Monday, June 22, 2015

[Buku diFILMkan] The DUFF by Kody Keplinger the movie review


Saya sudah sering melihat bukunya, termasuk bahasannya di goodreads atau di blog-blog buku luar, tapi sayangnya saya masih belum tergerak juga untuk membaca buku ini. The DUFF adalah akronim dari The Designated Ugly Fat Friend merupakan buku karangan Kody Keplinger. Judulnya saja sudah menarik banget, ya. Bikin penasaran buat nyari tahu gimana ceritanya, Judul yang catchy dan appealing banget.
Seventeen-year-old Bianca Piper is cynical and loyal, and she doesn’t think she’s the prettiest of her friends by a long shot. She’s also way too smart to fall for the charms of man-slut and slimy school hottie Wesley Rush. In fact, Bianca hates him. And when he nicknames her “the Duff,” she throws her Coke in his face.

But things aren’t so great at home right now, and Bianca is desperate for a distraction. She ends up kissing Wesley. Worse, she likes it. Eager for escape, Bianca throws herself into a closeted enemies-with-benefits relationship with him.

Until it all goes horribly awry. It turns out Wesley isn’t such a bad listener, and his life is pretty screwed up, too. Suddenly Bianca realizes with absolute horror that she’s falling for the guy she thought she hated more than anyone.

Meskipun saya belum juga kesampaian membaca buku ini, hal tersebut tak menyurutkan minat dan niat saya untuk menonton film adaptasinya. Apalagi trailer-nya juga lumayan menjanjikan. Khas remaja dengan bumbu komedi yang cukup kental. Saya suka, pakai bingit!




Tunggu punya tunggu, ternyata film ini tak juga muncul di layar perak tanah air. Dengan alasan sudah enggak sabar lagi, maka saya pun menontonnya di laptop saja.You know what I mean, kan? *nyengir-getir* Entah, apakah film ini akhirnya tayang di bioskop sini atau tidak.


Dan, meskipun tidak buruk-buruk amat, The DUFF juga tidak memenuhi ekspektasi saya. Terlampau biasa, malah. Mae Whitman (oh, yeah, saya ngefans Mae, si pengisi suara Tinker Bell di serial animasi Disney Fairies) tampil memukau, termasuk para pemeran lainnya: Robby Amell, Bella Thorne, Bianca A. Santos, dan lainnya. Akting mereka cukup untuk jenis chick flick macam ini.


Premisnya menarik, tentang seseorang yang menjadi sidekick dari karakter utama yang menonjol dari sebuah geng. Sebagaimana diucapkan Wesley Rush (Robbie Amell), The DUFF tidak secara harfiah menghadirkan sosok berperawakan jelek dan gemuk. The DUFF hanyalah istilah untuk seseorang yang menjadi teman dari seseorang yang populer. The DUFF hanya tidak lebih cantik dan tidak lebih langsing dibanding si teman yang lebih populer. The DUFF dijadikan rujukan bagi para groupies si teman populer itu untuk mengorek informasi apa pun. Hmm, sudah kebayang, kan? Jika belum, silakan tonton filmnya atau baca bukunya, ya.



Seperti halnya drama remaja yang berisi liku-liku pencarian jati diri, pada akhirnya akan menuju ujung yang manis. Kejutan di ending, sebenarnya sudah tertebak pada dua pertiga bagiannya. Pernak-pernik khas film chick flick juga tersebar di sana-sini: adegan make over dengan berganti-ganti pakaian, pesta prom, gencet-gencetan, dan pesta-pesta ilegal di rumah siswa. Selain premisnya yang mumpuni, tak ada hal baru dari cerita The DUFF ini. Jika ada waktu luang dan kepingin menonton film romance remaja ringan, The DUFF cocok buat jadi film nobar bareng gengmu. Tanpa berniat bias gender, tapi film ini memang cocok untuk ditonton geng-geng cewek. 2,5 dari 5 bintang untuk film ini.

SPOTLIGHT!!!

1. Kontroversi pemilihan cast untuk film adaptasi Sunshine Becomes You. 

Seminggu belakangan, menyusul diumumkannya para pemeran utama film adaptasi dari novel berjudul sama karya Ilana Tan, masih mewarnai lini masa akun Twitter @fiksimetropop. Tiga nama sudah diumumkan menjadi pemeran utama: Nabilah Ratna Ayu (member JKT48) sebagai Mia Clark, Herjunot Ali sebagai Alex Hirano, dan Boy Williams sebagai Ray Hirano. Sejak diumumkan pertama kali, tanpa dapat dihindari, terjadi perdebatan panjang antara pembaca buku dan WOTA (penggemar grup vokal JKT48) tentang Nabilah JKT yang akan memerankan karakter Mia Clark. Banyak yang meragukan Nabilah dapat menghayati perannya mengingat umurnya yang masih sangat muda (16 tahun dan baru lulus SMP) dan kemampuannya menjadi balerina. Yang terbaru, masih banyak yang sulit membayangkan seorang Junot (29 tahun) akan beradegan ciuman mesra dengan Nabilah (16 tahun). Well, Chloe Grace Moretz juga baru berumur 16/17 tahun ketika beradegan ciuman bareng Jamie Blackley di film adaptasi novel karangan Gayle Forman, If I Stay, sih. Meskipun, harus juga dibedakan, If I Stay merupakan film young adult sedangkan Sunshine Becomes You merupakan metropop (lebih dewasa).



2. Teaser-trailer film adaptasi buku The Hunger Games: Mockingjay part II by Suzanne Collins.



3. Trailer film adaptasi buku The Maze Runner: The Scorch Trials by James Dashner.



4. Trailer film adaptasi buku Me and Earl and the Dying Girl by Jesse Andrews (di Amerika sudah tayang).



5. Trailer film adaptasi buku Paper Towns by John Green.


4 comments:

  1. Aku ga tau juga knp ga tertarik baca The DUFF walau uda lama masuk TBR list. Padahal 2 buku Kody Keplinger setelahnya aku suka banget. Hehe

    ReplyDelete
  2. aku pengen baca The DUFF, tapi kayaknya g diterjemahin jadi nonton filmnya aja deh :D

    ReplyDelete
  3. @Nana... wah buku yang mana, Na? Aku nyoba baca DUFF dulu, deh, kirakira banyak nggak ya perubahan dari buku ke filmnya...

    @Sulis....hehehe...selamat nonton ya, Sulis :)

    ReplyDelete
  4. wah aku malah gatau kalau The DUFF ada bukunya..udah keduluan nonton di laptop juga :D

    ReplyDelete