Judul: Another Idol
Pengarang: Delia Angela
Penyunting: Evi Mulyani
Pewajah sampul: Dadan Erlangga
Penerbit: Elf Books
Tebal: 168 hlm
Harga: Rp33.000
Rilis: Agustus 2012 (cet. ke-1)
ISBN: 9786021933510
Hanya jodoh dengan sinyal kuatlah yang dapat mempertemukan dua pasang mata di antara ribuan orang.
(hlm. 145)
Im Joo Yeon sebal bukan kepalang. Bagaimana tidak, seluruh upayanya untuk berdandan habis-habisan demi bias-nya di Perfect Ten, Cho Jong Woon, berantakan gegara bando khusus yang ia siapkan untuk sang idola rusak akibat tersenggol fans P.Ten lain ketika mengantre menonton Super Perfect Show. Namun, semesta seolah berkonspirasi mempertemukan Joo Yeon dengan idola sejatinya. Tak hanya di atas panggung, tapi juga dalam kehidupan kesehariannya.
Joo Yeon jelas galau demi menyadari bahwa Jin Ho-lah yang memberikan geletar aneh di dadanya, bukan Jong Woon. Maka, dimulailah kisah mereka. Fans dan sang idola lain. Sampai suatu ketika, pers mulai mencium hubungan di antara keduanya. Ditambah lagi, adanya kenyataan bahwa Joo Yeon telah dijodohkan dengan Jun Su, anggota Perfect Ten yang lain. Apa yang musti dilakukan Joo Yeon? Apakah ia rela berjuang mendapatkan cinta sang idola? Bagaimana dengan reaksi management Perfect Ten, fans, dan juga media? Simak liku-liku intrik asmara segitiga antara Joo Yeon - Jin Ho - Jun Su dalam novel bersampul nuansa putih bertajuk Another Idol karya Delia Angela ini.
Yesung dan Donghae -- inspirasi sang Penulis |
Sejatinya, saya tak begitu menyukai novel romance dengan benang merah fans-idola, karena cenderung terlalu fiksi. Maksud saya, khususnya bagi saya pribadi, fiksi pun tetap harus menyajikan realita yang mudah diangankan. Nah, cerita cinta yang melibatkan orang ternama, masih menjadi salah satu tema yang sulit saya bayangkan dapat terjadi begitu saja dalam kehidupan sehari-hari. Maka, keinginan saya untuk membaca novel ini maju-mundur tak keruan. Takut terjebak stigma yang sudah saya sematkan sejak awal. Ehm, nyatanya, not bad. Saya cukup menikmati membacanya.
Alurnya memang sederhana. Plotnya pun tak dipaksa pelik. Semua konflik seolah telah disiapkan pilihan jawaban penyelesaiannya. Tinggal para tokohnya, mau memilih solusi yang mana. Bagi pencinta K-Drama, akan dengan mudah jatuh cinta pada dialog dan adegan-adegannya. Bagi saya, ini menjadi sedikit kelemahan, karena saya justru membayangkan adegan-adegan K-Drama. Yah, sedikit mengalami gangguan saja karena saya menjadi sulit mendapatkan keaslian adegan Joo Yeon - Jin Ho.
My Sassy Girl Chunyang -- K.Drama favorit saya! |
Gaya penulisan dan bahasa yang digunakan mudah dicerna. Penulis menuturkan kisah fans berat boyband Korea ini dengan gamblang dan runut serta mudah dimengerti. Seolah ada satu kamera yang secara konstan menyorot Joo Yeon dan kita --pembaca-- menyaksikan dengan instensitas stabil setiap gerak-geriknya. Dan, surpriseeee....ending-nya, ugh, bikin pengen nonjok tembok #eh. Tak pernah terbayangkan jika kisah cinta segitiga yang bikin ketar-ketir ini mendapat kejutan yang begitu 'wow' di akhir ceritanya.
Namun, sayang. Meski saya menikmati membaca novel ini, saya tetap terbelenggu stigma yang saya bangun sendiri. Apalagi, saya bukan tipe fans yang sebegitu ngototnya ingin dekat dengan idola dalam kehidupan nyata. Saya suka The Script, tak lantas saya sebegitu mati-matian mendapatkan tiket konsernya. Saya fans yang sekadar suka mendengar atau membaca karya sang idola. Maka, secara subjektif, kisah dalam novel ini kembali tak berhasil membawa saya melambung dalam kesukacitaan Joo Yeon yang 'secara kebetulan' beruntung terpilih menjadi fans yang punya kesempatan mengenal lebih dekat dan berkencan dengan sang idola.
Nah, ngomong-ngomong soal kebetulan. Saya masih terus memikirkan bagaimana cara Jin Ho menulis memo sebagai tiket masuk Joo Yeon ke back stage. Apakah secara khusus Jin Ho membawa-bawa pulpen dan kertas di atas panggung lalu tertarik dengan seorang groupies-nya lalu menulis memo tersebut? Hmmm, nggak kebayang! Atau apakah dari awal Jin Ho sudah menyiapkan memo tersebut, lalu nanti secara random dia akan memilih salah seorang gadis yang berkerumun di depan panggung? Well, kok ya kayak 'jual murah' gitu si artis, impossible. Nah, di sini saya masih terganggu adegan ini dan saya gagal menemukan titik paling logis darinya.
Jujur, saya terkadang memang butuh membaca novel --meski romance-- yang dipenuhi taburan kata-kata indah yang bermakna sehingga bisa menyentil otak dan saya bisa berseru "oohhhh" di dalam hati lantas saya tulis di mana-mana sebagai quote. Sedangkan novel ini, benar-benar menggunakan narasi seolah-olah ini diary si fans itu, yang ditulis dengan sederhana dan tanpa ornamen fiksi yang kental. Well, ini sekadar soal selera kok. Seperti yang sudah saya katakan, novel ini gampang dibaca dan dimengerti.
Oh, yang terakhir soal karakter. OMAGAD! Seistimewa apakah si Joo Yeon ini sampai-sampai dua anggota boyband paling kesohor di Korea saat ini bisa jatuh hati padanya? Meskipun surprise di bagian ending bisa menjadi justifikasi, belakangan ini saya memang mulai sedikit demanding, mbok ya kalo bikin karakter di novel ini janganlah super-beruntung begitu, kasihlah cela atau kesialan bagi karakternya biar lebih manusiawi dan hidup. Oh, di sini hidup Joo Yeon memang menjadi tak tenang karena diuber-uber media, well, ehmm...menjadi headline media karena punya hubungan dengan artis, bagi sebagian orang, rasanya bukan suatu cela ya...hihi. IMHO!
Baiklah, bagi kamu-kamu yang suka K-Drama atau K-Pop dan pernah membayangkan bagaimana rasanya bisa dekat, menyentuh, bahkan berkencan dengan sang idola, mungkin novel ini akan dengan mudah menghanyutkanmu. Bisa jadi kamu punya perasaan yang sama dengan Joo Yeon.
My rating:
Selamat membaca, kawan!
Haha, too good to be true yak.
ReplyDeleteKayaknya tema fans-idol gini mainstream bgt akhir2 ini. Tapi balik lagi, tergantung cara penulisan dan eksekusi cerita sih.
Aku jadi pengen baca~ ^^
@Oky...atau ntar ikutan kuisnya aja, Oky, mungkin Januari akan dibikin kuisnya...:)
ReplyDelete