Monday, April 27, 2020

[Resensi Novel Metropop] Combo Review: Hair-Quake dan Fly Him to the Moon by Mariskova

First line:
Text Message...
From: Ferry
08.44 AM
Di mana lo?

---hlm.7, Bab 1

Andita Soekardi memang bukan si Barbie yang cantik, langsing, dan berambut pirang indah. Ia cuma cewek biasa yang bekerja sebagai guru bahasa Inggris di sebuah institut bahasa asing. Ia cewek normal, impulsif, cerewet, moody, namun baik hati dan pintar. Ia lumayan pede walaupun berkulit hitam, bertubuh kerempeng, dan belum punya pacar. Cuma satu yang membuatnya aneh: Andita punya obsesi akut pada rambutnya! Bagi Andita, better hair brings better luck, better love and better life.

Hidup Andita berantakan ketika fotonya masuk ke majalah dan rambutnya disebut sudah out of style. Segala hiburan sahabatnya, Ferry, tidak digubrisnya. Andita malah mendatangi salon tempatnya memotong rambut dengan gaya yang disebut jadul itu, dan menuntut ganti rugi.

Saat menjalani perawatan rambut ganti rugi di salon itulah Andita ketemu Prasta, eksekutif muda ganteng yang lalu jadi curahan hatinya. Kepada Prasta-lah Andita mencurahkan segala unek-uneknya di kantor, proses promosi jabatannya yang bertele-tele, dan nyaris semua cerita dalam hidupnya. Prasta bak Ferry kedua, bahkan lebih.

Tapi kemudian sesama pengajar di institut tempat Andita mengajar sepertinya menaruh hati padanya. Jadi, siapa yang harus Andita pilih? Apakah benar kondisi rambutnya memengaruhi kehidupan karier dan cintanya?

Judul: Hair-Quake
Pengarang: Mariskova
Penyunting: Donna Widjajanto
Desain sampul: Eric Alexander
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 288 hlm
Rilis: April 2008
My rating: 4,5 out of 5 star

Hair-Quake

Saya antara sadar-nggak-sadar sudah baca Hair-Quake belum, ya? Berhubung instruksi #WorkFromHome dalam rangka #SocialDistancing dan #PhysicalDistancing diperpanjang demi memutus rantai penyebaran virus Covid-19, acara baca-membaca terus menggelora sampai-sampai saya bongkar-bongkar kontainer dan mencoba membaca judul-judul lawas #novelMetropop yang kayaknya belum saya baca. Salah satunya yang akhirnya saya baca Hair-Quake karya Mariskova ini. Lah, tapi pas mau bikin resensi dan cek di rak goodreads, lho kok saya sudah pernah me-rating, ya? Dua bintang lagi, hahaha.


Entah kesambet apa, kok bisa beda jauh ya sama kesan baca yang sekarang. Selepas membaca novel ini saya dengan gegap gempita menyematkan bintang 4,5 untuk me-rating-nya. Bahkan kemudian saya meracuni buistri buat baca novel ini, karena sedikit banyak temanya relate sama si krucil kesayangan kami yang nggak pernah acuh sama rambutnya. Hahaha. Well, anggaplah ya, kali ini saya baca pas sama mood dan dapet feel-nya.

via GIPHY

Asli. Saya dibuat kemekel (tertawa-tawa geli--Jawa) sepanjang membaca Hair-Quake ini. Terakhir kali seperti ini kayaknya pas saya baca Resign!-nya Almira Bastari, deh. Oh, sama beberapa bagian di trilogi Crazy Rich Asian-nya Kevin Kwan, sih. Surga banget kalau pas nemu novel yang bisa menyegarkan suasana begini. Apalagi di masa-masa gelap akibat pandemi Covid-19 ini, ya. Mungkin itu juga kali yang bikin saya bahagia banget selama membaca novel ini, sampai akhirnya dengan ikhlas ngasih bintang 5. Mungkin.

Etapi, awalnya saya dongkol banget sama Andita--tokoh utama perempuan di novel ini. Nggak tahu ya, mangkel aja bawaannya. Kalau beneran ada orangnya, sudah pengin menjitak kepalanya. Persetan dengan etika kesopanan! Huh! Padahal dia dikelilingi keluarga dan sahabat yang begitu menyayangi dan peduli setengah mati padanya, tapi kok ya kayaknya kurang bersyukur, membesar-besarkan masalah kecil, sampai dunia harus fokus hanya padanya: pada rambutnya!

via GIPHY

Namun demikian, Mariskova berhasil membuat suasana segar dengan dialog kocak nan komikal yang membuat saya terpingkal-pingkal. Dan di sinilah, harus diakui, "You had me at those silly banter." Saya pun ikut larut dalam rasa frustrasi Andita karena rambutnya yang nggak bisa diatur, ikut bahagia ketika nggak hanya satu, tapi dua cowok mengirim sinyal suka kepadanya, serta ikut deg-degan tegang menanti hasil akhir seleksi untuk promosi jabatan Andita di tempatnya mengajar.

Dinamika subplot yang dibuat Mariskova sungguh menyenangkan untuk diikuti sehingga membuat saya tetap betah membaca novel ini hingga halaman akhir. Novel ini diterbitkan lebih dari 12 tahun silam, jadi mungkin ada beberapa hal agak nggak relevan di masa kini, tapi sama sekali nggak mengganggu selama membaca kok. Novel ini tetap dapat dinikmati. Oiya, novel ini sempat cetak ulang, ganti kover, di tahun 2014. Saya nggak tahu apakah ada pembaruan isi demi relevansi pada masa kini, karena saya baca yang edisi awal.


Plot cerita: seperti ditulis di blurb edisi awal (di edisi cetak ulang, informasinya dipangkas), karena insiden dimuatnya foto dirinya pada sebuah majalah fashion di rubrik gaya rambut jadul, Andita merasa dunia runtuh, kariernya terancam hancur berantakan, dan tak akan ada cowok yang bersedia menjadi pacarnya. Demi menjaga reputasinya sebagai pengajar di sebuah lembaga bahasa, apalagi dia juga sedang ikut seleksi promosi jabatan, Andita harus meminta pertanggungjawaban salon tempatnya memotong rambut. Ternyata dari insiden inilah, jalan hidup Andita yang awalnya sederhana mendadak jadi serbaruwet: jatuh cinta pada tunangan orang, dituduh berselingkuh sama sahabat sendiri, hingga terkuaknya konspirasi menjatuhkan namanya dari peta persaingan promosi jabatan.

Overall, for me, Hair-Quake. Itu. LUCU. BANGET. Lupakanlah bahwa saya sempat ngasih 2 bintang di tahun kapan itu, kali ini saya sangat terhibur membaca kisah hidup Andita yang superkocak tapi juga super merah muda, yang membuat saya dari sekadar tersenyum sampai ngakak nggak keruan. Buat kamu yang lagi nyari bahan bacaan yang kocak, cobalah baca Hair-Quake ini.


via GIPHY

Topik bahasan:
1. Rambutku adalah kekuatanku
2. Drama keluarga dan persahabatan
3. Office romance: lembaga bahasa
4. Profesi: pengajar, pengacara, dan chef
5. Setting: Jakarta

End line:
Prosedur aplikasi visa ke Amerika Serikat.
---hlm.280, Bab 14

Untuk novel kedua karya Mariskova yang saya baca, Fly Him to the Moon, nggak saya ulas panjang lebar, ya. Meskipun nggak mau membandingkan, saya memang lebih suka (dan terhibur) ketika membaca Hair-Quake ketimbang Fly Him to the Moon.

Bila sahabatmu adalah matahari dan kamu adalah bulan, apa yang akan terjadi kepadamu ketika pagi menjelang dan matahari terbit? Apakah orang-orang di bumi akan bisa melihatmu di atas langit sana?

Seluruh laki-laki di satu bumi ini pasti akan bahagia luar biasa seandainya mereka bisa menjadi sahabat Jelita. Sebaliknya, bila semua perempuan di beberapa galaksi dikumpulkan, mereka pasti akan lebih memilih mati daripada harus menjadi sahabat Jelita. Kecuali Anjani.

Jelita Gani dan Anjani Anjasmara adalah dua sahabat sejak kecil. Jelita seorang perempuan yang cantik tak terkira dan pintar luar biasa. Kecantikannya membuatnya dikitari oleh laki-laki dari berbagai jenis karakter. Kepintarannya membuatnya dilimpahi kepopuleran. Jelita selalu menjadi matahari di mana pun dia berada.

Anjani, sahabat Jelita, adalah seorang perempuan tomboy yang selalu memerankan tokoh sahabat setia. Sepanjang hidupnya Anjani menyaksikan para laki-laki berlomba mengejar Jelita. Sepanjang hidupnya Anjani mengurusi para laki-laki yang menggunakan dirinya untuk mendekati Jelita. Sepanjang hidupnya, Anjani merasakan sosoknya perlahan menghilang di balik awan setiap kali Jelita muncul. Seperti bulan ketika matahari muncul. Atas nama persahabatan, Anjani tak pernah beranjak dari sisi Jelita. Bagi Anjani, persahabatannya dengan Jelita lebih berharga dari laki-laki mana pun...

... sampai lalu sahabatnya itu berbalik memusuhinya ketika seorang pangeran impian datang menawarkan cinta. Masih tersisa luaskah hati Anjani bagi sahabatnya? Apakah Anjani rela menukar cintanya pada sang pangeran impian dengan persahabatannya dengan Jelita?

Judul: Fly Him to the Moon
Pengarang: Mariskova
Penyunting: -
Desain sampul: -
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 352 hlm
Rilis: Agustus 2010
My rating: 3,5 out of 5 star

Fly Him to the Moon

Oke, jujur saja, saya lebih banyak dongkolnya dibanding terhibur sewaktu membaca novel ini. Saya pun sempat kepingin skip dan langsung ke halaman akhir untuk mengetahui nasib kedua sahabat yang mendadak bermusuhan gegara seorang cowok ini. Karakter utamanya lumayan annoying dan ya... ngeselin aja. Tapi, kayaknya memang dibikin begitu sih. Soalnya sebenarnya sikap Anjani sempat diprotes keluarga dan teman dekat, tapi ya tetap saja bebal. Topik utama, selain sisi romansa, memang kental sekali dengan nuansa persahabatan. Mariskova sepertinya ingin meng-highlight: seberapa besar pun kesalahan sahabat, semestinya tak lantas berujung jadi musuh. Menurut saya, ya.

Namun, saya tetap mengapresiasi novel ini. Kalau kamu cukup bisa menolerir karakter yang menyebalkan, tetap bacalah novel ini. Apalagi buat kamu yang punya sahabat dekat, dilema persahabatan yang penuh ujian tergambar dengan gamblang di novel ini. Bisalah buat lucu-lucan dibahas sama sahabatmu.

Topik bahasan:
1. Cinta segitiga
2. Drama keluarga dan persahabatan
3. Gemerlap dunia artis televisi
4. Profesi: arsitek, selebritas/pembawa acara, dan bankir
5. Setting: Jakarta, Ciawi, dan Bandung

Selamat membaca, kamu.

0 komentar:

Post a Comment