Friday, August 29, 2014

[Posting Bareng BBI] The Chronicles of Audy: 21 by Orizuka

Pekerjaan CINTA...
Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja,
sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R.

Aku sempat berhenti, tapi mereka berhasil membujukku untuk kembali setelah memberiku titel baru: "bagian dari keluarga".

Di saat aku merasa semakin akrab dengan mereka,
pada suatu siang,
salah seorang dari mereka mengungkapkan perasaannya kepadaku.

Aku tidak tahu harus bagaimana!

Lalu, seolah itu belum cukup mengagetkan,
terjadi sesuatu yang tidak pernah terpikirkan siapa pun.

Ini, adalah kronik dari kehidupanku yang semakin ribet.

Kronik dari seorang Audy.


Pengarang: Orizuka
Penyunting: Tia Widiana
Proofreader: NyiBlo
Penerbit: Haru
Tebal: 308 hlm
Harga: Rp57.000
Rilis: Juli 2014
ISBN:9786027742376

Seperti halnya penggemar Audy dan empat cowok keren hasil rekaan Orizuka: Regan, Romeo, Rex, dan Rafael yang ngehits lewat novel remaja The Chronicles of Audy: 4R, saya pun tak sabar menantikan kelanjutan kronik hidup Audy yang penuh warna. Selepas pontang-panting menjadi babysitter sekaligus asisten rumah tangga karena mesti mendapatkan uang untuk biaya kuliah (yang tinggal skripsi), apa lagi yang bakal terjadi pada Audy? Dan apa pula yang akan terjadi pada 4R? Itulah yang kami—saya—tunggu-tunggu jawabannya.  Syukurlah, akhirnya buku kedua dari serial menggemaskan karya Orizuka ini diterbitkan juga oleh Penerbit Haru.

Satu kata: BAGUS!

Saya makin kepincut dengan gaya menulis Orizuka yang lincah campur kocak campur manis campur romantis campur haru ini. Well, ketika kali pertama mencicipi buah imajinasi Orizuka lewat novella duet With You bareng Christian Simamora, saya merasa tulisan Orizuka ‘kalah-telak’ di sana. Wait, ini penilaian subjektif saya, tentu saja. Semua kembali ke selera masing-masing. Banyak, kok, teman saya yang malah lebih suka cerita Orizuka di situ. Tapi, buat saya, tema dan gaya bercerita yang lincah dari Christian Simamora lebih menyedot perhatian ketimbang kisah sedih bin mellow Orizuka di situ. Again, ini soal selera, kok.

Nyatanya, dua kali saya membaca kronik hidup Audy, dua kali itu juga saya jatuh cinta pada gaya menulis Orizuka. Mungkin, setelah ini saya akan mengusahakan untuk membaca tulisan-tulisan Orizuka yang lain, secara saya pun sebenarnya sudah mengoleksi beberapa novel karya Orizuka.

Khusus untuk #Audy21 ini, saya menyukai dari awal hingga akhir. Oke, jujur, jika dibandingkan dengan buku pertamanya, #Audy4R, saya memang sedikit lebih menyukai buku pertamanya. Entahlah, mungkin karena di buku pertama saya masih asing pada cerita dan tokoh-tokoh yang ada, sehingga ketika menjumpai mereka saya kaget-bahagia dan tergelitik untuk menyimak runutan kisah demi kisah. Sedangkan untuk #Audy21 ini saya memang lebih mementingkan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya di atas. Apa yang terjadi pada Audy dan 4R? Lalu, secuil clue yang ada di sinopsisnya makin membuat saya penasaran namun juga dengan gusar menyimpulkan bahwa di #Audy21 ini mungkin kisahnya hanya akan berputar di urusan itu saja. Saya lalu mulai menebak-nebak, dari keempat cowok berinisial R itu manakah yang berani menyatakan perasaannya pada Audy? Saya pribadi mendukung Romeo atau Rex, sih. 

gambar dari: http://m.123rf.com
Satu keputusan bagus yang diambil Ori adalah tidak terburu-buru soal waktu. Yeah, jarak kejadian cerita antara buku pertama dan buku kedua tidak terlampau jauh, ini cukup bagus untuk menjaga pace dari adegan-adegan yang mungkin berulang, misalnya adegan antar-jemput Rafael, memasak, membersihkan rumah, mencuci, dan lain sebagainya. Dengan rentang waktu yang pendek itu, kegiatan harian Audy cukup real ketika ia digambarkan masih merasa bosan atau terbebani.

Juga soal permainan cinta yang mulai menghiasi perjalanan ‘karier’ Audy di rumah 4R, tidak dibuat tiba-tiba. Ori berhasil menuntun saya untuk memahami—dan memaklumi—pada salah satu cowok R yang akhirnya menyatakan perasaannya. Saya ikut larut dalam proses tumbuh-kembang rasa itu. Oh, tentu saja, ada ganjalan-ganjalan tertentu soal mengapa Audy yang sebentar lagi lulus kuliah itu masih juga terlalu culun. Lebih ke gemas, sih, selama membaca bagian-bagian ketika Audy masih meragukan dirinya sendiri. Paling tidak, saya berharap pada sosok calon sarjana ada sisi tegasnya juga. Saya jadi ikutan menyetujui pendapat seorang teman soal pendidikan tinggi di Indonesia. Lha kalau kelakuan sarjana atau calon sarjananya masih labil begitu, mau bagaimana masa depannya nanti? #eaaa #curcol

gambar dari: http://imperfectspirituality.com
Semua unsur yang ada di buku pertama: kocak, romantis, haru, sederhana tapi dalam, masih ada di #Audy21. Terkhusus Rafael atau R4 masih tetap menjadi tokoh favorit. Pada dasarnya saya memang suka cerita yang mengharukan atau sebaliknya kocak kebablasan, maka tak ayal saya menyukai Rafael yang selalu menghadirkan bagian-bagian mengharukan di beberapa tempat dan Romeo yang kelakuannya bikin saya meringis geli.

“Kamu terlalu luas untuk dijelaskan secara singkat (hlm. 292). Kamu adalah entitas yang jadi kelemahan sekaligus kekuatanku; yang membuatku merasa lebih hidup (hlm. 294).”

Dari segi cetakan teknisnya sendiri juga sangat bagus. Saya hanya menemukan tak lebih dari empat atau lima kesalahan ketik. No problem banget itu, ya. Nggak bakal ganggu kenikmatan membaca kisah ini. Pun, saya menyukai kalimat demi kalimatnya. Hampir secara keseluruhannya dalam takaran yang pas.

Pada akhirnya, tak banyak yang saya komplain dari novel ini. Meskipun, sekali lagi, saya lebih menyukai #Audy4R namun secara umum saya tetap menyukai #Audy21. Kalau sudah begini saya cuma bisa bilang, sampai Orizuka-nya sendiri menyerah dan tak lagi menyajikan kronik-kronik hidup Audy lainnya, saya akan dengan setia menanti kelanjutan kisah Audy sampai kapan pun. Mungkin bahkan setelah Audy dan –sensor—menikah dan punya anak, saya akan tetap bersedia membeli dan membaca kisahnya. Thank you, Orizuka, liku-liku kehidupan Audy sungguh membuat saya jatuh cinta. Well done!

Bagian terpenting yang saya tangkap:

“Kamu (Audy) adalah seseorang yang bisa membuktikan, kalau keluarga itu bukan hanya orang-orang yang dihubungkan dokumen. Kamu adalah orang yang dengan ikhlas melakukan hal-hal yang hanya bisa keluarga lakukan, dan itulah kenapa, kamu adalah bagian dari keluarga ini.”
(hlm. 284)

Buat yang belum baca, ayo, enggak usah ragu, buku ini jaminan, deh. Meskipun bisa dibaca terpisah, ada baiknya baca The Chronicles of Audy: 4R terlebih dahulu agar setiap kepingan puzzle kehidupan Audy bisa kamu rasai sehingga kamu lebih asyik membuka lembar demi lembar The Chronicles of Audy: 21 ini. Selamat membawa, tweemans!

My rating: 4 out of 5 star.

Resensi ini diikutkan dalam posting bareng (PosBar) Blogger Buku Indonesia Agustus 2014 untuk tema Buku Baru Indonesia yang terbit tahun 2014. 

6 comments:

  1. Baca reviewnya jadi ngiler pengen beli....

    ReplyDelete
  2. Adin belum punya, ya? Mau saya kirimin? Kalau mau, email alamat kamu ke metropop.lover@gmail.com yaaa...

    ReplyDelete
  3. Aku juga mau doong, Mas Ijul.. :3

    ReplyDelete
  4. aku suka banget nget nget Audy 4R, salah satu buku Orizuka terkeren selain Our Story, bikin aku nangis bengep-bengep bacanya, semoga aja bisa segera baca yang ini, hauhau

    *mau juga dong dibuntelin* =))

    ReplyDelete
  5. wah dr du pngen baca buku ini... ternyata uda ada sekuelnya malahan..
    bang izul aye juga mau donk dikirimin

    ReplyDelete
  6. Mau dong bang.. dibuntelin suka bangeeeeeeeeet nget nget nget Audy 4R, sejleb momennya I For You #TeamBenji #TeamRex

    ReplyDelete