliam tertulis William.
(hlm: 59) harusnya menyadari tertulis meyadari.
Logika menjadi terlupa ataukah sengaja dipercepat ketika Marissa yang tidak punya uang (dan menjadi punya uang dengan minta ke Wiliam, hlm: 34) mendadak bisa membayar makanan (hlm: 60 dan 78) tanpa meminta uang lagi pada Wiliam? Termasuk ketika Marissa memaksa belanja ke pasar tanpa minta uang pada siapapun (hlm: 93).
(hlm: 63) harusnya di tangannya tertulis di Tangannya.
Kembali logika menjadi pecah ketika dinyatakan Ferry-Diana sudah berteman lama (hlm: 80) tapi Ferry yang gugup menelepon Diana beralasan takut Diana tidak mengenalinya (hlm: 76) padahal di awal (hlm: 39) Ferry terlihat hanya menjadi sasaran cela Diana. Agak rancu mendeskripsikan kompleksitas hubungan Ferry-Diana ini.
Yang ini juga membingungkan (hlm: 148) …dari atas dan jendela kamarnya, Diana melihat Ferry memandangnya dengan putus asa. Kalimat awalnya ambigu, susah dimengerti.
Secara keseluruhan teenlit ini membosankan sekali. Untung saja, sekali lagi, ide ceritanya segar sehingga saya masih tertarik menghabiskannya hingga lembar halaman pamungkasnya. Namun, sumpah, gaya mendongengnya kaku banget, saya sampai geregetan. Kalau boleh membandingkan buku ini serupa namun berkebalikan dengan novel Pillow Talk-nya Christian Simamora. Serupa, karena saya sukar membedakan mana bahasa tulisan dan mana bahasa lisan pada keduanya. Sedangkan berkebalikan, maksudnya, kalau di Pillow Talk yang lebih terasa adalah bahasa lisan-nya maka di teenlit ini sebaliknya, bahasa tulis-nya lah yang lebih menonjol. Bahkan untuk kalimat percakapannya (dialog) sekalipun, kaku banget. Ugh!
Dear Ijul,
ReplyDeleteTerima kasih untuk kritiknya, saya sangat menghargai kata2 anda.
Kalau boleh saya berkomentar:
hlm:23
Wiliam tidak pernah memanggil Marissa dengan namanya, dia menyebut nama "Marissa" hanya ketika mengenalkannya pada Tante-nya.
hlm 35: 6 Juli 1988 itu saat lukisan tersebut digantung di gedung. Jadi di bagian bawah keterangan memang ada tulisan 6 Juli 1988 karena itu saat tulisan itu digantung di sana.
hlm 37: Ini dilihat dari sudut pandang Marissa, jadi baginya maminya yang di tahun 1988 itu maminya yang sekarang
Harga bensin di tahun 1988 sekitar Rp.300 jadi 1000 itu sekitar 3.2 Liter. Tergantung pengguna dan seringnya motor itu dijalankan, bisa saja sih seminggu bensinnya baru habis
hlm 47, 48,59, 63: salah ketik, di naskah saya sih tidak salah ketik,kemungkinan sewaktu mengedit ada salah ketik
Soal Marissa tidak punya uang dan meminta pada Wiliam itu memang diasumsikan dia minta pada Wiliam tiap hari. Saya tidak cantumkan hal itu karena repetisi.
hal 76: Ferry memang sudah mengenal Diana sejak lama, tapi kan dijelaskan di buku Ferry susah sekali berbicara dengan Diana, jadi mereka itu hanya kenal lama tapi Ferry cuma melihat Diana dari jauh, jarang sekali berbicara dengannya.
Sekali lagi terima kasih sekali atas kritiknya.
Saya harap anda juga bisa mengkritik buku saya yang pertama dengan judul 3600 detik
Cheers,
Charon
charon_2519@yahoo.com
Hai, Charon....thanks udah mampir ya...:)
ReplyDeleteEhmm, terima aksih juga sudah memberikan penjelasan soal beberapa hal yang saya anggap 'agak' kurang 'ngena' dengan novel teenlitmu yang ini.
Good luck, tetep produktif ya...
Thanks juga sudah mengkritik novel saya en thanks alot for reading my book :)
ReplyDeleteCharon
hai kak charon aku suka bngt sma buku 7 hari menembus waktu, tadinya aku paling bete namanya baca tapi pas udh baca buku kaka aku jadi seneng owh iya kak, bisa ga kakak buat misalkan terusanya buku yg 7 hari menembus waktu..... kaya komik gitu kan ada terusanya bisa ya soalnya aku masih blm puas sama bacanya :)
ReplyDeletethank's salam kenal irena
hai kak charon aku tergila - gila bngt sama buku 7 hari menembus waktu dulu aku paling males namanya baca buku tapi gara - gara ada buku itu aku jadi hobi.....
ReplyDeleteowh iya aku boleh ngasih saran ga kak
kakak buat buku 7 hari menembus waktu part 2 dong aku pengen tau terusannya mau ga???
hehehehehe tapi kalau ga bisa sih gpp
thanks :)
novel buatan ka charon bgs2 ko walopun emang rada baku aja percakapan--ny, hehehe ato emang sengaja dibuat seperti itu jg it's oklah. secara keseluruhan aq suka ide2 cerita yg kk charon buat. . ide cerita--ny menarik. aq suka 3600 detik dan 7 hari menembus waktu (yg skrng sedang aq baca) d-next klo novel ka charon keluar lagi pasti aq beli^^.
ReplyDeleteaku sih belum baca novel yang baru (7 hari menembus waktu jadi aku belum bisa komentar soal ceritanya...
ReplyDeletetapi aku baca yang 3600 detik..bagus sih novelnya..alur ceritanya jg bagus, tapi sayangnya sad ending..sayang bgt..ide cerita menarik
oh ya..bagaimana sih menemukan ide cerita menarik?kadang aku jg ingin mencoba menulis..ada ide, tapi bagaiman mengemas ide yang sebenarnya agak dewasa menjadi lebih ringan supaya para pembaca gak bosan...
kalo ada masukan terima kasih bgt..
salam,
Shella
hai kak charon,novel kakak yang baru ini berjudul 1000 musim mengejar bintang gak kalah T-O-P-B-G-T kaakkk,sukses buat aku nangis baca nyaa....sumpah deh kak,dari 3600 detik,7 hari menembus waktu sama 1000 musim mengejar bintang pada keren semua..tapi yang aku heran kok novel kakak judulnya pasti tentang waktu mulu ya kak ?wkwkwk
ReplyDeletebkin yg bisaa d download donkk..
ReplyDelete:)
permisi numpang tanya....
ReplyDeletekl mw bca seluruh crtanya di web gtu n bayar gmn crnya ya???coz sy ni di china n pengen beli buku tenlit, saya penggemar buku tenlit..
Da yang tau ga ya..judul buku yang isi nya tentang cowok sma pendiam yang ternyata bekas anggota gengster dan gara gara tu pacarnya di culik karena anggota geng yang lain ga bolehin dia keluar dari anggota geng, help ya..klo tau judulnya, minta infonya…lagi cari cari judulnya ni….thx so…
ReplyDeletehai kak charon aku suka banget sama cerita novelnya,
ReplyDeletekalau boleh tanya
apa motivasi dalam membuat karya satra novel tersebut?
Hi all,
ReplyDeleteterima kasih yah udah membaca novel2 saya.
Kalau mau info tentang buku2 saya masuk aja ke blog saya di http://charon2519.blogspot.com, atau join di facebook "Charon Styx" atau follow saya di twitter @CharonStyx2519.
Cheers,
Charon
hai, ini ada yg bisa didownload atau di beli lewat online gak, aku gak tinggal di indonesia soalnya tapi seneng bangett baca buku novel atau teenlit indonesia...plz plz plz
ReplyDelete