Friday, April 10, 2020

[Resensi Novel Metropop] Second Chance by Flara Deviana

First line:
Flavia Chandra Netta

KERETA API berhenti sempurna di depanku. Orang-orang menjadi sibuk untuk masuk lebih dulu, padahal setiap orang sudah memiliki nomor kursi yang pasti.
---hlm.5, Prolog

Kehidupan Flavia diisi utang tak berujung, kerja dari pagi ketemu pagi. Tiba-tiba dia mendapatkan kesempatan melunasi semua itu ketika ditawari pekerjaan bergaji besar yang tugasnya cuma menjadi pengasuh sepasang anak kembar. Masalahnya, majikan Flavia adalah duda bertato umur 28, berparas dingin, dan galak pada anak-anaknya sendiri. Ketimbang jadi pengacara, majikannya itu lebih cocok jadi mafia.

Raynaldi tidak merasa damai di kantor, apalagi di rumah dengan anak-anaknya yang sering menangis dan buat ulah. Setiap hari, dia menghadapi predikat pernah hamilin anak orang, suami yang gagal, dan ayah yang payah. Tiba-tiba datang pengasuh baru bernama Flavia, yang belum apa-apa sudah bikin banyak aturan tentang bagaimana Ray harus memperlakukan anak-anak.

Flavia mulai menjamah banyak wilayah berbahaya dalam hidup Ray dan bikin cowok itu hampir sinting. Tapi, sialan, tampaknya Ray jatuh cinta pada cewek sok ngatur ini.

Judul: Second Chance
Pengarang: Flara Deviana
Editor: Ruth Priscilia Angelina
Penyelia naskah: Vania Adinda
Ilustrasi sampul: Sukutangan
Penata letak: Bayu Deden Priana
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 296 hlm
Rilis: Maret 2020
My rating: 3,5 out of 5 star

Finn

Tahun ini memang serbatumben buat saya. Beberapa #novelMetropop terbitan tahun 2020 kok tumben berhasil saya baca berdekatan dengan tanggal rilis resminya, melalui Gramedia Digital. Beberapa, tentu saja, enggak semuanya. Salah satunya Second Chance karya Flara Deviana ini. Dan, novel ini menjadi salah satu yang saya baca di awal bulan Maret 2020 pada masa #WorkFromHome kemarin.

Melihat sampulnya, saya langsung kepikiran novel-novel Adult-New Adult romance dari luar negeri: tatoan, berandalan, seksi, vulgar, dan kemungkinan menjurus erotis; well... enggak sepenuhnya benar. Hahaha. Enggak senakal itu, ternyata. Tapi, kalau ini novel luar, sampulnya bakal seperti ini mungkin:

dipinjam dari: https://www.feelthebook.com/
Fortunately, saya suka gaya menulis dan diksi yang digunakan Flara, eh Flavia, eh Flara, eh... (believe me, saya keblibet nganggap Flavia si tokoh adalah sama dengan Flara sang pengarang ). Karenanya, saya cukup menikmati rajutan kisah yang tertuang di novel ini. Namun, TYPO-nya YANG ASTAGADRAGON KENAPA SIH SEGITU BANYAKNYA, BIKIN SENEWEN BACANYA SAMPAI AKHIR. BENERAN KESEL, man! Kalau kamu pengin senewen juga, saya sertakan daftar typo-nya di bawah, ya.

Sekilas, Second Chance mengingatkan saya pada Topsy-Turvy Lady-nya Tria Barmawi. Iya, iya, saya tahu, nggak seru deh setiap resensi kok membanding-bandingkan satu buku dengan buku lain. But, I just can't help myself mentioning it. Ya, karena agak mirip, mau gimana. Maafkan!

Premis cerita ya plek-ketiplek sama yang ada di blurb/sinopsis novel ini. Flavia yang terlilit utang, pontang-panting kerja sana-sini, akhirnya mendapat titik terang untuk segera melunasi utangnya ketika menerima tawaran mengasuh anak kembar seorang duren (duda-muda keren) yang bersedia membayar gaji bulanannya melebihi gajinya sebagai pengasuh di daycare saat ini. Namun, iming-iming bayaran sebesar itu ternyata membawa petaka sendiri buatnya, terlebih ketika Ray, majikannya yang ganteng bertato itu, menyatakan jatuh cinta kepadanya.

via GIPHY
Sejujurnya proses pembacaan saya atas novel ini lancar saja, yang artinya secara jalan cerita Second Chance cukup membuat saya tertarik. Namun, SELAIN TYPO-nya YANG ASTAGADRAGON itu, ada bagian yang bikin saya merengut dan turned off. Misalnya ketika dikisahkan salah satu dari si kembar terkena sakit cacar, Flavia main-main peluk dan elus dan pegang saja. Well, sependek yang saya tahu, cacar (di novel ini nggak disebutkan jenis cacar apa, saya asumsikan cacar air) sangat gampang menular.

Mudah Menyebar dan Lebih Sering Diidap Anak-Anak
Melansir WebMD, penyakit ini lebih umum menyerang anak-anak, tetapi orang dewasa juga bisa mendapatkannya. Gejala tanda cacar air adalah ruam kulit yang gatal dengan lepuh merah. Selama beberapa hari, lepuh muncul dan mulai bocor, dan di situlah virus dengan mudah menyebar, bahkan melalui udara. Seseorang bisa mendapatkan virus dengan menghirup partikel yang berasal dari lepuh cacar air atau dengan menyentuh sesuatu di mana partikel mendarat.

Oleh karena itu, kamu harus menghindari kontak langsung dengan pengidapnya. Virus akan berhenti menyebar saat lesi berubah menjadi kerak. Cacar air paling menular dari 1 hingga 2 hari sebelum ruam muncul sampai semua lepuh kering dan berkulit.--mengutip dari halodoc
Yah, semoga ini bukan plot-hole, ya. Cuman semacam kurang informasi saja, karena memang tidak dijelaskan sudah berapa lama si anak menderita cacar atau sudah dibawa ke dokter apa belum dan bahwa semua orang dewasa di rumah itu sudah kebal sama cacar. *cmiiw kalau ternyata saya salah/selip baca adegannya, sebagian sudah telanjur kesel karena TYPO-nya YANG ASTAGADRAGON BANYAK BANGET itu, sih. Huh.

Saya juga sempat keki sama instalove antara Flavia-Ray, ternyata ada plot twist di paruh bagian akhir yang menjelaskan hal tersebut. Syukurlah, karena saya mulai sebal sama cerita yang gampang banget jatuh cintanya, dan cepet pula. Sementara adegan yang membuat saya turned off justru di puncak konflik. Oke, oke, saya mengerti perasaan Ray, tapi kayaknya ya agak berlebihan sih emosinya itu sampai membuat Flavia menjauh. Seriously, I hate that part. Well, saya terima plot twist yang menjelaskan mengapa Ray menjadi seperti itu pada mantan istri dan kakaknya, tapi untuk alasan menjauhkan Flavia dari jangkauannya (setelah susah payah mendekatinya)? Nope, kurang greget menurut saya.

via GIPHY
Overall, for me, Second Chance menyajikan kisah yang asyik untuk diikuti dengan gaya menulis dan diksi yang pas untuk selera saya. Meskipun tak terlalu kuat di departemen pembangunan karakter, saya cukup menyukai Flavia, jalan hidupnya yang sinetron banget berhasil dikemas Flara sehingga menimbulkan keharuan yang tak dipaksakan. Buat kamu yang lagi nyari-nyari tambahan bacaan, silakan dicoba, ya.

Topik bahasan:
1. Trauma masa lalu
2. Drama keluarga
3. Majikan dan karyawan
4. Profesi: pengacara dan pengasuh anak (babysitter)
5. Setting: Serpong, Jakarta, dan Yogyakarta

Daftar typo (sudah lamaaa lho saya nggak buat beginian):
10: pertengkaraan
15: menghasihani
20: proposional
21: tersetak
31, 37, 38: Bu Shinta
38: intruksi
38: keduanya .
39: kedunya
44: kalau pun
45: Benton Juction
46: di tambah
46: ritlesing
47: diturti
47: menelpon
55: baik.... ataupun
58: menangangi
58: baik... apalagi
60: keppuasaan
61: tapi Itu masalah...
62: kerjasama
63: Tante Di atau Tante Ia?
63: memikiran
64: pembicaranku
66: 45 menit.... awal kalimat
68: ...tidur Yang...
70: menyelemuti
71: Bi Mar
74: berususan
77: mercerna
79: kemanusian
81: kenapa tiba-tiba jadi Mbak Ia
90: terbersit
107: karena dari itu
108: menggangu
117: meletakannya
117: kegirang
117: pelukkan
120: membututi
123: teriakkan
127: kesedihaan
127: mencengkram
132: Uudah
132: menggangguk
132: semakuk
133: download kursif
135: bekecamuk
139: day care kursif
142: lost control kursif
142: kata Papa tanpa titik
144: mangangguk
147: menyetil
152: menggangguk
154: menujuk
158: jangkuan
158: berterbangan
161: keberanarannya
167: mempengaruhi
168: Bibi ...konsistensi Bibik
169: mengisyratkan
170: wortel, bawang dan sosis207: 3
170: mencapur
171: ngantuk... mengantuk
172: nakal." bisiknya
172: Aku berbaring (di) sebelah Olin
173: baik si kembar ataupun
178: perpisahaan
186: Thats bullshit... kursif
189: perpisahaan
193: perubahaan
197: TV, teve, televisi...
199: menyeterika
202: Sori, Sori,
203: pelariaan
204: mendudukan
204: tersetak
207: 3... tiga
208: paru baya
208: Bu, Ibu... Mila, konsistensi
208: notes kecil.... kbbi
209: mencapur
209: perwarna
210: cookies... kursif
210: kerusakaan
212: semetara
212: kastil... kastel
213: ujung ujung hidungnya
215: kecapekaan
216: mengacingkan
218: Fidela... Arkana...
221: pinguin
221: balas membalas
227: tolet
228: menaikkkan
241: akhinya
242: Bu mila
246: teriakkan
247: Gua
255: mengahafal
255: Bi Mar....
257: menggengam
259: mengeyahkan
262: kepergiaan
263: kerugiaan
273: persedian
273: penyanggah?
274: Gue terus menangis .
276: pesiun
276: malprktik
282: membucah
288: keadilaan
290: tetang

Selamat membaca, kamu.

End line:
Buat gue. Membangun kehidupan bersama Flavia dan anak-anak, itu masa depan.
---hlm.290, Epilog

0 komentar:

Post a Comment