Judul: Facebook on Love
Pengarang: Ifa Avianty
Penerbit: PT Lingkar Pena Kreativa
Genre: Romance-Comedy, Chicklit
Tebal: 274 halaman
Harga (Toko): Rp48.000
Rilis: Juli 2009 (cet. 1)
Yeah, awalnya benci lalu jadi suka. Kalimat tersebut bisa menggambarkan dua hal sekaligus selepas saya selesai membaca karya kesekian dari Ifa Avianti, novelis produktif yang aktif dalam komunitas Forum Lingkar Pena ini, yaitu novel urban modern bertajuk Facebook on Love. Pertama, bila dirangkum dalam satu kalimat, setidaknya sebagian besar isi dari novel berlatar belakang situs komunitas yang sedang populer saat-saat sekarang ini, facebook, bisa diwakili oleh kalimat tersebut. Kedua, perasaan saya juga secara (hampir) tepat dapat digambarkan dengan kalimat tersebut begitu mencapai lembar terakhir novel fiksi terbitan Forum Lingkar Pena Publishing House ini.
Awalnya, saya memang tidak terlalu antusias mengikuti alur yang diciptakan Ifa ini, termasuk gaya “mendongeng”nya. Scene pembukanya pun agak canggung, menurut pendapat pribadi saya. Dua orang yang hanya berhubungan lewat dunia maya bisa berseteru sebegitu dramatisnya??? Hmm…agak-agak lebay, ya…. Pun, kemudian saya menjadi teringat dengan adegan pembuka yang hampir mirip dengan novel favorit saya karya Wiwien Wintarto berjudul Say No To Love. Chaos hari pertama kerja dan posisi bos yang pewaris perusahaan dan baru menjabat sudah cukup bagi saya untuk mendesah….yah, nggak bisa pake adegan ama suasana laen yakk???
Untunglah saya tak lantas mutung. Saya mencoba dan mencoba untuk terus mencari titik-titik penyejuk yang memungkinkan saya untuk setidaknya betah hingga lembar halaman pamungkasnya. Kapan saya kemudian menemukan alasan yang tepat untuk menyukai novel ini, saya sendiri tak sadar. Mendadak saja saya sudah tekun membolak-balik halamannya. Dan, tak terasa halaman terakhir juga selesai saya baca. Hmm…
Pada bagian pengantar Ifa menuturkan bahwa dia sebenarnya mendambakan novelnya ini dibuat dengan format settingan facebook secara full. Namun, sulit katanya. Saya sendiri mafhum. Karena tampilan model begitu pasti agak susah memberikan ketepatan detail karena bahasa yang digunakan cenderung bahasa percakapan yang sudah pasti mempersempit ruang improvisasi. Belum lagi, jika sentuhannya kurang halus, maka akan jatuh pada sebuah tulisan yang membosankan.
Soal penyajian facebook-nya sendiri menurut saya agak-agak “kurang-nyata”. Saya sih lupa, apakah tokoh Dea dan Fadli (aktor utama dalam novel ini) disebutkan jumlah friend yang terdaftar dalam friendlist akun mereka. Hanya kurang logis saja menurut saya jika selama update status masing-masing (yang selalu berbalasan) tidak ada satu pun friend yang bukan dari kantor mereka yang memberikan komentar. Ini menjadikan adegan percakapan dalam tampilan facebook kurang real. Tidak hidup. Paling tidak kalau ditampilkan satu-dua nama friend yang bukan dari tokoh yang turut diceritakan dalam novel, tampilan facebook-nya saya pikir akan lebih “nyata”.
Saya adalah orang yang cenderung mudah percaya dengan sesuatu, bahkan cerita fiksi dalam novel/drama sekalipun. Begitu juga ketika membaca novel ini. Rasanya tak henti benak saya memproduksi beragam kalimat tanya menyangkut beberapa hal yang mengharapkan jawaban berupa fakta (yang dapat dipraktikkan dalam kehidupan nyata). Semisal, apa benar kalau kita menemukan bayi terus tanpa mengurus dokumen apapun sudah langsung bisa mengakui anak itu sebagai anak kita yang sah?
Overall, saya suka dengan novel ini. Ditegaskan, suka banget! Apalagi dengan beberapa surprise yang disiapkan Ifa dalam waktu-waktu yang tidak terduga. Termasuk ketika menjelang ending. Klimaks novel ini benar-benar dramatis. Dan, mengharukan. Salut!
Selamat membaca!
Betewe, Facebook on Love kalo di-Indonesia-in jadi apa sih? Cinta dalam Fesbuk? Fesbuk dalam Cinta? Cinta atas Fesbuk? Cinta di Fesbuk?...maklum, bahasa Inggris gua parah bangeddd!!!
Sinopsis (cover belakang)
Gara-gara Facebook, Dayana dan Fadli akhirnya bertemu di dunia nyata. Takdir membawa Dayana alias Dea, si imut, anggun, cuek tapi memiliki sifat pembangkang tingkat tinggi itu ke sebuah penerbitan yang dipimpin oleh Fadli, pria tampan bergaya aristokrat yang dikenal sebagai bos killer.
Pertengkaran dan perdebatan bergulir. Pemberontakan dan sikap keras Dea malah menyulut ketertarikan di hati Fadli, si Hantu Facebook. Hingga suatu hari, si bos menemukan dua bayi kembar terdampar di aprking lot, dan memungutnya.
Lalu siapa yang bakalan dijadikan ibu bagi bayi ini? Apa mungkin Dea, si Miss Hepburn wannabe yang sebenarnya keibuan itu?
Gempuran masa lalu Fadli juga kembali datang menyergap. Jalinan cinta kedua insan itu rupanya memang nggak semulus menulis status di Facebook.
sukaaa banget sama facebook on love
ReplyDeletejatuh cinta sama gaya bicaranya..
urban life style banget
like this... !!!!
Ceritanya kereeeeen (y)
ReplyDelete