First line:
Mama pernah bilang bahwa pagi yang indah berawal dari dapur yang nyaman.
---hlm.7, Chapter: Flare
Apa lagi yang paling menyakitkan dalam pengkhianatan selain menjadi yang tidak terpilih?
Demi mengejar cinta Esa, Ladys meninggalkan karier sebagai fotografer fashion di Seoul dan pulang ke Bali. Pulau yang menyimpan kenangan buruk akan harum melati di masa lalu dan pada akhirnya menjadi tempat ia menangis.
Dias memendam banyak hal di balik sifat pendiamnya. Bakat terkekang dalam pekerjaannya sebagai asisten fotografer, luka dan kerinduan dari kebiasaannya memakan apel Fuji setiap hari, juga kemarahan atas cerita kelam tentang orang-orang yang meninggalkannya di masa lalu. Hingga dia bertemu Ladys dan berusaha percaya bahwa cinta akan selalu memaafkan.
Ini kisah tentang para juru foto yang mengejar mimpi dan cinta. Tentang pertemuan tak terduga yang bisa mengubah cara mereka memandang dunia. Tentang pengkhianatan yang akhirnya memaksa mereka percaya bahwa hidup kadang tidak seindah foto yang terekam setelah mereka menekan tombol shutter.
Demi mengejar cinta Esa, Ladys meninggalkan karier sebagai fotografer fashion di Seoul dan pulang ke Bali. Pulau yang menyimpan kenangan buruk akan harum melati di masa lalu dan pada akhirnya menjadi tempat ia menangis.
Dias memendam banyak hal di balik sifat pendiamnya. Bakat terkekang dalam pekerjaannya sebagai asisten fotografer, luka dan kerinduan dari kebiasaannya memakan apel Fuji setiap hari, juga kemarahan atas cerita kelam tentang orang-orang yang meninggalkannya di masa lalu. Hingga dia bertemu Ladys dan berusaha percaya bahwa cinta akan selalu memaafkan.
Ini kisah tentang para juru foto yang mengejar mimpi dan cinta. Tentang pertemuan tak terduga yang bisa mengubah cara mereka memandang dunia. Tentang pengkhianatan yang akhirnya memaksa mereka percaya bahwa hidup kadang tidak seindah foto yang terekam setelah mereka menekan tombol shutter.
Judul: Rule of Thirds
Pengarang: Suarcani
Editor: Midya N. Santi
Proofreader: Mery Riansyah
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 280 hlm
Rilis: Januari 2017
Harga: Rp68.000 (promo diskon 50% di @hematbuku)
ISBN: 9786020334752
My rating: 2,5 out of 5 star
Saya hepi banget pas di pengujung Desember 2016 kemarin, Gramedia mempromosikan empat #novelMetropop baru yang akan dirilis di bulan Januari 2017. Ada Yes I Do But Not With You (Shandy Tan), Rule of Thirds (Suarcani), Lost & Found (Fanny Hartanti), dan Some Kind of Wonderful (Winna Efendi). Akhirnya, banyak lagi yang meramaikan rak buku #novelMetropop.
Sejauh ini saya sudah membaca dua di antara empat novel itu, Yes I Do dan Rule of Thirds ini. Agak kecewa, karena dua novel itu ternyata gagal mengimpresi saya. Semoga saja dua sisanya yang lain bisa membayar kekecewaan saya. Terlebih nama Fanny Hartanti dan Winna Efendi adalah dua nama yang cukup familier untuk selera bacaan saya.
Sejujurnya, Rule of Thirds berhasil menghanyutkan saya hingga seratusan halaman awal. Bab pertama menjanjikan karakter Ladys yang memukau tapi membumi dan Dias yang dingin tapi lembut. Ditambah antagonis pujaan: playboy tampan yang pintar merayu. Gaya tulisan Suarcani juga oke. Pada beberapa bagian tampil cukup efisien dan witty, sementara pada bagian lain berhasil menyampaikan hal-hal teknis seputar fotografi menjadi narasi yang luwes.
Rule of Thirds merupakan salah satu istilah dalam dunia fotografi. Dan, fotografi memang menjadi latar belakang keseluruhan kisah Ladys dan Dias ini. Buat yang suka fotografi, novel ini bisa jadi sarana rekreasi. Sedangkan untuk yang lain, novel ini bisa memberi pengetahuan baru seputar dunia fotografi. Beberapa bagian sangat teknis, beberapa bagian lainnya lebih emosional.
sumber: bridestory.com, foto pre-wedding Olla Ramlan-Aufar oleh Diera Bachir yang juga disebut di dalam Rule of Thirds |
Sayangnya, selepas itu tingkat kenikmatan saya menurun hingga sampai titik jenuh. Konfliknya yang mestinya bisa menjadi gong yang dramatis malah jatuh ke tingkat drama-sinetron. Sudah begitu, ada belenggu cinta segi lima di sini. Meh! Cinta segi tiga saja sudah bikin eneg, apalagi segi lima, ya? Huhuhu. Enough... pleaseee... huhuhu...
Padahal (juga), subkonfliknya banyak lho. Ada dari sisi keluarga Ladys (sinetron), ada dari sisi keluarga Dias (sinetron lagi), ada dari sisi keluarga Esa (lebih sinetron lagi), dan subkonflik haha-hihi dari rekan kerja Ladys dan Dias. Subkonflik yang kelewat padat itu nyatanya malah membuat Rule of Thirds gagal melarutkan saya dalam emosi yang seharusnya. Pada salah satu chapter di dua per tiga bagian novel saya hampir saja menyerah dan langsung melongok halaman belakang untuk tahu ending-nya. Namun, saya menguatkan diri (meski tetap men-skip beberapa bagian) sampai saya meyakinkan diri sendiri bahwa saya berhasil menuntaskan-baca novel ini. Yay me!
Kelemahan utama dari Rule of Thirds, menurut saya, adalah karakter yang tak begitu kuat. Seratusan halaman pertama yang begitu menjanjikan tidak dijaga dengan cukup baik hingga karakter para tokohnya "berguguran" satu demi satu. Mungkin, secara tak sadar, saya adalah pemuja novel bertipe character driven story, jadi begitu para tokoh pada sebuah novel berhasil menjerat saya maka saya dengan bahagia membaca lembar demi lembar halamannya. Dan, itu tak saya dapat dari novel ini.
Menyoal setting lokasi. Well, kebetulan banget, ya, saya sedang berencana pengin ke Bali, eh nemu novel ber-setting Bali. Kami berjodoh, hahaha! Saya sudah dua kali begini. Dulu sebelum ke Singapura, saya pun menemukan satu novel ber-setting Singapura, dua minggu sebelum saya terbang. Sayang seribu sayang, kali ini setting Bali-nya hanya disebut saja, tidak menjadi latar budaya yang memperkuat jalannya cerita. Yang jadi pertanyaan, dari banyaknya tokoh adakah yang asli Bali? Mestinya ada, ya. Soalnya ada yang dipanggil Bli oleh kedua tokoh utama. Sayangnya (lagi), nuansa Bali tidak tampak dari interaksi antartokohnya. Secuil kosakata bahasa Bali pun jarang digunakan (atau malah enggak ada, ya?).
sumber: Flickr spintheday, suasana Pasar Badung, salah satu setting lokasi di Rule of Thirds |
Overall, 'lil bit disappointment for me. Too much drama. I looove drama. Tapi, drama yang di sini agak keterlaluan. Buat kamu yang pengin baca cerita ringan tentang menemukan cinta yang sesungguhnya berbalut nuansa wawasan baru (tentang fotografi) dengan setting lokasi yang berbeda (di luar Jakarta), maka Rule of Thirds bisa jadi pilihan bahan bacaanmu minggu ini.
End line:
"Aku sayang kamu. Sayang sampai mati."
---hlm.278, Chapter: Epilog
0 komentar:
Post a Comment