Heaven really knows what’s best for us...
Judul: Autumn Once More
Pengarang: Ilana Tan, aliaZalea, Ika Natassa, Hetih
Rusli, Anastasia Aemilia, Meilia Kusumadewi, Nina Addison, Christina Juzwar,
Harriska Adiati, Lea Agustina Citra, Rosi L. Simamora, dan Shandy Tan.
Penyunting: Tim Editor GPU
Pewajah sampul: Marcel A.W.
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 232 hlm
Harga: Rp40.000
Rilis: April 2013
ISBN: 978-979-22-9471-2
Setahu saya, Autumn Once More merupakan kumpulan cerita
pendek (kumcer) bergenre metropop pertama yang ditulis secara keroyokan oleh
beberapa novelis metropop dan editor GPU. Sedangkan untuk kumcer metropop
sendiri sebenarnya sudah ada sejak Jakarta Kafe-nya Tatyana, sampai dengan
serial Metropolitan (Nyonya Besar, Tuan Besar, Roman Orang Metropolitan, dsb)
karya Threes Emir.
Daya pikat utama yang membuat kumcer ini istimewa tentu
saja jajaran para penyumbang tulisannya. Siapa yang tak kenal nama-nama besar
semacam Ilana Tan, aliaZalea, atau Ika Natassa? Ketiga penulis tersebut, menurut
saya, termasuk novelis metropop terpopuler yang buku-bukunya superlaris bak
kacang goreng di pasaran buku Indonesia. Bahkan, menurut mbak Hetih, salah
seorang editor GPU, menyebutkan bahwa novelnya Ilana Tan sudah cetak ulang
untuk yang ke-26 kali. WOW.
Beruntung, saya bisa membeli dan membaca kumcer ini lebih
dulu dibanding pencinta metropop lainnya mengingat kumcer ini dijadwalkan rilis
resmi tanggal 11 April 2013 mendatang, sementara saya sudah membeli novel ini
hari Sabtu, 6 April 2013, bertepatan dengan #gatheringGPU yang diselenggarakan
Gramedia. Sayang, karena ketersediaan bukunya baru ada sore, saya tak sempat
lagi berkeliling mendatangi para penulis yang kebetulan berhadir untuk
membubuhkan tanda tangan di kumcer ini. Untungnya masih ada mbak Hetih dan Mei
yang bersedia ditodong menandatangani kumcer ini. Alhamdulillah.
Berikut adalah kesan-kesan saya pada masing-masing cerita
seusai saya menuntaskan-baca kumcer ini.
#1 Be Careful What You Wish For karya aliaZalea. Tipikal
khas tulisan Alia. Seksi, menggoda, dan segar. Penulisnya sendiri mengakui
bahwa ia menyukai cowok seksi, jadi tak heran jika lagi-lagi tokoh cowok seksi
dihadirkan di cerpen ini. Melalui kelebatan fantasi sang tokoh perempuan yang
menyimpan hasrat namun tak sanggup berucap, cinta mengalir dalam tempo cepat
dan membius. Sayangnya, karena ruang yang terbatas, fantasi romantis nan seksi itu
seolah kurang tersalurkan.
#2 Thirty Something karya Anastasia Aemilia.
Huwaaaaaaaa....saya langsung jatuh suka pada cerita ini sejak kalimat
pembukanya dengan segala keribetan yang dihadirkan untuk tokoh utama perempuan
dalam cerpen ini. Belum lagi pada inti ceritanya yang meskipun lagi-lagi tentang
tema klise: soal sahabat yang memendam rasa. Tapi, tema usang itu tetap saja
menghipnotis saya. Tak ragu lagi, cerpen ini menjadi salah satu favorit saya di
kumcer ini. Ringkas, tangkas, dan dikemas cerdas.
gambar dari sini: www.daisy-days.co.uk |
#3 Stuck With You karya Christina Juzwar. Hmm, awalnya
sempat mau protes, ya masak lift kantor bisa rusak terus-terusan gitu, sih?
Saya berharap itu akal-akalan si tokoh utama laki-laki demi menggaet si tokoh
utama perempuan, tapi tidak, itu murni kerusakan, yang agak absurd menurut
saya. Yang juga sayang menurut saya adalah tokoh Haris yang tak tergali
maksimal, ujug-ujug dia divonis playboy hingga si tokoh perempuan tak lagi
mencintainya dan mengalihkan cintanya pada si tokoh utama laki-laki. Tapi, saya
merasakan aura romantisme menguar manis di cerita ini.
#4 Jack Daniel’s vs Orange Juice karya Harriska Adiati.
Well, definitely, this is my second favorite of this short-story collection. Persahabatan
para cowok di kota besar, pasti relatable banget buat saya. Dengan dialog dan
kalimat yang efektif, cerpen ini mengalir mulus hingga pada ritme konflik dan
solusi yang dipilih untuk mengakhiri konfliknya. Satu kata, SERU!
gambar dari sini: www.onemartiniatatime.com |
#5 Tak Ada Yang Mencintaimu Seperti Aku karya Hetih
Rusli. Filosofis, dalam, kalimat bersayap, dan membiarkan pembaca menentukan
sendiri interpretasi masing-masing. Saya menangkap tema cinta yang posesif,
cinta yang cenderung ke arah psikopat. Saya berharap ada lebih banyak interaksi
untuk menegaskan ‘cinta yang sakit’ itu.
#6 Critical Eleven karya Ika Natassa. Dari segi gaya
menulis, saya sudah takluk pada tulisan seorang Ika Natassa. Sudah pasti saya
akan dibawanya hanyut ke mana pun dia menghanyutkan saya. Kalimat modern terkemas
manis dalam penggalan kalimat yang menurut saya selalu memiliki makna. Dari cerpen
inilah quote-quote keren bisa di-copy paste, jika dibandingkan dengan cerpen
yang lain. Saya tahunya, Critical Eleven ini direncanakan untuk menjadi novel,
jadi cerpen ini serupa teaser bagi saya, untuk mengenali kedua tokoh utamanya sehingga
cukup membuat saya tak sabar menunggu novelnya.
#7 Autumn Once More (Autumn in Paris: Side Story) karya
Ilana Tan. Jujur saja, saya mungkin salah satu anomali dari sekian banyak
pencinta metropop karena saya sebenarnya tak begitu menyukai karya-karya Ilana
Tan, kecuali Winter in Tokyo. Bahkan ingatan saya akan Autumn in Paris pun
dipenuhi ketidakpuasan, jadi ketika membaca cerpen yang diangkat jadi judul
kumcer ini, saya tak berekspektasi lebih. Memang manis, romantis, dan
menyenangkan, tapi terasa biasa saja buat saya. Entahlah, apakah ada yang salah
dengan saya?
gambar dari sini: www.dreamstime.com |
#8 Her Footprints on His Heart karya Lea Agustina Citra.
Bagi saya, berani mencintai seseorang harus juga berani berkompromi dengan masa
lalunya. Itulah yang saya tangkap dari cerpen karya Lea ini. Juga soal
melimpahkan kepercayaan. Apakah setelah kita saling meneguhkan tekad untuk
memercayai pasangan, begitu si dia dekat dengan orang lain, kita langsung
terbakar api cemburu dan mendadak berteriak lantang, “Ingin kubunuh
dirinyaaa...”? Well, saya suka tema yang diangkat cerpen ini.
#9 Love is a Verb karya Meilia Kusumadewi. Mungkin dari
kesemua cerpen yang ada di dalam kumcer, cerpen ini adalah salah satu yang “gue
banget”. Jujur, memang bukan tema baru: pasangan yang menuntut perhatian lebih
karena selama ini dirasa tak pernah berbicara mesra sedikit pun. Ini pas sekali
dengan kondisi saya, yang terkadang tak sanggup merajut kata dan lebih suka
mengumbar tindakan. Saya pikir dengan begitu, pasangan akan menyadari betapa
besar cinta yang saya semaikan. Nyatanya, manusia itu berbeda-beda, ada pula
yang sudah dimanja-manja tetap mengharap seuntai kalimat verbal, “Aku cinta
kamu.”
gambar dari sini: www.etsy.com |
#10 Perkara Bulu Mata karya Nina Addison. Karya debutan
Nina, Morning Brew, menjadi salah satu karya perdana yang langsung mencuri
perhatian saya. Maka, ketika melihat nama Nina di jajaran penyumbang cerita di
kumcer ini, saya bahagia. Dan, benar saja, kisah ringan, segar, dan bernuansa
khas metropolis berhasil dihidangkan Nina dengan gaya serial Friends ini dengan
apik. Cerpen ini juga relatable banget sama saya karena berkisah soal benih
cinta yang tumbuh di antara sahabat dan dikhawatirkan akan merusak persahabatan
itu. Sejauh ini, saya setuju dengan ini. Dalam kehidupan nyata, sebisa mungkin
saya menghindari jatuh hati pada sahabat. Soalnya jika hubungan tak berjalan,
takutnya kami saling menjauhi, padahal kami dalam lingkaran pergaulan yang sama,
awkward banget pastinya.
#11 The Unexpected Surprise karya Nina Andiana. Tentang cinta
seorang ibu yang tidak berbatas. Meskipun tak diungkapkan terang-terangan,
cinta dalam diamnya akan selalu putih untuk anak-anaknya. Nina menghadirkan
kisah ini dalam nuansa yang agak datar. Jawaban atas konflik yang dialami tokoh
utama agak kurang ‘tak terduga’ menurut saya.
#12 Senja yang Sempurna karya Rosi L. Simamora. Jujur,
saya bingung pada cerpen yang ini. Oiya, cerpen ini hampir seluruh kalimatnya
bertabur rangkaian kata indah. Namun, justru karena itulah saya merasa cerpen
ini ‘nyasar’ di kumcer metropop ini. Kisahnya tentang laki-laki yang baru
menyadari bahwa perempuan yang selama ini ada di dekatnya adalah takdirnya,
maka ia mencoba memesan senja yang sempurna untuk sang perempuan. Malangnya,
ketika pesanan mahal itu ia serahkan padanya, justru perempuan itu berpindah
rasa, tetiba ia menyukai hujan.
#13 Cinta 2 x 24 Jam karya Shandy Tan. Well, ini jenis
cerita yang dulu pernah ingin saya tulis, hahaha. Tapi, saya tak akan bilang
bagian mananya, karena bagian itu yang paling vital, meskipun untuk ukuran
cerpen ketika beberapa ratus kata kemudian saya yakin pembaca sudah bisa
menduga tokoh utama di cerpen ini itu “apa” dan bukan “siapa”. Soal twist di
ending-nya pun sudah terendus di tengah-tengahnya, jadi sisi misterius yang
dibangun oleh perasaan melankolis sang tokoh utama hanya bertahan beberapa saat
saja, setidaknya bagi saya.
Secara keseluruhan saya menyukai kumcer ini. Paling tidak
ada 5 cerita yang menjadi favorit saya: 2, 4, 6, 9, dan 10, dengan cerita ke-2, ke-4,
dan ke-6 menjadi yang terrrrrrfavorit buat saya.
My rating: 4 out of 5 star
Ah, lucky you~ aku ga sabar pengen baca buku ini. Tapi masih 11 April ya terbitnyaaa >.<
ReplyDeleteBtw, sama kok mas, aku juga anomali. Ilana Tan yg aku suka cuma Autumn in Paris sama Sunshine Becomes You
wahh bagus yah ? :D ternyata ceritany banyak jg.. pengen baca buku ini xD hihihi
ReplyDeletethanks reviewnyaa! ;)
@Oky....yayyyyy, kupikir cuman aku aja, Ky...tapi justru kamu suka Autumn in Paris, ya? Aku justru mual *lebay* pas bacanya, hehehe...selera selalu juaranya yaaa...
ReplyDelete@Stefanie.....yap, lumayan banyak ceritanya....:) beberapa bikin ngakak pokoknya, hehehe...
mauuuuuu buku ini, pengen banget baca cerpennya Ika Natasha, ak nunggu2 banget critical 11
ReplyDeleteaku biasa aja sama bukunya Ilana Tan, pengen baca karya2nya tapi nggak untuk dikoleksi :)
Aku juga gak begitu suka buku-buku Ilana Tan, ceritanya standar.. :))
ReplyDeleteiriiiiinyaaaa~ hahaha. pengen beli cuma bingung mau dikirim kemana. hikss. lagi ga di rumah soale. :(
ReplyDelete@Sulis....iya, Critical Eleven kayak teaser buat kita ya...
ReplyDelete@Luckty.....ahh, untunglah ada temennya....
@Jessica.....Wahhh...ayo, Jess, segera dibaca
aku malah paling suka novel yg autumn in paris mas, yg winter in tokyo, summer in seouul, dan spring in london ceritanya gampang ditebak >< bdw mau tanya, ilana tan itu cewek apa cowok?
ReplyDeleteizin di share ya... (dedngan tetap menyertakan sumber ^^)
ReplyDeletehttp://kumcer.com/2013/06/07/resensi-autumn-once-more/
ihh aku juga suka banget ceritanya thirty something.. pas baca endingnya tau2 nangis :) kerennya itu di bikin novel deh :)
ReplyDeleteKalo thirty something itu novel bukan? Di gramed ada ga ya?
ReplyDeletejadi pengen baca novel novelnya. cuma pernah baca karya ilana tan.
ReplyDeleteilana tan sih menurutku jalan ceritanya emang standar, cuma dia ngemasnya lumayan. suka yang winter juga sama.hehe