Wednesday, April 22, 2020

[Resensi Novel Metropop] The Player (Pentagon Series #4) by aliaZalea

Aku diundang ke pernikahan sahabatku, dan di situlah aku akan bertemu untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun dengan cinta matiku, yang menolakku mentah-mentah. Itu seperti mimpi buruk. Sayangnya, itulah hidupku, Hanna. Tapi aku ingin menunjukkan kepada cowok itu bahwa aku sudah melupakannya. So what kalau aku harus dibantu Pierre, si playboy, personel boyband yang digilai kaum wanita? Aku yakin rencana ini aman, karena toh Pierre bukan tipeku, dan aku jelas bukan tipenya. Kami hanya perlu melakukan ini beberapa hari, dan setelah itu kami bisa melanjutkan hidup masing-masing.

Player, itulah julukan banyak orang untukku, Pierre, karena tidak ada orang yang tidak mencintaiku. Tapi mereka salah, karena ada satu orang yang sepertinya tidak peduli sama sekali padaku. Cewek seksi yang mengabaikanku karena dia tergila-gila dengan cowok lain. Aku tidak bisa membiarkannya seperti ini, dan aku hanya memiliki beberapa hari untuk mengubah perasaannya.

Judul: The PLayer (Pentagon Series #4)
Pengarang: aliaZalea
Penyunting: -
Penyelaras aksara: -
Perancang sampul: -
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 320 hlm
Rilis: 07 April 2020
My rating: 4 out of 5 star

The Player (Pentagon Series #4)

WOW, just WOW. Itulah kesan ketika saya akhirnya sampai di halaman terakhir dan log-out dari Gramedia Digital. Memang tidak sampai membuat saya book-hangover, tapi The Player tampil stand-out dibanding tiga buku sebelumnya (dari Pentagon Series) dan membuat saya bertanya-tanya, "INI BENAR YANG NULIS aliaZalea?" One of the best from her like since... forever? Hahaha, kiddin'.

Well, saya mungkin jadi pengecualian di antara sekian banyak pembaca yang justru menyukai buku keempat dari Pentagon Series ini, karena kalau dilihat dari laman goodreads (per 21/04/2020) dari buku ini justru banyak yang kecewa (kayaknya). Dibanding tiga buku sebelumnya yang sudah terbit, rating The Player yang paling rendah.


Oiya, buat yang belum tahu, Pentagon Series adalah serial novel terbaru karya aliaZalea setelah lepas dari novel-saling-berkaitan-mulai-dari-MissPesimis-sampai-DirtyLittleSecret beberapa tahun silam. Buku kesatunya--Boy Toy, terbit tahun 2017, disusul buku kedua--The Wanker, terbit tahun 2018, buku ketiga--Bad Boy, terbit tahun 2019, dan buku keempat--The Player, baru saja rilis terbatas secara digital (akibat wabah Covid-19) di platform Gramedia Digital.

aliaZalea bisa dibilang salah satu "selebritas" di kalangan pembaca #novelMetropop. Buku-buku yang ditulisnya selalu laris manis. Tak salah jika namanya bisa disejajarkan dengan Ilana Tan, Ika Natassa, dan Karla M. Nashar, sebagai best-seller genius di dunia permetropopan. Meskipun cenderung hit-and-miss, saya mengupayakan untuk selalu membaca apa pun tulisan aliaZalea.


via GIPHY
Buku dengan latar belakang gemerlap dunia bintang: artis, bintang film, penyanyi; dengan plot seputar kegemerlapan dunia mereka menjadi salah satu jenis yang sebenarnya saya hindari. Dunno, saya merasa tak pernah bisa terhanyut dalam arus pemujaan fans pada idolanya. Saya selalu men-judge, "Alah, pasti ceritanya ya si bintang yang so shiny lalu karakter lawannya yang kalau nggak fans-to-be-lover ya haters-to-be-lover," dan cenderungnya pada beberapa buku yang saya baca selalu begitu. Makanya ketika seri ini diluncurkan pun, saya tak memasang ekpektasi kelewat tinggi. Benar saja, saya tergagap-gagap ketika membaca Boy Toy (sempat DNF), The Wanker, hingga Bad Boy. Bahkan Bad Boy membuat saya bad mood di separuh bagian akhir novelnya, hingga hanya sanggup memberinya rating 2,5 bintang.


via GIPHY
Namun, ketika The Player secara mendadak diumumkan telah beredar di tengah-tengah ketidakpastian situasi akibat wabah Covid-19, saya tak banyak pertimbangan langsung mengunduhnya di Gramedia Digital dan berhasil membacanya cepat, TANPA niatan DNF. Dan... WOW, setelah halaman terakhir, saya dengan mantap menyematkan 4 bintang untuk me-rating buku ini. What a ride!

Seperti yang saya bilang, saya jadi segelintir pembaca yang suka banget The Player. Banyak yang komplain soal flashback kisah masa lalu Pierre yang kelewat banyak sehingga porsi masa kini yang menyoroti hubungan Pierre-Hanna menjadi terbatas. Me: I don't. Saya merasa, porsinya cukup, kok. Satu, karena adegan flashback dibuat bergantian dengan adegan masa kini, tidak seperti di Bad Boy misalnya, yang langsung dibuat menjadi bagian tersendiri. Dua, adegan flashback itu sangat penting untuk membentuk citra Pierre dan membangun konflik utama dalam novel ini. Oiya, saya tak bisa bilang novel ini representasi LGBTQ dan saya nggak mau bilang istilah khususnya karena itu akan jadi spoiler. Kalau kamu penasaran banget, langsung coba baca saja, ya. Cuma yang sempat kepikiran, apakah aliaZalea mengangkat isu seksualitas itu setelah nonton serial Sex Education di Netflix? Hmmm...

pinjam gambar dari: impawards.com
Saya memang agak shock mendapati plot yang sedemikian kontroversial pada novel ini. Sepanjang membaca buku-bukunya aliaZalea, saya justru mendapati kesan beliau agak menghindari menuliskan hal-hal yang menyerempet isu seksualitas semacam ini--for whatever reasons? Iya, kan? Adakah karakter LGBTQ dari novel-novel aliaZalea sebelumnya? Saya kok agak yakin nggak ada, ya.

Maka, saya cukup kaget mendapati isu itu menjadi premis utama untuk novel ini. Kalau saja novel ini terbitan luar, mungkin akan banyak yang mengategorikannya sebagai: diverse book; buku yang memberikan representasi pada isu-isu minoritas yang selama ini jarang diangkat pada dunia penerbitan mainstream. Setidaknya The Player membawa representasi untuk dua isu penting yaitu isu seksualitas dan love yourself--body shaming; yang kebetulan juga sempat viral beberapa waktu lalu. Ingat postingan "Self-Love" by Tara Basro kapan hari itu?

pinjam gmabar dari: cantik.tempo.co
Entahlah, apakah isu seksualitas tersebut yang membuat banyak pembaca tidak nyaman membaca buku ini. Namun, buat saya, buku ini justru berhasil memikat dari awal hingga akhir. Selain representasi yang dibawakannya, saya suka sekali bagaimana aliaZalea menghidupkan karakter Hanna. Saya lupa, apakah saya pernah menyukai salah satu dari banyaknya karakter yang pernah dibuat aliaZalea, tapi Hanna is my all-time favorite character by far. Kontradiksi yang coba dihadirkan pada tokoh Hanna benar-benar menyentuh level yang pas: tertekan karena body shaming, tapi pada saat yang sama juga tampil percaya diri dan ceplas-ceplos. I really-really adore her, SO MUCH!

Satu yang juga menjadi concern penting di novel ini adalah inkonsistensi fakta dari tokoh Adam-Ziva. Sependapat dengan Dita Rizqie Siswojo di goodreads, seingat saya juga agama Adam-Ziva disebutkan/dideskripsikan Islam, kenapa di novel ini jadi Katolik? HAH? It's a big disappointment. CMIIW.



Overall, for me, The Player menjadi salah satu favorit saya dari aliaZalea, nggak hanya dari semua buku di Pentagon Series, tapi juga keseluruhan buku-buku aliaZalea. Selain representasi yang begitu kuat di isu seksualitas dan self-love, saya juga bertemu karakter favorit saya yang pernah ditulis aliaZalea. Namun, satu dan lain hal, saya tetap belum siap memberikan 5 bintang, termasuk kekecewaan pada sisi inkonsistensi yang muncul. It's such a big plot-hole, kalau beneran kejadian.


via GIPHY

Topik bahasan:
1. Seksualitas
2. Wedding crasher
3. Self love--body shaming
4. Profesi: anggota boyband dan -
5. Setting: Yogyakarta dan Jakarta

Tambahan, buat kamu yang baru mau mulai baca Pentagon Series, sebaiknya jangan langsung ke buku keempat ini. Well, meskipun buku-buku di serial ini bisa dibaca sendiri-sendiri (as standalone novel), menurut saya The Player menyimpan banyak spoiler dari buku ketiga, Bad Boy, mengingat peristiwa penting di novel ini merupakan kelanjutan dari kisah di buku ketiga.

Selamat membaca, kamu.

1 comment:

  1. hi mimin, di ig nya aliazalea (https://www.instagram.com/p/B-rR2IfgHU3/?igshid=xio4mmm9gkse ) ada pembaca yg bertanya tentang loophole agama adam ziva dan dijawab oleh author ��

    ReplyDelete