Mungkinkah Nania jatuh cinta pada impian yang ia ciptakan sendiri? Mungkin. Nania hidup dalam kesepian panjang, di antara Papa, bintang televisi yang sangat tenar, dan Mama, ibu yang hancur karena ketenaran suami. Nania mencari cinta dalam puisi-puisi yang ia tulis, sampai ia jatuh cinta pada sosok yang ia ciptakan, seorang Pangeran Kertas yang berhati putih, yang bisa menerima keluh kesah apa pun dari Nania, yang di dadanya Nania bisa menumpahkan tinta kata-kata. Apa yang terjadi ketika Pangeran Kertas menjadi kenyataan? Mereka berdua beradu kata-kata indah di bawah rembulan, beradu tatapan mata bertukar cinta.
Bagaimana jika pangeran impian berhadapan dengan pangeran lain yang lebih nyata? Mana yang harus dimenangkan, impian atau kenyataan? Nania semakin digempur oleh dua pilihan, sangat membingungkan. Salah satunya selalu menyembuhkan ketika yang lain menyakitkan. Mana yang menyakitkan, impian atau kenyataan? Puisi-puisi Nania semakin mengalir ke hamparan kertas.
Nania berdiri di depan megahnya Taj Mahal, monumen cinta paling abadi di muka bumi, merasakan betapa beruntungnya dihujani cinta dan kasih sayang. Nania pun terseret ke Yogyakarta, tempat benteng-benteng tua yang bertahan melalui dera kenangan masa lalu. Mencintai dan dicintai. Impian dan kenyataan. Pilihan yang sulit namun tetap harus diambil, lalu suatu hari nanti pilihan tersebut akan menjadi kenangan berair mata.
Hmm, kalau dari sinopsisnya, sih, ini seperti seseorang yang punya teman imajiner, ya? Tampaknya bakal cukup banyak drama di kehidupan si tokoh utama, Nania. Lalu di paragraf terakhir ada beberapa setting tempat, bisa jadi novel ini pun tidak ketinggalan ikut menyelipkan cerita traveling di antara kisah cinta Nania, pangeran impian, dan lelaki yang mencoba menjadi pangeran nyata di kehidupannya.
Sekilas, ini misinya hampir mirip Surga Retak alih-alih tetralogi fashion, ya. Saya jadi agak khawatir makin kehilangan citra Bang Dean yang begitu saya sukai di novel debutan beliau, tetralogi fashion. Pada beberapa hal saya memang lebih menyukai novel dengan gaya tutur yang lincah dan menggemaskan, hehehe. Maklum, Surga Retak saja belum kelar saya baca hingga sekarang. Fans macam apa saya ini. Hmm, ditunggu saja berarti.
Pangeran Kertas setebal 224 halaman ini direncanakan rilis bulan Oktober 2014.
Haduuhhh.... siap2 nih :D
ReplyDeleteHarus menabung biar pas rilis langsung beli. Suka banget sama gaya bercerita Bang Dean
ReplyDeleteAku juga penggemar bang dean dan beli surga retak sama pangeran kertas gara2 kangen baca tulisannya. Cuman yg pangeran kertas memang mengecewakan.
ReplyDelete