Saturday, December 26, 2009

Resensi Novel Glam Girls: Winna Efendi - Unbelievable

Semoga tidak ada dalam dunia nyata



Judul: Unbelievable
Series: Glam Girls (Rashi and The Clique) - 3th Book
Penulis: Winna Efendi
Penerbit: Gagas Media
Tema: Friendship, Betrayal, School Life, Socialite
Tebal: vi + 262 halaman
Harga: Rp37.000 (Toko)
Rilis: Nopember 2009

Yah, jujur, sembari mengelus dada saya sangat berharap (berdoa dengan khidmat) cerita sebagaimana yang terdapat dalam buku ketiga dari seri Glam Girls-nya Gagas Media, tulisan Winna Efendi, ini tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Paling tidak, tidak terjadi di Indonesia. Semoga ini tetap menjadi dunia khayal hasil olahan imajinasi para novelis berbakat itu. Amiin.

Awal ketertarikan saya dengan seri Glam Girls (GG) yang dirintis oleh Gagas Media ini adalah "kemiripan"nya dengan serial remaja Amrik yang sempat pula saya sukai, Gossip Girl. Cerita dari sekumpulan remaja yang bersekolah di SMA elit di kawasan mewah dengan beragam intrik dan bumbu-bumbu penyedap yang membuat kepala geleng-geleng. Intrik pertemanan. Percintaan. Drama rivalitas. Pamer status sosial. Dan beragam tema penuh konflik yang kadang hampir-hampir tak pernah terlintas dalam benak saya. Membuat saya, paling tidak langsung mengucap syukur bahwa saya lahir, besar, dan hidup di Indonesia. Lucky me!

Menurut opini saya, Seri GG ini memang hampir mirip dengan serial yang diangkat dari novel seri berjudul sama karya Cecily von Ziegesar tersebut. Sekolah elite dan serangkaian cerita yang mirip dengan sinetron-sinetron bertema remaja SMA yang sempat booming di tanah air beberapa waktu silam menjadi setting utama-nya. Dari tiga novelnya yang sudah terbit, saya baru membaca buku pertama (Glam Girls by Nina Ardianti) dan buku ketiga (Unbelievable by Winna Efendi). Saya sempat mempertimbangkan untuk membeli buku kedua (Reputation by Tessa Intanya), namun saya kurang tertarik dengan gaya bahasa yang digunakan penulisnya ketika scanning sekilas dari buku contohnya, karena di bawah standar yang saya harapkan .

Kalau di buku pertama yang bercerita adalah seorang outsider cupu, Adrianna, yang berjuang untuk masuk ke dalam sebuah gang cewek populer (di sini disebut clique) nomor wahid di sebuah sekolah mewah di Jakarta, maka di buku ketiga ini yang bercerita adalah Maybella, salah satu anggota clique yang
dideskripsikan super feminim, model remaja yang sedang digemari, fashionista sejati, party girl, play girl, anak konglomerat, dan digambarkan sedikit bodoh dalam urusan akademis. Kalau kalian pernah menonton film-film semacam Mean Girls (Lindsay Lohan), Bring it On (Kirsten Dunst), atau The Hot Chick (Rob Schneider, Anna Faris), maka tokoh Maybella ini biasanya bertugas sebagai "gadis-tolol" pengundang tawa penonton. Ketika membaca Unbelivable, imajinasi saya tidak bisa jauh dari aktris Anna Faris (Hot Chick, Scary Movie, The House of Bunny) yang kerap melakonkan tokoh mirip Maybella ini.

Summary tokoh: Maybella (aku - clique member, model), Rashi (clique leader - anak konglomerat, pemilik blog fashion, memiliki fashion line sendiri), Adrianna (clique member - ikut ekskul sepak bola, masih gagap fashion, paling pintar secara akademis), Marion (clique member yang akhirnya dikeluarkan - punya rahasia besar untuk mengkudeta Rashi), Mario (serious love interest-nya Maybella), Arian (serious love interst-nya Rashi), Lukas (ex-Rashi yang masih ingin balik), Dico (rival Rashi yang pernah membuat blog untuk menjatuhkannya).

Dari dua buku dalam seri GG yang sudah saya baca, saya lebih menyukai Unbelivable. Glam Girls-nya Nina saya suka tapi menjadi terlihat biasa seusai saya merampungkan-baca novel ini, karena sudut pandang cerita yang digunakan Nina sudah kelewat sering. Pun dengan tokohnya yang banyak sekali padanannya, baik dalam cerita fiksi cetak maupun fiksi gerak (film dan televisi). Contoh: Lindsay Lohan dalam film Mean Girls, tokoh Jenny dalam seri Gossip Girl, Eliza Dushku dalam Bring it On, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sedangkan, sudut pandang seperti dalam Unbelivable ini jarang sekali diangkat, sebatas pengetahuan saya. Sebagaimana saya katakan sebelumnya, tokoh seperti Maybella ini biasanya hanya hadir sebagai pemanis belaka. Cenderung diperankan oleh aktris tidak terkenal yang cantik dan bertingkah konyol. Oh, ada satu sih, setahu saya dimana tokoh seperti ini menjadi tokoh sentral, ya...di film The Hot Chick yang diperanin ama Anna Faris.

Susah-susah gampang untuk menjaga konsistensi tokoh seperti Maybella ini. Dia harus berkesan tidak pintar tapi juga jangan kelewat bodoh. Dan, salute untuk Winna yang mampu mengawal Maybella untuk tetap konsisten hingga di penghujung cerita. Ada beberapa momen yang berpotensi menggoyahkan tokoh ini, namun Winna dengan piawai menuntun Maybella untuk melewati momen tersebut dan tetap menjadi Maybella.

Salute juga buat Gagas Media, yang akhirnya mampu menerbitkan buku yang nyaris tidak ada kesalahan cetaknya seperti Unbelievable ini. Nah sebenarnya kan bisa juga diminimalisir kesalahan seperti ini??? Semoga ke depannya para penerbit makin konsisten untuk juga memerhatikan mutu cetakan buku terbitannya.

Dari sisi tema sih, tidak ada yang baru. Kalau sering menonton film-film dan serial remaja cewek Hollywood, maka mungkin banyak yang akan berseru, "ah, novel ini nggak ada istimewa-istimewanya", so... saya tak akan men-judge temanya. Saya lebih concern pada upaya Winna dalam menghadirkan cerita yang sudah kelewat sering diangkat secara visual itu menjadi cerita tulisan yang mengalir lancar dan enak dibaca.

Secara keseluruhan saya cukup puas dengan novel ini. Hanya, saya sedikit keki dengan banyaknya prokem Amrik dan kalimat berbahasa Inggris dalam novel ini. Apakah novel-novel begini tidak boleh dinikmati oleh orang yang, maaf, belum ngeh dengan bahasa asing? Ataukah, novel-novel begini memang sengaja dikhususkan pada segmen pasar tertentu yang "terpelajar (ngerti bahasa Inggris)"?

Okeydoke, enjoy reading, people!!! (Maksud saya, selamat membaca kawan...)

Sinopsis (cover belakang)
In the world of popularity, being perfect is everything. Kamu adalah pusat perhatian, jadi pastikan kamu memang layak mendapatkannya.

Kamu juga harus mengerti, tujuan tampil sempurna adalah demi dibenci. Di dunia kami, dibenci dan dicemburui adalah sebuah pujian. So true, Dahling! Orang-orang seperti tak bosan bergosip tentang Paris Hilton, tetapi apa yang dia dapat di kemudian hari? Kontrak reality show sendiri dan signature perfume yang dijual ke seluruh dunia.

Cantik itu wajib hukumnya dan kesempurnaan adalah segalanya. Pastikan kau selalu tampil memesona dan bungkam mereka dengan senyuman terbaikmu. Satu kesalahan kecil saja--viola!--bibir-bibir ber-lipgloss itu pasti ramai menghabisimu....


P.S: blog Glam Girls here

1 comment:

  1. unbelievable itu buku ke 2, dan yang ketiga itu reputation

    ReplyDelete