Wednesday, September 19, 2018

[Review Novel Metropop] Beautiful Pain by Nathalia Theodora

First line:
DORONGAN itu begitu keras, sampai Keira terhuyung dan menabrak dinding di belakangnya.
---hlm.6, Prolog

“Silakan saja menyebut Keira perempuan serakah karena mencintai Landon dan Damon, sama besarnya. Dia tidak peduli meski Landon sakit dan Damon suka memukulinya. Masa lalu yang dimilikinya membuat Keira bertekad untuk mempertahankan mereka berdua.

Berulang kali Damon meminta Keira untuk memilih dan jelas sekali lelaki itu tidak suka menjadi pihak yang kalah. Dia akan melakukan segala cara untuk membuat Keira meninggalkan Landon. Akhirnya Keira tidak mampu menolak dan hanya bisa bernegosiasi agar Damon memberinya waktu satu bulan untuk mengucapkan selamat tinggal pada Landon.

Padahal, kondisi Landon tidak kunjung membaik. Dengan detik-detik yang semakin mendekati batas waktu pemberian Damon, Keira hanya berharap semua yang dia lakukan akan berhasil.

Semoga.

Judul: Beautiful Pain
Pengarang: Nathalia Theodora
Penyunting: Donna Widjajanto
Penyelaras Aksara: Nila Isnaini
Desainer Sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 147 hlm
My rating: 2,5 out of 5 star

rating di www.goodreads.com per 18/09/2018 at 02:38 AM
Sejak menerima fisik buku yang dikirim langsung oleh Nath dan mengetahui jumlah halamannya kurang dari bilangan angka dua ratus, saya memang langsung khawatir pada Beautiful Pain ini. Well, dengan jumlah halaman segitu konflik macam apa yang bisa disajikan dengan tepat, pengembangan karakter yang pas, dan eksekusi akhir yang oke? Hasilnya: kekhawatiran saya cukup beralasan.

Sebenarnya premis Beautiful Pain cukup menjanjikan, meskipun nggak menawarkan sesuatu yang baru: mental disorder. Saya sudah pernah membaca (dan menonton) beberapa buku (dan film) tentang gangguan kepribadian ini. Baik bermuatan thriller maupun romance. Dan, memang seharusnya banyak hal yang bisa diuraikan dari satu titik itu saja. Belum lagi jika ditambahkan subplot lain untuk lebih memperkaya cerita. Sayangnya, Beautiful Pain tidak melakukannya, baik menggali lebih dalam maupun menambahkan subplot lain.

gif dari sini: https://wifflegif.com/
Beautiful Pain merupakan karya kesekian (ke-14 di database goodreads.com) dari Nathalia Theodora yang menjadi novel pertamanya yang diterbikan pada lini Metropop di Gramedia Pustaka Utama (sepanjang yang saya tahu). Dari tahun ke tahun, Metropop mulai menjangkau segala kemungkinan menghadirkan kisah romansa urban yang nggak melulu ngomongin cinta doang. Domestic violence, kesetaraan gender, sampai isu minoritas hadir di lini favorit saya ini. Beautiful Pain menjadi salah satu yang bisa masuk kategori domestic violence dalam hubungan pacaran.

Beautiful Pain menceritakan tentang Keira, sosok eksekutif muda, yang jatuh cinta pada dua laki-laki: Landon sang chef (?) sekaligus pemilik beberapa cabang restoran yang superlembut dan rapuh; dan Damon sang pelukis aliran dark (surealis?) yang superkasar dan suka kekerasan. Sejatinya Keira sudah akan meninggalkan salah satunya, demi kebaikan bersama, tapi tekadnya untuk menyelamatkan orang tersayang membuatnya maju-mundur (nggak pake cantik-cantik) hingga dia terus saja terjebak dalam hubungan nggak sehat yang berkepanjangan.

gambar dari sini: http://thesilentchild.tumblr.com/
Beberapa reviewer/booktuber akan mengategorikan kisah ini sebagai toxic relationship. Sudah tahu pacarmu bermasalah, masih juga kamu pacaran sama dia. Begitulah kira-kira maknanya, CMIIW. Saya juga gemas sama Keira sepanjang membaca novel ini. Sudah tahu Damon suka main tangan, mengapa masih setia?

Well, sejatinya pertanyaannya nggak semudah itu, sih. Ada plot twist yang superdahsyat di akhir. Meskipun nggak se-grande yang seharusnya bisa dibikin, twist-nya lumayan. Kenapa cuman jadi lumayan? Salahkan jumlah halaman yang minimalis itu. Entah dari awal Nath kurang menggali lebih dalam atau digunting kurang optimal sewaktu penyuntingan. Isu mental disorder yang terkoneksi langsung dengan domestic violence agak kurang believable buat saya. Saya nggak bisa cerita tanpa spoiler, jadi saya cuman bilang: segala situasinya kayak kurang meyakinkan, terutama karena ini digunakan sebagai unsur kejutan ketika twist dibongkar, saya jadi bertanya-tanya bagaimana sih reaksi orang-orang di sekitar Keira-Damon menyikapi kondisi ini, SELAMA INI? Oke, ada kok dijelaskan sebagiannya, tapi... entahlah, balik ke kesan awal saya, nggak believable.

gambar dari sini: http://www.therakyatpost.com
Kesampingkan fakta premis yang kurang digali, bagaimana dengan unsur Metropop-nya? Ternyata di departemen ini juga setali tiga uang. Unsur office romance yang lekat dengan novel-novel lini Metropop hadir bak tempelan Post-it ka-we. Latar belakang profesi Keira di sebuah perusahaan manufaktur/distributor (?) hadir selintas-sekejap saja. Ada sih diceritakan soal evaluasi vendor, prosedur pemilihan vendor baru, atau mekanisme pembelian produk baru, tapi ya itu... melalui cerita. Bukan narasi yang menggambarkan dengan detail prosesnya. Jadi, nggak nambah wawasan juga, paling tidak buat saya. Terus Keira ini bukan top management kan ya, kok seenak-enaknya saja gitu dia keluar-keluar kantor bukan untuk urusan kerjaan: ke studio lukis Damon lah, rumah Landon lah, ke restoran Landon, atau pas galau dengar kabar Landon menghilang---langsung cus saja dari kantor, enggak minta izin atasan atau notice ke HRD, titip absen ke temen saja enggak, hahaha.

Nah, kalau kamu lagi butuh bacaan Metropop yang kompleks, bisa mencoba membaca Beautiful Pain ini. Meskipun menurut saya agak kurang sukses dalam mengeksekusi isu utamanya tenang mental disorder, novel ini tetap bisa memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga hubungan dalam keluarga /persahabatan dan mewaspadai buruknya dampak toxic relationship. Selamat atas kelahiran novel Metropop pertamanya, Nath, semoga terus produtif, ya. Ditunggu kisah-kisah Metropop-nya yang lain.

Have a nice reading, tweemans.


End line:
"Dan sambil berpegangan tangan, mereka pun meninggalkan taman.
---hlm.147, Epilog

1 comment: