Thursday, December 17, 2015

[Book Event] Diskusi Panel "How to Sell Your Ideas" by Kompas Gramedia Group

Minggu (13/12/2015) kemarin, yang merupakan hari kedua penyelenggaraan Kompas Gramedia Fair (KGF) 2015, saya baru menyempatkan diri untuk mampir. Widih, tumben, ya? Biasa juga kalau ada book fair, datang setiap hari? Well, selain semakin sempitnya waktu berleha-leha di luar urusan kantor, kesibukan newlyweds juga bikin waktu rekreasi menjadi lebih sedikit. Kali ini pun, saya datang sendiri, tanpa membawa pasangan. Dan, saya khusus datang ke arena KGFair 2015 untuk mengikuti diskusi panel "How to Sell Your Ideas (HTSYI)" yang diselenggarakan oleh panitia KGFair 2015, yang menghadirkan para panelis jempolan, di antaranya Ika Natassa. Sebagai pencinta metropop, wajib banget datang ke acara yang ada Ika Natassa-nya, dong *nyengir.


Melupakan fakta lokasi KGFair 2015 yang sama dengan penyelenggaraan kopdar Amore in Metropop tahun sebelumnya, yaitu di JCC (yang tidak ada ruangan khusus-tertutupnya), saya mengharapkan diskusi diselenggarakan di dalam ruangan khusus dengan suasana lebih tenang, terbebas dari kebisingan area sekitar. Tentu saja, harapan saya enggak jadi kenyataan. Diskusi diselenggarakan di panggung utama, open space, yang meskipun tata suaranya sudah disiapkan sedemikian rupa, masih saja terganggu kebisingan dari suara-suara di area sekitar.

Pun, saya jadi agak kecewa juga, sih, karena untuk ikut diskusi ini mesti bayar sebesar Rp75k, eh... malah acaranya di open space. Ckckck. Meskipun dibilang balik modal karena untuk peserta yang mendaftar disediakan goodie bag (berisi satu judul buku + voucher Gramedia Rp50k) serta kursi untuk duduk sepanjang acara, kalau tahu acaranya di open space, saya milih enggak usah bayar saja, deh. Berdiri pun saya rela, kok.


Agak molor dari jadwal, acara baru dimulai pukul 2 siang lewat beberapa menit. Enggak masalah lah, ya. Buat saya yang sudah pernah ikut repot mengurusi acara, ketepatan waktu memang menjadi salah satu faktor paling tricky dan terkadang sulit dikontrol meskipun sudah disiapkan minute by minute jalannya acara.

Diskusinya sendiri dipandu oleh Mario Pratama, yang dikenalkan oleh MC merupakan salah satu penyiar Radio Prambors (Jakarta?) yang sudah kondang. Well, dilihat dari gaya pembawaan dan suaranya yang bulat-asyik, sih, enggak heran kalau memang sudah jadi MC kondang (saya bilang "kalau", ya).

Sementara itu, jajaran panelisnya adalah:

1. Arie Parikesit @arieparikesit yang mempresentasikan seputar ide dan usahanya membesarkan bisnis traveling berbasis wisata kuliner dalam program #KelanaRasa. Pada banyak slide paparannya, Arie menunjukkan potensi yang belum banyak digali terkait wisata kuliner nusantara. Salah satu fakta yang membuat saya cukup tercengang adalah: Indonesia menjadi negara dengan tingkat keragaman makanan paling banyak sedunia tapi untuk potensi wisata kulinernya belum dieksplorasi secara optimal. Arie menyebutkan di Amerika Serikat yang hanya punya sekitar 50 negara bagian saja, terdapat kurang lebih 500 agen wisata yang khusus menawarkan paket wisata berbasis kuliner. Indonesia? Kata Arie, sih, belum ada, kayaknya baru satu. Mungkin maksudnya ya si #KelanaRasa itu, kali, ya.



2. Anak Gank Generasi 90-an @Generasi90an yang digawangi oleh Marcella, Yosua, dan Sosetya. Sudah tahu, kan, beberapa tahun lalu ada buku Generasi 90-an yang asyik banget lalu booming itu? Nah, ternyata ide awal penulisan buku itu cukup unik, yaitu proyek pribadi Marcella untuk tugas skripsi kuliahnya. Bagi mahasiswa jurusan desain di kampusnya, sebagai tugas akhir, mereka dituntut untuk bisa membuat projek (apa pun bentuknya), dan setelah bingung beberapa saat, akhirnya Marcella memutuskan untuk memilih projek membuat buku dengan tema segala-rupa tentang tahun 90-an. Tak dinyana, dari proyek pribadi tersebut, saat ini Generasi90-an berkembang menjadi bisnis yang cukup besar sehingga kemudian Marcella mengajak kerja sama dengan pihak-pihak lain, salah duanya Yosua dan Sosetya, yang diajak untuk merealisasikan buku kedua.


3. Ika Natassa @ikanatassa. Hmm, karena panelis ketiga inilah saya mendaftar untuk ikut serta dan menghadiri diskusi panel ini. Saya sudah sering (baik online maupun offline) menyimak "kuliah" keren Ika Natassa, tapi entahlah, pada setiap kesempatan saya masih selalu dibuat terkesima dengan segala bakat dan pemikiran Ika yang kerap out of the box. Well, untuk tema diskusi panel kali ini, saya merasa presentasi Ika adalah yang paling sesuai dan pas dengan temanya yaitu bagaimana cara menjual ide-ide yang kita miliki. Mendasarkan pada pengalamannya, Ika mengupas tuntas tentang peran sosial media bagi perjalanan karier-nya sebagai penulis kondang tanah air. Dengan gaya penyampaiannya yang lugas serta tak jarang membanyol, suasana menjadi demikian meriah sepanjang paparannya. Jempol banget, deh, buat Ika Natassa dan presentasinya.




4. Ayu @Momalula. Panelis keempat ini merupakan seorang ibu rumah tangga berhijab lebar yang memulai usaha bisnis online-nya melalui brand #UkhtiSally dengan menjual aksesoris kelengkapan busana muslimah terutama hijab sebelum melebarkan sayap bisnisnya dengan beragam cara promosi. Salah satu media promosi yang dipilihnya adalah dengan membuat film pendek bertema islami yang mengangkat isu-isu populer anak muda masa kini yang diunggah ke YouTube.


Secara umum, segmen pertama pada diskusi panel ini memang diisi dengan (sebut saja) success story para panelis. Bagaimana mereka mendapatkan ide, mengembangkannya, menekuninya, hingga akhirnya menjualnya. Jempol dua untuk panitia, karena keempat panelis mempunyai kisah yang berbeda sehingga peserta diskusi yang hadir bisa membuka cakrawala seluas-luasnya tentang bermacam ide yang bisa "dijual". Persamaan dari keempat panelis yang hadir adalah mereka akhirnya sama-sama telah membukukan ide masing-masing.

Secuplik Question and Answer dari diskusi panel ini, silakan simak pada rekaman (low quality) berupa file audio, segmen terakhir.


Check this out on Chirbit

Sebagaimana dirangkumkan oleh MC, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengupayakan "penjualan sebuah ide", yaitu::
1. Kembangkan sesuai passion;
2. Kita tak hanya harus siap sukses, tapi juga siap gagal;
3. Tak ada yang instan, nikmati proses pengembangan ide;
4. Riset itu penting, lakukan!
5. There is nothing new under the sun, jadi memodifikasi ide yang sudah ada itu wajar-wajar saja, kok.

Oiya, saran untuk panitia (atau mungkin kritikan). Selain ruangan yang terlampu bising untuk diskusi panel istimewa, persoalan teknis seperti peralatan presentasi (clicker dan proyektor) serta mik mohon untuk selalu diteliti apakah sudah siap digunakan atau belum. Saya paling bete waktu presentasi @Momalula di mana ketika penayangan video yang menjadi bagian presentasinya agak sedikit kacau.

Itu palingan sih, ya, yang keingetan di saya. Untuk rekaman video (hanya secuplik presentasi Ika Natassa, low quality juga) sedang saya usahakan untuk bisa diunggah ke YouTube. Akan di-update nanti, deh.

Berikut beberapa jepretan sebelum dan sesudah mengikuti diskusi panelnya.


antrean tanda tangan Ika Natassa. wowsaaaa...

banner apps iJak yang sedang populer di kalangan pembaca dan pencinta Perpus

seni instalasi unik di bagian depan
banner MnG cast film Sunshine Becomes You, adaptasi novel metropop berjudul sama karya Ilana Tan

2 comments:

  1. thank you for coming, kak ijul. makasih juga untuk masukannya. akan jadi catatan untuk penyelenggaraan sesi panel lainnya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. simi-simi, Odi...suka banget sama ide bikin diskusi panel... maaf, ya, kalau ceriwis nih saya...:)

      Delete